Chapter 64

323K 16.5K 479
                                    

TRIPLE UPDATE!

SEUMUR HIDUP TRIPLE UPDATE PERTAMA NIII

HAPPY READING! JANGAN LUPA VOTE DAN KOMEN!

---

"Dera, kau baik baik saja?" tanya Gerald meraih kedua pundak Dera. Sesaat dia turun dari panggung, Gerald melihat Dera mengedarkan pandangannya mencari seseorang diantara kerumunan. Gerald langsung menghampirinya. Dera tampak terkejut, wajahnya pucat, dan suaranya tercekat di dalam.

Andai saja dia tahu kalau hal itu membuat Gerald sangat panik.

"Apa yang terjadi? Dera!?"

Dera terperanjat kaget. "A-apa?"

"Kau baik baik saja? Kau terlihat pucat," tanya Gerald serak, terdengar begitu khawatir. Dera hanya bisa mengangguk kaku melihat wajah Gerald.

"Tolong katakan padaku jika terjadi sesuatu padamu, kau mengerti. Jangan membuatku khawatir, apalagi jika Silvia muncul," kata Gerald. "Nah sekarang dimana orang itu."

Dera hanya bisa mengangguk ngangguk tidak jelas dengan otaknya masih berkeliaran liar di alam sana. Datangnya Silvia sudah cukup mengejutkan baginya, apalagi perkataannya setelah itu.

Adik tiri?!

Ellena adalah adiknya, adik kandungnya, Dera yakin akan itu. Dia selalu tinggal dengan Ellena sedari kecil, selalu bersama, selalu hidup dalam satu atap bersamanya. Adik tiri? Mustahil. Tapi mengapa Silvia mengtakan seperti itu?

"Kau kembali lagi terlihat berpikir berat, sebenarnya ada apa, sayang?" tanya Gerald mengusap wajah bagian kanan Dera, menghentakkan Dera kembali kepada kenyataan.

Haruskah dia mengatakan ini kepada Gerald?

Gerald menghela nafasanya panjang. Dera sedang beohong, dia tahu itu.

Gerald menunduk mencium bibir Dera dengan lembut sembari merengkuh pinggang gadis itu, tidak peduli sekian ratus pasang mata yang sedang melihat mereka.

"Silvia sepertinya tidak akan memunculkan batang hidupnya. Kita sudah tidak memiliki urusan apa apa di sini. Ayo pulang," bisik Gerald pelan, membiarkan Dera berjalan bersama dengan perasaan berat mengusik hatinya.

---

"Tidak bisa tidur?" tanya Gerald lembut. Malam itu Dera tidak bisa tidur karena dua hal, pertama karena dia merasa tidak nyaman menyembunyikan hal tentang Silvia dari Gerald, dan yang kedua adalah karena dera tiba tiba merindukan tidurnya bersama dengan Gerald.

Dia memanglah sangat ragu awalnya, namun tidak bisa di pungkiri, rasanya sangat susah untuk tidur serang diri saja di atas kasurnya. Akhirnya Dera menyerah.

Dia memberanikan diri untuk menghampiri Gerald. Tapi dia tidak menyangka kalau laki laki itu menyambutnya dnegan keadaan setengah telanjang kel;uar dari kamar. Wajah Dera merona malu.

"Kau juga?"

Gerald mengangguk. Dia membukakan pintu lebih lebar untuk Dera masuk ke dalam kamarnya.

Wangi maskulin langsung menyapa Dera. Kamar Gerald tidak dipenuh oleh barang barang di dalamnya, membuat kamar itu terlihat sangat luas, namun bagi Dera kaamr itulah yang terpenuh dan terhangat dari kamar manapun di seluruh rumah.

Dera tiba tiba merasakan tangan Gerald melingkar di pinggangnya memeluk Dera erat."Kau harus istirahat, kasihan kedua jagoanku ini harus menahan kantuk menemani ibunya kesepian malam ini," kata Gerald. Dera tertawa kecil.

Tanpa mengatakan apapun, Gerald membawa Dera sampai ke kasurnya, membantu perempuan itu terbaring di atas kasurnya. Tangannya meraih wajah Dera, mengusapnya dengan lembut, dengan perlahan, seperti dia sedang menyentuh permata paling berharga di dunia ini.

Yes, Mr Billionaire [COMPLETED]Where stories live. Discover now