Chapter 35

490K 22.2K 951
                                    

Lotte_99 : kau tahu kau tidak seharusnya memafkaannya begitu saja. Kau adalah tipe wanita yang akan gampang sekali disakiti oleh seorang laki laki nantinya.

Dera hanya bisa menghela nafas panjang. Dia mengirim pesan kepada Charlotte bahwa dia akan pulang hari itu karena dia bertemu dengan Gerald, begitu pula memberikan ucapan terima kasihnya kepada Rian.

Namun sepertinya Charlotte tidak setuju akan keputusannya.

Dera : aku hanya memberikannya kesempatan kedua, kak.

Lotte_99 : aku hanya memperingati dan memberikan sama kepadamu, keputusan berada di tanganmu. Dan aku hanya ingin mengatakan betapa teganya dirimu kembali membiarkanku tinggal sendiri.

Dera terkekeh pelan.

Dera : kau pasti akan merindukanku bukan??

Lotte_99 : kau memang suka menghayal, ya? Aku hanya tidak ingin tinggal sendiri, gadis kecil.

Dera : Wkwkwkwkw, bohongmu terlihat sekali, kak. Terimakasih telah membiarkanku menumpang di rumahmu selama ini. Tolong ucapkanterima kasihku kepada Rian juga. Dah, Kak Lotte, sampai jumpa.

Dera menaruh ponselnya di pangkuannya lalu menghela nafasnya panjang. Akan sangat merepotkan ketika bertemu dengan Charlotte lagi nanti.

Tiba tiba sebuah tangan menggenggam tangan Dera yang sedang beristirahat di atas pangkuannya. Gerald. Laki laki itu mencium punggung tangan Dera dengan tangan kirinya, membiarkan hanya tangan kanannya saja mengambil alih kemudi.

Dera tersenyum. Lama sekali rasanya dia tidak merasakan debaran jantung seperti yang dirasakannya sekarang.

Sungguh dia merindukan laki laki ini.

---

Dera melangkahkan kaki masuk ke dalam mansion Gerald yang sudah lama dirindukannya. Kakinya terasa sakit, namun rindunya akan tempat itu membuat Dera dengan senang hati menahan sakitnya.

Gerald merangkul dan menopang tubuh Dera, menahannya untuk tidak terjatuh.

"Rindu sekali aku kepada tempat ini," gumam Dera pelan.

Gerald melingkarkan tangannya di pinggang Dera dari belakang dan dibenamkan wajahnya di leher putih Dera. "Dan aku begitu merindukanmu mengisi tempat ini bersamaku," bisik laki laki itu pelan.

Dera berdiam menahan debaran di jantungnya itu. Laki laki itu selalu bisa membuat hatinya berdetak dua kali lebih cepat dengan sangat mudah.

"Buatkan aku makan siang," rengek Gerald tiba tiba seperti seorang anak kecil manja.

"Apa sekarang aku sudah menjadi ibumu?" tanya Dera sambil terkekeh pelan.

Gerald menyeringai penuh arti. "Akan ku ralat, ibu dari anak anakku kelak."

Dera tidak bisa berkata apa apa dan menyembunyikan senyuman dari wajahnya. Rasanya jantugnya akan meledak karena mengompa terlalu cepat. Sedangkan sebaliknya, Gerald bersusah payah menahan tawanya melihat wajah merah padam Dera.

Laki laki itu mencium pipinya sekilas lalu menggenggam tangannya Dera.

"Buatkan suamimu makan siang, sayang. Aku merasa lelah mengejarmu layaknya film India, aku merasa sudah menjadi Shah Rukh Khan saja. Padahal aku tahu bahwa aku lebih tampan daripadanya," kata Gerald dengan begitu angkuhnya.

"Sepertinya Anda terlalu percaya diri di sana, Mr. Heston," kata Dera.

"Walaupun kau berkata begitu, aku tau dalam dirimu sebetulnya kau setuju denganku," kata Gerald tersenyum miring.

Yes, Mr Billionaire [COMPLETED]Where stories live. Discover now