Chapter 44

377K 19.1K 427
                                    

Tekan tombol di bawah ini sebelum mulai membaca dan jangan lupa KOMEN supaya revisinya makin semangat 😘

Happy reading!!

--- 

Dera kembali terduduk diatas sofa dengan kesal. Dia menghentakkan kakinya kuat kuat, lalu menghempaskan bokongnya di atas sofa dengan kencang, sampai membuat Anandya kaget terheran heran.

"Ada apa, Dera?" tanya Anandya. "Apakah semuanya baik baik saja?"

Dan disanalah Dera baru sadar bahwa kekesalannya menarik perhatian mertuanya.

"T-tidak, Mah, tidak ada apa apa," kata Dera. Dia mengambil tehnya yang masih tersisa setengah gelas lalu meminumnya sampai habis.

"Benarkah? Kamu terlihat resah, Sayang. Kamu bisa mengatakan sesuatu kepada Mamah kalau ada yang menganggumu, kamu tahu itu, bukan?" kata Anandya sambil maju dari kursinya untuk memeluk Dera.

"Iya mah, Dera tahu," kata Dera sambil menerima pelukan Anandya.

Mereka tersenyum menatap satu dengan yang lain. Tiba tiba suasana santara keduanya berubah sunyi.

Anandya mencari tasnya untuk melakukan sesuatu sedangkan Dera kalut dalam pikirannya.

Kata kata Silvia terngiang di dalam benaknya bagai radio rusak.

Kau yakin dia bisa Setia kepadamu?

Terkadang Dera merasa bahwa dia mengambil kebebasan Gerald. Maksudnya, dia yakin bahwa Gerald tidak berbohong soal perasaannya kepada Dera, namun apakah mungkin untuk seseorang berubah secepat itu?

Dari orang yang mencintai kebebasan, menjadi yang setia kepada satu pilihannya?

Bukannya itu terlalu berat untuk siapapun?

Ketimbang dengan masa lalu Gerald, dengan perempuan lain yang selalu berada di dekat Gerald, wajah dan tubuh Dera tidak ada apa apanya sama sekali.

Bahkan diaterlihat begitu kecil, begitu bocah, begitu muda kalau dilihat dari mata Gerald.

Laki laki berumur 28 tahun, mana mungkin mau memilih gadis berumur 18 tahun hanya karena perasaan. Mungkin itu fakta yang semua orang katakan.

Namun bertemu dengan Gerald merubahnya. Dia merasa begitu dicintai, sangat besar kasih sayang Gerald kepadanya sampai rasanya sangat tidak mungkin jika lelaki itu berbohong tentang perasaannya.

Dengan adanya Gerald, hidupnya menjadi berwarna, bermekaran dengan segala keharuman, dipenuhi tawa dan bahagia. Dan Dera begitu mencintai suaminya itu.

Namun bagaimana jika benar apa kata Silvia?

Bodoh! Berhenti meragukan suamimu sendiri! Aku telah mengatakan jelas bahwa aku mencintainya dan percaya kepadanya.

Dera mencoba mengusir pikirannya itu jauh jauh.

Dera melihat Anandya sibuk membaca sebuah kertas di hadapannya.

"Apa yang sedang Mamah baca?" tanya Dera.

"Oh ini, ini adalah daftar barang barang dari teman mamah mengenai rumah barunya. Dia ingin mengisi rumahnya dengan furnitur furnitur dari Heston Corp. Mamah mau menitipkan ini kepadamu hari ini," kata Anandya sambil memberikan kertas itu kepada Dera. "Tolong berikan kepada Gerald, ya, Sayang."

"Iya, Mah."

Dera mulai membuka buka halaman demi halaman dari kertas Kipling itu. Isinya penuh dengan foto foto furnitur mewah, beberapa lemari, kasur tidur, meja makan, bahkan lampunya pun diminta dengan ukuran yang begitu besar. Semuanya terlihat begitu elegan dan tampak begitu mahal.

Yes, Mr Billionaire [COMPLETED]Where stories live. Discover now