Chapter 76

457K 17.9K 657
                                    

Maaf sekali molor update semuanyaa!

ini last chapter jadi bacanya pelan pelan ya bacanya, supaya ngga nangis nanti ;)

happy reading! jangan lupa VOTE dulu sebelum baca!

love you!

---

Dera menyandarkan tubuhnya, membiarkan seluruh beban beratnya untuk ditopang oleh sandaran sofa yang empuk. Pak Nello harus pulang setengah jam yang lalu karena urusan keluarganya dan dia telah kembali pergi bersama putrinya. Terlihat jelas di mata Dera dan Gerald bahwa Pak Nello tidak ingin meninggalkan mereka secepat itu, apalagi setelah bertemu dengan Dera yang selama ini dicarinya. Dera yang merupakan satu satunya majikan yang dengan sepenuh jiwa dilayaninya.

Sampai terakhir, Pak Nello meminta satu pelukan kepada Dera yang tentu saja dikabulkan oleh Dera dengan senang hati. Dera merengkuh tubuh ramping Pak Nello, tubuh yang tertampang jelas keletihannya. Dera mendengar Pak Nello terus menerus menggumamkan sebuah kalimat, "Terimakasih, Tuhan, jangan biarkan ini menjadi sebuah mimpi."

Dera masih terhuyung dengan fakta bahwa dia diberikan uang sebesar itu secara sekaligus. Hidupnya berawal dari sebuah kesengsaraan, bekerja hanya demi sepiring nasi dan sebuah lauk, berusaha untuk tetap bertahan dengan keluarga yang tidak pernah memberikannya makanan selama hidupnya.

Dan sekarang semuanya berubah, mungkin sekarang Dera menjadi salah satu orang terkaya di seluruh Indonesia. Mungkin kekayaan Hawati Finance tidak pernah sebanyak kekayaan Heston Corp, mungkin kehidupannya setelah kabur dari rumah memang lebih kaya, menjadi istri seorang Gerald Heston, pria terkaya di Asia. Namun selama ini, Gerald yang mengelola uangnya sendiri, Gerald lah yang memberikan separuh uangnya untuk Dera, dan Dera diberikan tanpa perlu memikirkan apa apa tentangnya. Namun kali ini, dia dibebankan oleh sejumlah uang, sejumlah uang dengan jumlah yang tidak masuk akal. Dera merasa bahwa dia harus menggunakannya dengan benar, bahwa dia harus menggunakannya untuk sesuatu yang benar benar perlu, kalau tidak dia akan merasa bersalah. Bersalah karena tidak bisa mempertanggung jawabkan semua kerja keras orang tuanya saat mereka masih hidup di dunia ini.

Dera mendekap tubuh Pak Nello dengan sejuta pikiran berputar di benaknya, dengan sejuta bimbang lainnya melukis dinding dinding perasaannya. Namun begitu mereka saling melepaskan tautan tangan satu dengan yang lain, Dera melihat sebuah senyuman mengembang di wajah Pak Nello, begitu tulus dan begitu menenangkan. Rasanya seperti sebuah sihir, namun saat itu juga Dera merasakan seperti bebannya ditarik kembali oleh senyum hangat itu. Dera merasa percaya diri, percaya akan dirinya sendiri bahwa dia pun bisa melakukan yang terbaik, demi dirinya, demi banyak orang, dan demi orang tuanya.

"Saya percaya Anda bisa, Nona," bisiknya tanpa bisa didengar oleh orang lain selain Dera. Dera terkejut karena Pak Nello seperti membaca pikirannya, namun perkataannya malah mengembangkan sebuah senyum di wajah Dera.

"Tolong tetap percaya aku bisa," kata Dera membisik kembali. Dera sadar Gerald berkerut kening menebak nebak apa yang sedang mereka katakan berbisik bisik, namun sepertinya usahanya pun tidak berhasil, karena percakapan mereka masih menjadi sebuah misteri sampai sekarang. Pak Nello mengangguk dengan sebuah senyuman tercerah yang pernah dilihat Dera.

Dan dengan begitu Pak Nello benar benar pergi, pergi meninggalkan Dera dan Gerald hanya berdua saja di dalam mansion raksasa itu. Dera masih dilanda kebingungan, dan karena itulah badannya yang sudah kelelahan terlihat semakin saja lemah. Gerald bahkan merasa kasihan melihat bagaimana istri tercintanya terlihat kebingungan memikirkan sesuatu di dalam otaknya.

"Kebingungan?" tanya Gerald menghampirinya dan merengkuh tubuh Dera erat.

Dera mengangguk, lalu menghela nafasnya panjang."Bagaimana kau saat mendapatkan sejumlah uang yang begitu besar saat ayahmu pergi, Gerald?" tanyanya lirih. Gerald menatap Dera sendu, lalu menjawab.

Yes, Mr Billionaire [COMPLETED]Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon