MC 6: The Undercover Case 10 ( Kau Datang, Inspektur??)

3.1K 485 231
                                    

Gelap.

Kosong.

Jujur, ia sama sekali tidak bisa merasakan apa-apa di sekujur tubuhnya selain temperatur dingin yang semakin mencabiknya. Seluruh inderanya serasa mati rasa.

Ia seorang diri di sini, dengan tubuh tergeletak bagai serpihan-serpihan kecil tak berbentuk.

Sakit...

Ia memejamkan matanya, berharap kegelapan dapat meredam semua nyeri yang menyebar di seluruh regional tubuhnya.

Warning (!)

Tekan Vote sebelum membaca!! Hargai karya author dengan meninggalkan jejak 👣

Terima kasih 👌

Pagi mulai menyingsing. Matahari terlihat mengintip kecil di ujung singgahsana, seolah masih enggan menunjukkan pesonanya. Namun hiruk pikuk suasana Monourea sudah terasa menggeliat, menghibur setiap mata yang memandang.

Inspektur berjalan perlahan sambil menikmati semilir angin yang menerpa wajah dan membelai helaian rambutnya. Langit pagi berangsur-angsur menggelap seakan memberi tanda bahwa bumi akan segera diguyur hujan. Dia terus berjalan menelusuri area senyap yang hampir diingatnya luar kepala.

Kemudian langkah pria itu berhenti dan kepalanya menunduk ketika menatap sesuatu di bawahnya. Sebuah makam dimana menjadi tempat peristirahatan seorang pria yang menjadi salah satu orang terpenting baginya dan Clue.

Inspektur menghela napas. Diletakkannya buket bunga yang di belinya tadi di atas makam, lalu duduklah ia di hadapannya. Ada foto seorang pria di sana, wajahnya sangat familiar. Tentu saja familiar, karena pria itu merupakan patner lamanya yang tewas dua tahun yang lalu.

"Hai, Clark.. Maaf aku terlalu sibuk sehingga aku jarang mengunjungimu..." ucap Inspektur pelan dan kaku. Rasanya aneh sekali ketika mengatakan hal itu pada gundukan mati yang bahkan tidak dapat merespon perkataannya. Benar tidak?

Inspektur terdiam sesaat, membiarkan semilir angin membelai surai legamnya. Pria itu tersenyum kecil. Diangkatnya jari-jarinya hingga menyentuh batu nisan putih yang terukir sebuah nama di sana. Clark Harold.

"Setelah mati pun kau masih saja sombong sehingga enggan menggunakan nama aslimu. Ada apa hm?" Inspektur mengulas senyum kaku.

Tidak ada jawaban. Tentu saja. Hanya semilir angin yang berhembus sejak tadi mengoyangkan kembali helaian rambut pria tampan itu.

"Menurutku namamu sangat bagus. Chiko Hiroyuki. Chiko yang berarti panah dan Hiroyuki yang berarti kebahagiaan yang luas..." lirihnya pelan.

Pria itu menarik napas panjang, mengambil jeda sebelum melanjutkan kembali kata-katanya. "Seharusnya kau bahagia, bukan begitu? Namun pada kenyataannya kau sama sekali tak bahagia. Apa itu yang membuatmu enggan menggunakan nama aslimu dan memilih untuk mengubur nama itu dalam-dalam?"

Inspektur menundukkan kepalanya, mengadu pandang dengan makam Clark. "Kau tahu, Clark? Banyak yang terjadi setelah kau tiada. Termasuk ketika kau menitipkan gadis itu kepadaku. Kau menyuruhku untuk menjaganya, kau menyuruhku untuk melindunginya. Dan aku telah menyanggupinya, sebab itu aku selalu berada di sisi gadis itu untuk memegang amanahmu..."

Hening.

"Namun keadaan semakin memburuk. Identasnya telah tersebar dan aku yakin mereka sedang mengincar keponakanmu. Tapi kau tenang saja, aku akan melindunginya dengan nyawaku, itulah sumpahku.."

Detective Clue : Law And CrimeWaar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu