Chapter 66

326K 14.6K 460
                                    

Dera keluar dari kamar dengan wajah ceria sudah siap dengan baju pergi dan hoodie kebesarannya, yang sekarang sudah pas karena besar perutnya. Dia juga mengenakan celana jeans ketat dan menjinjing tas kecil di bahu kirinya.

Pergi membeli hadiah untuk ulang tahun Gerald, membayangkannya saja sudah membuat Dera bersemangat.

Dera bukan tipe orang yang suka keramaian, dia adalah seorang introvert tapi dia tidak susah berkomunikasi dengan orang lain, hanya dia terkadang tidak ingin saja. Mungkin masa remajanya tanpa teman karena sekolahnya sama dengan milik Ellena, tapi kalau tidak dengan perempuan itu, mungkin Dera akan jadi anak populer sekarang. Anak populer yang sesudah bel keluar dari sekolah pastinya akan kembali menyendiri di kamarnya.

Tapi kalau semuanya berjalan seperti itu, dia tidak akan bertemu Gerald sekarang.

Pikiran itu membuat Dera tersenyum malu. Dia lalu berjalan ke lantai satu untuk menemui Gerald dan Rian. Saat Dera masuk kamar tadi, Gerald sedang berbicara serius entah dengan siapa di balik teleponnya. Dera berharap tidak ada masalah yang terjadi, apalagi jika masalahnya dengan Ellena. Dera berharap kalau Ellena akan beraksi tolong nanti saja sesudah ulang tahun Gerald selesai.

Dera berhenti sejenak melihat kalender yang terpasang di dinding. Ulang tahun Gerald ada di tanggal 9 September, itu kata Rian. Kembali lagi Dera merasa malu karena tidak tahu ulang tahun suaminya sendiri. Dera memiliki waktu 7 hari untuk mempersiapkan ulang tahun Gerald, dan Dera ingin membuat kejutan yang meriah untuk Gerald. Dan ini akan dirahasiakan.

Dera berjalan menuruni tangga dengan menggenggam sepatu di tangannya. Penampilannya sangat modern dan kekinian membuat Dera bangga pada dirinya sendiri.

Pikirannya mengkhawatirkan Rian. Bisakah mereka benar benar menyembunyikan wajah Rian yang menjadi buronan sekarang? Rasanya kepala Dera akan meledak saat mengingat kembali Rian menjadi buronan hanya karena tuduhan yang tidak tidak.

Tapi kesalnya selalu berhenti saat dia berpikir bahwa penyebabnya adalah Ellena. Sedari kecil Dera selalu takut pada Ellena, karena di sebelah Ellena selalu ada mamah yang tidak akan berpikir dua kali untuk menyiksa Dera kalau itu ada masalahnya dengan Ellena.

Dera selalu mencintai ibunya, tapi cintanya tidak pernah dibalas oleh orang itu.

Dera berhenti berjalan lalu menghela nafasnya panjang. Dia merutuki dirinya sendiri karena dengan bodohnya telah memikirkan tentang seseorang yang tidak layak dia buangkan waktunya untuk dipikirkan, seperti ibunya dan Ellena. Hamil ini sungguh memporak porandakan pikirannya.

Dera akhirnya kembali berjalan mencari Rian dan Gerald, tapi sebagaimanapun dia telah mencari, kedua laki laki itu tidak bisa mereka temukan. Apa di ruang kerja sedang berbicara seperti kemarin?

Dera berjalan ke arah pintu ruang kerja Gerald yang separuh terbuka, seratus persen yakin kalau Gerald ada disana dengan Rian karena terdengar suara mereka berdua. Tapi Dera merasa curiga setelah melihat sebuah sepatu perempuan yang dijajar rapi di depan pintu depan.

Apakah ada tamu?

Dera menyondorkan telinganya ke daun pintu lalu mendengar suara percakapan mereka yang terdengar samar samar.

"Aku hanya datang untuk memberitahu kalian tentang ini, dan aku telah mengatakan semuanya," kata sebuah suara perempuan yang sangat Dera kenali.

Kak Lotte!?

"Dia yang lebih dulu mengajak bicara, bukankah dia yang seharusnya datang kepada kita?" Sekarang suara Rian. Apa yang mereka omongkan?

"Ini baru awal awal, bocah ingusan, kita tidak tahu dengan pasti, begitu juga mereka. Intinya mereka mengatakan dugaan mereka semata mata dan bagaimana kami menanggapinya adalah yang harusnya dipentingkan sekarang bukan? Tolong jangan gegabah."

Yes, Mr Billionaire [COMPLETED]Where stories live. Discover now