Chapter 30

435K 21.2K 386
                                    

Dera mengerjapkan matanya perlahan. Lampu menyorot silau mernyakitkan kedua matanya dan kepalanya berdenyut ngilu rasanya sangat berat bahkan untuk menggerakkan seluruh tubuhnya sekalipun. Dera terbaring tidka berdaya.

Putih. Itulah hal pertama yang dilihatnya.

Semuanya putih. Ranjang putih, lantai putih, dinding putih, bahkan sofa dan lemari pun semuanya serba putih.

Bau antiseptik.

Rumah sakit kah?

Namun mengapa aku bisa berada di rumah sakit?

Dera mencoba mengingat apa yang terjadi kepada dirinya. Seingatnya, perempuan itu sedang berjalan menyusuri trotoar menjauh dari tempat prostitusi yang dilihatnya hingga dia sampai pada sebuah perempatan. Dan tiba tiba sebuah cahaya mobil menyinari tubuhnya, dan selanjutnya...

Kepalanya terasa sakit sekali. Tangan kirinya dikekang oleh gibs, kakinya membengkak di bagian bawah lutut, dan terlihat beberapa luka di sekujur tubuhnya. Sakit di kepalanya tidak kunjung mereda membuat tubuh Dera tidak berasa dan badannya bergetar kecang.

Terdengar sebuah suara ngilu memekakan kedua telinganya membuatnya merasa sakit yang luas biasa. Rasa sakit ini membunuhnya.

Sebuah ketukan terdengar dari arah pintu dan muncullah sosok seorang perempuan dari baliknya. "Anda sudah bangun! sebentar saya panggilkan dokter!" kata suster itu terlihat panik melihat Dera yang sedang menggerang kesakitan. Secepat mungkin di lari keluar dari kamar rawat Dera.

Tidak selang lama hingga akhirnya Dokter datang dan memeriksanya. Dia mengecek tekanan darahnya, melihat keadaan luka lukanya, dan memastikan tidak ada masalah di seluruh badan Dera. Laki laki itu juga memberikan kepada Dera obat anti sakit, dan tidak lama setelahnya sakit yang dirasakan Dera mengurang sedikit demi sedikit.

"Sakit yang Anda rasakan adalah bekas dari tekanan keras dari saat tubuh Anda terpental karena tabrakan kemarin, obat pereda sakit akan cukup untuk mengatasinya. Kondisi Anda masih cukup buruk, kami sungguh menyarankan Anda untuk melakukan rawat inap untuk beberapa malam," kata Dokter itu.

Dera mengangguk. "Sebenernya apa yang terjadi dok? Mengapa saya susah mengingatnya?" tanyanya.

"Itu karena kejadian kemarin mendampakkan trauma kepada otak Anda hingga rasanya pasti sangat sulit untuk mengingatnya. Anda tertabrak mobil semalam dan beruntung ada orang yang melihat kejadiannya hingga akhirnya membawa Anda kemari dalam keadaan tidak sadar diri."

"Berapa lama?"

"Tidak lama, Anda diantarkan ke rumah sakit ini jam 11 malam dan kami langsung melakukan operasi pada tulang lengan Anda yang retak. Operasi berlanjut sampai jam 1.30 malam, tidak lama karena hanya retak kecil. Dan selama itu Anda terus tidak sadarkan diri, sampai sekarang jam 5 pagi Anda baru bangun," katanya.

"Bagaimana dengan biaya operasinya? Saya tidak membawa uang," kata Dera.

"Biaya pengobatan anda sudah ditangani oleh seorang pria," kata Dokter itu membalas tersenyum.

Gerald kah?

"Seorang laki laki kira kira anak SMA, dia adalah orang yang pertama kali datang saat Anda dikabarkan masuk rumah sakit," katanya. "Maafkan saya lupa namanya. Siapa nama anak itu, sus?"

"Sebentar saya cari dulu, dok."

Suster mulai membolak balik kertas papan di genggamannya dan mencari nama lelaki yang telah menyelamatkan Dera. Namun tanpa diberitahu, Dera pun tau bahwa yang menyelamatkannya adalah Rian.

Artinya,

Semalam, Gerald sama sekali tidak datang untuk menjemputnya.

---

Yes, Mr Billionaire [COMPLETED]Where stories live. Discover now