Indonesian Death Game 06 💀 : Mata Yang Tersembunyi

195 22 12
                                    


Kepulan asap menyeruak dan menyelimuti pandangan layaknya raksasa. Kumpulannya mencipta bayangan kelam bersama api yang menjilati puing-puing reruntuhan pasar. Sesak menjamahi seluru atmosfir di tempat itu, membutakan pandangan diiringi riuh napas yang terpatah-patah.

Di tengah carut marut keadaan, seseorang masih bertarung dengan kesadarannya. Ia memaksa bangkit dari tumpukan mayat yang terbakar ledakan dan puing-puing bangunan. Preman-preman itu memang telah David kalahkan sebelumnya, namun ada sesuatu yang membuat pria itu tertahan di tempat ini.

David berhasil mendudukkan dirinya, tetapi sesuatu yang hangat disertai rasa sakit yang menyengat membuat gerakannya terhambat.

Tes! Tes!

David terpekur menatap noda amis di dadanya. Sebilah pisau berkarat menancap tepat di sana, menggores dua tulang rusuknya, memecahakan beberapa pembuluh darahnya. David menarik pisau tersebut dan bertambahlah darah yang mengalir. Darahnya terus mengalir seperti sungai yang deras.

Tidak. Sejauh ini tidak masalah, dia masih bisa bertahan selama itu tidak menggores jantungnya. Yang terpenting sekarang dia tak boleh sampai tertidur.

Jangan tertidur. Jangan tertidur. Jangan tertidur!

Itulah kata yang berusaha David rapalkan di antara kesadaran yang menipis saat sesosok pria buta berpakaian pengemis datang dengan aura jahat yang begitu pekat.

"Merepotkan, huh! Benar-benar merepotkan!" gumamnya malas diiringi goresan suara kapak yang berdenting nyaring. "Mengapa tidak tidur juga, hm? Bukankah di dalam tidurmu kau bisa bermimpi indah? Sampai kapan kau mau melawannya?"

David menggeram. Sial. Bajingan ini benar-benar berbahaya. Padahal David sudah menembak daerah vitalnya beberapa kali, tetapi orang ini masih bisa leluasa bergerak. David mengeratkan pistol di sebelah tangannya, menodongkan senjata itu tanpa gentar.

"Hei!" Sosok itu berjalan pelan mendekati David sembari menyibak poni yang menutupi mata buatan yang tertanam di dahinya. "Aku bisa memunculkan siapapun di dalam mimpimu. Terutama orang yang sudah mati. Kau ingin bertemu siapa, hm? Kekasihmu? Teman lama? Atau ... "

Sosok itu terkekeh kencang. Menatap tajam sembari memiringkan kepalanya.

" ... ibumu yang telah membusuk di lautan, eh?"

David tersentak hebat. Api kemarahan seolah menyulut tajam tepat di jantungnya.

Dari mana?

Dari mana bajingan gila ini tahu tentang hal itu? Apa hubungan mereka? Apakah ini semua masih ada sangkut pautnya dengan kejahatan di Monourea?

"Tutup mulutmu, keparat!" desis David murka, ia mulai menekan pelatuk pistolnya yang tersisa. Menyambung kembali adu tembak yang sempat terhenti beberapa saat lalu.

Suara sirine mobil polisi terdengar begitu riuh merangsek ganas jalanan, membuat kendaraan lain yang kebetulan melintas di jalan raya itu terpaksa menepi. Sial! Sebentar lagi mungkin para polisi itu akan sampai di tempat mereka. Dan sebelum itu dia harus mengalahkan orang ini.

"Hah, begitu ya ..." sosok itu tergelak sembari menghindari serangan David. "Jadi kau memilih mimpi buruk dari pada tertidur dengan mimpi yang indah?"

Perlahan, sosok itu bangkit dengan aura yang mematikan. Deru napasnya terdengar memburu disertai geraman kasar. "kita lihat saja, sejauh mana kau bisa bertahan dari pusaran hipnotis mataku!"

.

.

💀 Permainan Kematian (di) Indonesia 💀
"Hidden Eyes!"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 16, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Detective Clue : Law And CrimeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang