Chapter 25

489K 22.4K 452
                                    

Seminggu kemudian...

Mansion besar milik Gerald pada hari ini benar benar berevolusi menjadi sebuah salon raksasa. Salon besar yang didirikan hanya untuk merias seorang perempuan saja. Wangi kosmetik tercium begitu menyengat, wangi parfum bercampur aduk di udara, dan bermacam macam baju berjajar rapi di atas semua sofa, membekaskan nol tempat untuk siapapun duduk di sana.

Gerald menghela nafasya panjang. Dia selalu menginginkan penampilan terbaik bagi Dera setiap kali dia pergi ke acara bersamanya, namun dia tidak menyangka Pak Rye akan melakukan sejauh ini membawa seluruh isi tokonya ke rumah Gerald.

Ini sudah bukan level menyewa make up artist, ini sudah seperti mengundang seluruh isi salon ke dalam rumahnya.

Gerald tidak bisa mengerjakan pekerjaannya yang masih tersisa, wangi parfum menyengat mengganggu konsentrasi. Ditambah lagi...

"Owh tidak tidak, dress itu not even matches her eyeshadow. Terlihat gross, tidak sama sekali blend cyantik dengan heelsnya," ucap Pak Rye mengoceh. Ini adalah alasan utama Gerald tidak bisa mengerjakan pekerjaannya.

Pria gay itu sangat berisik bahkan pada hal minor sekecil apapun. Kepala Gerald berdenyut nyeri mendengarnya.

Laki laki itu terus berceloteh memilih mana baju yang paling cocok untuk tubuh Dera, baju yang merah atau yang oranye. Keduanya memiliki design yang sama, bahkan warna mereka tidak jauh berbeda sehingga tidak ada yang akan bisa membedakannya kalau tidak memperhatikannya dalam dalam. Namun laki laki itu sangat mempersalahkannya.

"Baiklah, yang red sajah!" katanya sopran. Gerald menutup telinganya erat erat. "Hot Red! Cocok sekali! Tidak terlalu mencolok dan dengan make up Nyonya Dera.. OUWHHH Perfect match! Me like them! I love it, cepat cepat nyonyaa, pakai pakai, get it on! Masterpiece on the way!"

Dera tertawa pelan melihatnya dan langsung masuk ke dalam ruang tamu untuk berganti. Walaupun Dera sedikit ktergangu oleh suara keras Pak Rye, tapi dia tidak bisa protes. Karena pada akhirnya, setelah semua kerepotan dan keberisikan yang ditimbulkan, pria itu selalu berhasil menarik keluar seluruh kecantikan Dera yang terpendam di dalamnya.

Gerald menatap sosok perempuan itu dari balik pintu, mulutnya terbuka sedikit, menunjukkan bertapa terkejutnya dia melihat penampilan perempuan itu. Ini adalah penampialn tercantik Dera yang pernah Gerald lihat.

Dera dan Pak Rye tidak menyadari keberadaannya, Gerald bersyukur karena mereka tidak bisa melihat dirinya yang sedang menganggumi penampilan Dera diam diam.

Pak Rye mendekatkan tubuhnya ke arah Dera, meraup kedua sisi wajah Dera dan melihatnya dalam dalam mencari apakah ada kecacatan di seluruh polesan make upnya. Gerald tahu kalau dia adakah seorang homoseksual, namun melihat laki laki itu begitu dekat dengan Dera membuat dada Gerald terasa panas.

"Ehem," deham Gerald. Dera dan Pak Rye dikejutkan oleh suaranya.

"Ah, Pak Gerald, Anda suah datang! Everything is finished! Bagaimana, Pak?? Udah scayntiks belom your beloved wife?" oceh Pak Rye dengan bahasa inggris yang berantakan.

Mata Gerald kembali menatap Dera di balik kaca dan kedua pandangan mereka saling bertemu. Laki laki itu menatap mata Dera dalam dalam, memperhatikan betapa indahnya sosok perempuan di hadapannya. Begitu cantik dibalut oleh gaun panjangnya, terlihat begitu menawan di mata seorang Gerald Heston. Dia tersenyum.

"Kita sudah hampir telat, ayo pergi," katanya sambil berjalan mendekat kepada Dera. "Ye, akan saya transfer uangnya ke rekeningmu. Da seperti biasa, sangat memuaskan, Terimakasih."

Yes, Mr Billionaire [COMPLETED]On viuen les histories. Descobreix ara