The Blacklist Underground 09 ✔: Seeds of Past Sins

153 34 37
                                    

Di tengah pekatnya malam, sang kekasih menemukan cinta sejatinya.

Di bawah taburan bintang, di antara kelopak bunga yang berjatuhan. Saat dua pasang mata beda warna bertemu, saling pandang dengan cinta yang tak disangka berjumpa, keduanya sadar. Pertemuan mereka kali ini telah dituliskan oleh takdir.

Namun saat kedua tangan saling terjulur dan menyentuh, merasakan beku di tangan masing-masing, keduanya merinding. Hanya salah satu dari mereka yang sadar. Takdir tidak mempertemukan mereka untuk menuntaskan salah satu kisah cinta paling bahagia di muka bumi...

.
_

__ Daftar Hitam Bawah Tanah 09 __
"Benih Dosa Masa Lalu"

Dia adalah gadis tercantik di antara hingar-bingar Club malam itu.

Rambutnya hitam, pekat bagaikan malam yang hening. Kulitnya putih pucat, bagaikan kulit patung dewa-dewi Yunani yang dipahat oleh seniman terbaik. Tubuhnya molek, dan gerak-geriknya canggung, kakinya yang tengah melangkah bagaikan gemerisik lonceng di tengah kota, lembut dan anggun.

Senyumnya yang hampa dan sorot matanya yang sedih, cukup menarik hati mata yang memandang. Kehadirannya tiap hari selalu menjadi hal yang paling dinantikan oleh para lelaki hidung belang di sana. Mata kuning emas yang cemerlang itu senanda dengan permata yang mengalungi lehernya, berkilau tertimpa sorot lampu disko.

Kecantikan yang sempurna. Diwariskan langsung dari para leluhur yang telah tiada.

Lionel pertama menjumpainya di kursi bar paling pojok, beberapa saat setelah dia datang ke tempat itu untuk memata-matai pergerakan bos pemilik tempat hiburan itu. Sebuah misi spionase besar yang ada dipunggungnya terlupakan hanya dengan melihat tatap mata sang gadis menawan.

Gadis itu menggunakan gaun ketat berwarna merah darah sepaha yang menampakkan lekuk dadanya, ia dengan canggung membawakan nampan berisi alkohol sebagai bentuk penghormatan pada para tamu yang datang mengawasinya.

"Aku senang kau yang menemaniku malam ini, Lady. Kau begitu unik, tidak seperti wanita murahan yang biasa kutemui di sini. Siapa namamu?" Itulah kali pertama Lionel mengajaknya bicara.

Gadis itu dengan raut kesalnya mendengus. "Maaf, saya tidak jadi menemani Anda. Mulut Anda tidak sopan sama sekali. Bagaimanapun, kami para wanita terlahir dengan penuh kehormatan. Tak ada siapapun yang boleh menghina kami!" Bentaknya, hendak beranjak, tetapi langkahnya tertahan oleh seseorang.

Seorang lelaki paruh baya yang merupakan manajer Club ini terkekeh saat kebetulan melintas, menepuk punggung Lionel ramah. "Maafkan dia, Lionel." Senyumnya mengembang, ia melambaikan tangan. "Eveline masih baru di sini, masih liar. Dia tidak suka pria yang berlagak di depannya. Itulah yang membuatnya sangat mahal dan spesial di tempat ini. Dia membenci laki-laki, menjaga jarak, kasar atau bahkan dalam level tertentu. Lucu sekali, bukan? Haha..."

Lelaki paruh baya itu ganti menatap Eve, menepuk pundaknya. Ia memberikan tekanan yang tegas namun samar. "Dan kau, Eve. Kuharap kau tahu posisimu di sini. Bersikaplah yang sopan padanya. Lionel ini, dia pria yang cukup menyenangkan, dia tidak sedang berlagak, sok akrab apalagi sok ramah. Dia memang seorang gentlemen sejati. Bad boy. Itulah gaya aslinya, tidak dibuat-buat."

"Pujian yang baik sekali, sobat." Lionel tertawa, "Kalau begitu aku akan membayar lebih untuk sambutan darimu ini, mungkin selama sebulan aku ingin dia yang menemaniku."

"Haha, kau yang paling mengerti aku, Lionel. By the way, kapan kau tiba di Monourea?"

"Tadi siang, sobat."

Detective Clue : Law And CrimeWhere stories live. Discover now