Chapter 18

479K 23.9K 402
                                    

Dera mengedipkan matanya berkali kali, mencoba beradaptasi dengan sinar terang yang menyinari ruangan itu. Dia bangun dari kasur dan terduduk di atasnya.

Bukan kamarku.

Kamar besar dengan nuansa hitam putih, wallpaper putih dan hitam dengan meja, mebel, dan kasur yang serba monokrom. Bau cologne tercium menyengat, mengingatkannya kepada seseorang yang dia sangat kenali memilik wangi seperti ini juga.

Aku sangat merindukannya.

Bayangan kemarin malam kembali terbesit di dalam benak Dera. Dia mengingat kembali ketika Gerald datang kembali ke rumah dengan wajah kusut, ketika laki laki itu tiba tiba memeluknya erat di depan pintu. Ketika Dera membawa laki laki itu ke kamarnya dan ketika Gerald memintanya untuk menemani tidurnya malam itu. Dera mengingat semuanya.

Semuanya terasa sangat indah.

Hanya mengingatnya saja sudah membuat Dera tidak bisa mengontrol senyumannya. Namun perempuan itu baru saja sadar, Gerald tidak ada di sebelahnya.

Kemanakah dia?

Dera bergegas turun dari atas ranjang dan mengambil baju Gerald asal di dalam lemari. Perempuan itu secepat mungkin masuk ke dalam kamar mandi untuk membasuh tubuhnya dengan air hangat. Mungkin Gerald ada di bawah pikirnya. Dera bergerak cepat, ingin secepat mungkin menemui laki laki itu lagi.

Dera terkejut saat dia selesai mandi dan menyadari dia hanya menghabiskan 10 menit dalam toilet, biasanya bisa hingga 30 menit atau bahkan lebih. Sebegitu semangatnya dia bertemu kembali dengan Gerald. Perempuan itu bergegas berjalan menuruni tangga menuju lantai satu dengan dada yang berdegup lebih kencang daripada seharusnya.

Namun saat dia sampai ke lantai satu, dia tidak menemukan siapapun di sana. Tidak ada orang, bahkan Gerald pun tidak ada. Hatinya mencelos sedih.

"Mencari Tuan Gerald?" tanya Bi Sati, mendatangi Dera dengan sambil membawa lap piring yang lupa di taruhnya di dapur. Seperti biasa, terlihat sangat ramah.

"Bibi lihat Gerald di mana?" tanya Dera.

"Tuan Gerald sudah pergi sejak pagi tadi, sepertinya dia masih menyisakan urusan yang belum diselesaikannya di kantor," kata Bi Sati. Tubuh Dera terasa lemas mendengarnya.

Baru saja kemarin laki laki itu datang kembali dan mengatakan kalau dia merindukan Dera, memberikan perempuan itu rasa senang yang begitu luar biasa, namun setelah itu, hari ini dia kembali pergi meninggalkannya lagi. Dera tahu ini semuanya hak Gerald kemana pun dia mau pergi, namun jelas dia lumayan merasa kecewa karenanya.

Dera masih sangat merindukannya.

"Tapi tenanglah, Dera. Tuan Gerald tadi mengatakan kalau dia tidak akan pulang larut," kata Bi Sati berjalan ke dapur bersama dengan Dera di sebelahnya. "Sembari menunggu Tuan Gerald pulang, bagaimana kalau kamu membantu Bibi di dapur? Kita bisa habiskan sepanjang hari ini berdua saja."

Sebuah senyum merekah di wajah Dera. Walaupun akan melelahkan membantu pekerjaan rumah tangga Bi Sati, namun itu jauh lebih baik ketimbang harus menghabiskan sepanjang harinya berdiam diri kebosanan di atas sofa membaca buku-buku ilmiah Gerald. Dera mengangguk dan mengikuti Bi Sati ke dapur.

Dan saat Dera sampai di dapur, dia langsung disuguhkan dengan pemandangan mengejutkan dengan tempat cuci piring dipenuhi oleh tumpukan piring kotor yang sangat banyak. "Sudah berapa lama piring piring ini tidak dicuci?" tanya Dera kaget, bahkan ibunya di rumah tidak pernah membiarkan piring kotor menumpuk sebanyak itu.

"Ini semua cucian hari ini, entah mengapa pagi tadi Tuan Gerald tiba tiba berubah menjadi seperti seorang ibu hamil muda," kata Bi Sati tertawa geli.

Yes, Mr Billionaire [COMPLETED]Where stories live. Discover now