Murder In Locked Room 08 : Towards The End of The Round

1.3K 143 52
                                    

Namun, gerakan tangan Connor mendadak terhenti saat dering ponsel David mengagetkannya. Inspektur membuka mata, menoleh sengit pada sumber suara dan mendapati Reillan memanggilnya. Pria itu masih menggerutu saat menjawab telepon Reillan---tetapi hanya berlaku sesaat---karena tak lama, ekspresi kesalnya pun lenyap bersama lirih cemas suara di seberang.

"A-apa?!" Seru Inspektur, tanpa sadar membelalakkan matanya. Kedua baris gigi saling bergesek tepat saat kepalan tangannya mengerat.

Cepat-cepat dirinya menarik tuas kopling dan menginjak keras pedal gas secara bersamaan, membuat mesin mobil itu meraung-raung. Sungguh Connor bersyukur memiliki reflek yang bagus hingga ia bisa menahan dirinya sebelum terjerembab kedepan.

Kini waktu bergerak seakan terpasang sebagai detik-detik bom waktu. Mungkin saja Salamander keparat telah menemukan celah untuk menyerang. Mungkin saja psikopat haus darah telah bersiap menghilangkan jejak terkutuk yang mereka perbuat. Dan, mungkin saja waktu ini tidak lagi berpihak padanya. Sungguh, David tidak akan membiarkan semua itu terjadi. Termasuk membiarkan patner konyolnya dalam bahaya. Tidak akan.

Connor yang sedari tadi merasakan ketegangan mengulum senyum lebar dan menatap Inspektur di sampingnya yang telah siap menaikkan kecepatan, membuat kotak mesin itu semakin meliuk gila menggerus jalanan.

"Akhirnya kau telah berada di puncak klimaks, tuan polisi..."

-----------------------------------------------------------

Warning (!)

1. Tekan vote sebelum membaca, hargai karya author dengan meninggalkan jejak! 👣

2. Dengan pengetahuan yang terbatas, author minta maaf jika nantinya di temukan banyak kesalahan. Jika menemukan hal semacam itu, silahkan tulis komentar di kolom komentar.

Terima Kasih 👌

-----------------------------------------------------------

David memacu gencar setiap langkahnya. Langkah demi langkah terasa berat dan mengundang getar, menoreh riuh yang menjelma gema di lorong-lorong panjang tersebut. Di ujung sana, Reillan berdiri kaku. Lewat pantulan cahaya remang-remang di sudut lorong, David dapat merasakan hawa ketegangan yang kental.

Reillan, wanita itu adalah sosok yang lihai mengatur emosi. Ia cerdas, ramah dan dapat mengubah suasana yang rumit menjadi menyenangkan. Selama David mengenalnya, ia adalah wanita dengan pribadi sempurna. Sikapnya yang selalu tenang dalam menghadapi berbagai situasi, membuat dirinya mampu mengatasi hal terburuk----termasuk menangani beragam kasus kejiwaan terberat belakangan ini.

Namun, ketenangan itu nyatanya tak berlaku saat ini. Raut wanita itu pucat dan tampak ketakutan, bahkan sedari tadi jemari kurusnya bergetar halus di sisi tubuh, meremat erat serat jubah putihnya seolah tengah menorehkan segumpal gelisah di atas sana. Wanita itu merasa sangat terbebani dalam peristiwa menghilangnya Alvin.

Tanpa perlu bertanya, David segera melewati Reillan. Pria itu akan mencari keberadaan si pirang dengan usahanya sendiri. Sebagai seorang agen, insting David telah terlatih dalam menghadapi berbagai keadaan. Tak dapat di pungkiri, rasa panik asing mendadak merambat di dadanya. Fakta keterlibatan Salamander bedebah itu membuat asumsi David menjadi buruk kali ini, memaksa rasa cemas turut merobohkan fondasi akalnya.

Degub jantung David bertalu seiring langkah cepatnya yang memanas, ia dengan beringas memeriksa satu persatu ruang, membuka lemari dan mencari Alvin di tempat yang sempit. Hingga beberapa menit pencarian, belum ada tanda-tanda keberadaan makhluk pirang itu di sana.

Tak putus asa, David menghubungi orang-orang terdekat dan memerintahkan pencarian langsung. Tetapi sampai tiga puluh menit berlalu, ia belum menerima informasi apapun.

Detective Clue : Law And CrimeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang