Chapter 37

485K 26.3K 907
                                    

Tekan tombol ⭐ di bawah ini sebelum mulai membaca dan jangan lupa KOMEN supaya revisinya makin semangat 😘

Happy reading!!

---

Dera akhirnya kembali memijakkan kakinya di atas tanah setelah perjalanan lima belas jam lebih melalui udara. Setelah perjalanan yang panjang, rasanya begitu lega saat dirinya dan Gerald akhirnya sampai di London. Dera menghirup udara segar dalam dalam, merasakan hawa dingin  musim gugur yang begitu menyejukkan. 

"Ayo," kata Gerald pelan menjulurkan tangannya,  membantu Dera untuk berjalan dengan kakinya yang masih terasa sakit. 

"Terimakasih," ucap Dera lembut. Gerald tersenyum dan lalu dirangkulnya pundak perempuan itu erat, berjalan bersama keluar dari pesawat menuju pintu keluar bandara. 

Sesaat mereka berjalan membelah bangunan besar bandara itu, hampir seluruh orang yang berada di sana menatap mereka lekat lekat. Tidak aneh, pemandangan seorang Gerald Heston sedang memeluk istrinya mesra di temat publik bukanlah sesuatu yang sering dilihat setiap hari. 

Karena perusahaan Heston fokus dalam penyebaran di negara negara Eropa, tidak jarang bagi warga London untuk melihat wajah Gerald di televisi nasional atau layar iklan jalan besar. Gerald yang jarang berkunjung, sekarang datang mengunjungi London bersama istri barunya yang akhir akhir ini sering menjadi pembicaraan publik di mana mana. 

Siapa yang tidak tertarik untuk melihat?

"Kau terlihat sangat kesakitan, perlu ku gendong?" tanya Gerald. Dia tidak tega melihat Dera yang berkali kali meringis kesakitan setiap kali perempuan itu melangkah. 

Dera menggeleng pelan. "Aku tidak apa, kau tidak perlu melakukannya. Lagi pula akan sangat memalukan jika kau menggendongku di tempat publik seperti ini, sebaiknya tidak."

Kakinya terasa semakin sakit. Dia sudah merasakan perubahannya sejak kemarin, namun dia tidak mengatakan apa pun kepada Gerald karena dia takut jika dia berkata tentangnya, Gerald akan membatalkan pergi mereka. 

Pesawat pribadi bisa saja langsung dibatalkan keberangkatannya oleh pemiliknya. Dera lebih baik menahan sakit daripada harus membatalkan perjalanan mereka. 

Perlahan lahan Gerald berjalan beriringan dengan Dera menahan pundaknya agar perempuan itu tidak terjatuh. Keduanya berjalan menembus kerumunan orang yang sudah terbentuk hingga akhirnya mereka sampai di lobby utama bandara. 

Sesaat mereka masuk ke dalam mobil Heston Corp yang sudah datang menjemput, mereka langsung pergi dari area bandara menghindari orang orang yang semakin berkumpul padat. 

"Apakah kita pergi ke apartemen dulu sekarang?" tanya Dera. Gerald masih menggenggam tangannya bahkan setelah mereka masuk ke dalam mobilnya. 

"Niatku seperti iru, tapi aku yakin kau ingin langsung berjalan jalan, bukan?" tanya Gerald. 

Dera mengangguk menyengir kuda. Gerald menghela nafasnya panjang. Perempuan ini sungguh tidak tahu akan kondisinya... 

"Kemana kau ingin pergi, BigBen? Trafalgar square? Westminister Abbey? Kemanapun akan kuantar asal kau bisa menahan diri untuk tidak terlalu menggunakan kakimu yang masih sakit," kata Gerald. 

Dera mengangguk patuh.

"Aku ingin mengelilingi istana istana kerajaan. Kensington palace, Buckingham Palace, Windsor Castle, dan Hampton Court Palace. Aku juga ingin berfoto di BigBen, menaiki London Eyes, dan berjalan di pinggir sungai sungai Thames bersama sama. Aku juga ingin mengunjungi museum museum setempat da-"

"Tenang, tenang," kata Gerald. "Bersantailah sedikit, sayang. Tidak mungkin kita bisa mengunjungi semua tempat itu dalam sehari, apalagi dengan keadaan kakimu seperti itu."

Yes, Mr Billionaire [COMPLETED]Where stories live. Discover now