Chapter 1

883K 37.3K 3.3K
                                    

"Dera, aku selalu menyembunyikan ini darimu tapi, aku ingin mengatakan kepadamu sekarang. Aku menyukaimu, maukah kau berkencan denganku?"

"KAU MACAM MACAM LAGI DENGAN RIAN KU!" bentak Ellena. "TIDAK CUKUP KAH KUPERINGATI SEKALI, DASAR KAKAK TUA TIDAK BERGUNA!"

Dera meringis hampir berteriak kala dia merasakan sebuah tamparan mendarat mulus di pipi kirinya, membuat wajahnya berubah merah. Sakit. Adiknya itu beralih menarik rambut Dera dengan keras, membiarkan perempuan itu mirintih kesakitan.

"Hentikan, El. Kumohon," pinta Dera. Matanya terasa panas. "Aku tidak mendekatinya, sungguh. Aku tidak berbohong, makanya kumohon berhenti!"

"Tutup mulut kotormu! Aku muak dengan segala perbuatanmu! Aku muak memiliki kakak tidak becus seperti dirimu! Sini!"

Ellena menarik kakaknya itu ke gudang persimpanan dan mendorongnya ke dalam.

"Semoga saat ku kembali kau hanya bersisa tulang belulang dimakan oleh tikus tikus!"

Ellena membanting pintu gudang itu dan menguncinya dari luar. Meninggalkan Dera sendirian di dalam gudang yang gelap, bau, serta berpenghunian kecoa serta tikus tikus di dalamnya.

"Ellena! Bukakan pintunya!"

Dera mencoba berteriak berkali kali, namun tidak ada siapapun yang akan membantunya. Dia tahu itu.

Semuanya berawal dari ketua tim basket itu. Namanya Rian, laki laki pindahan yang baru masuk di SMA Pahlawan II beberapa Bulan yang lalu. Rian adalah laki laki jangkung yang sangat tampan. Berdada bidang, memiliki hidung mancung, serta bentuk tubuh yang sempurna. Ditambah dia kapten tim basket, siapa yang tidak akan suka padanya?

Dera menyukainya dari awal mereka bertemu yang merupakan sebuah kecelakaan dimana tidak sengaja Rian melemparkan bola basket ke arahnya. Rian menggendong Dera sampai ke UKS, dan mengobatinya di sana.

Mulai hari itu mereka berdua menjadi semakin dekat, Dera merasa akhirnya ada seseorang yang mau bergaul dengannya. Adiknya selalu mengancam semua orang yang berteman dengan Dera, karena itu, sampai sekarang Dera tidak memiliki teman.

Tapi berbeda dengan Rian, dia mau berteman dengan Dera bahkan menolongnya saat teman temannya mengejeknya.

Dera akhirnya merasakan sosok seseorang yang mau menyinari hidupnya yang kelam, dan dia sangat senang akan hal itu. Namun, bahagia itu tidak bertahan lama, karena dia mengetahui kalau adik perempuanya menyukai Rian. Mulai lagi aksi adiknya yang memukuli dan membentaknya setiap hari menyuruh agar Dera tidak mendekati Rian.

Dera melakukan apa yang dikatakan adiknya, tapi Rian tetap mendekatinya, tidak terhitung seberapa kali dia menyuruh Rian menjauhinya.

Sampai tadi sore, sepulang sekolah, Rian datang dan menembaknya. Dera belum memberi jawaban, tapi sore itu, Ellena melihat mereka berdua sedang bersamaan.

Ellena murka dan inilah yang terjadi. Dera terpaksa harus masuk ke dalam gudang ini dengan wajahnya yang terasa perih karena tamparan kerasnya, lagi.

Kriukkk!!!

Perut Dera mengeluarkan suara nyaring. Tadi pagi adalah terakhir kalinya Dera menyentuh makanan, bekalnya dibuang oleh temannya Ellena ke tempat sampah saat istirahat siang.

Dera meringkuk di tempat dan mengusap ngusap lengannya yang mulai menggigil. Perempuan itu memejamkan matanya perlahan, berdoa agar kantuk segera melelapkannya.

----

Cahaya memaksa masuk ke dalam indra penglihatannya. Dera mengerjapkan matanya berkali kali, beradaptasi dengan cahaya yang menyilaukan itu.

Yes, Mr Billionaire [COMPLETED]Hikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin