Special Chapter 3 : Awal Ku Menyukaimu..

2.8K 341 168
                                    

Tak kusangka diriku terjatuh, akan sebuah rasa yang sepihak. Aku terjerat, lekat, dan terluka, namun canduku padamu melebihi segalanya...

--- Anetta Mc. Tavish ---

Warning (!)

Tekan vote sebelum membaca, hargai karya author dengan meninggalkan jejak! 👣

Terima kasih. 👌

Langit mulai mengelam di bawah naungan temaram. Surya yang menguasai tirai senja, perlahan menghilang di telan bukit. Pantulan dari gemerlap purnama kini merangkak naik, terlihat redup di balik awan kelabu. Warna-warni jingga di sepanjang jalan mulai menampakkan kemilau, hadiah perpisahan kepada senja yang perlahan terbenam..

Gedung-gedung tingkat dan kerlap-kerlip kota terlihat bagai tumpukkan emas yang tersebar di kaki bumi. Jalanan padat yang tampak elok dan segudang aktivitasnya menjadi satu-satunya hiburan untuk melenyapkan kejengahan...

Menawan..

Satu kata yang mampu mendeskripsikan betapa mempesonanya panorama kota kala itu. Kata yang juga mewakili pesona wanita yang kini tengah menyandarkan punggungnya di salah satu bangku Cafe.

"Silahkan pesanannya, Nona.." seruan lembut seorang pelayan mengintrupsi lamunan sang wanita. Sebuah nampan mewah berbentuk oval yang berisi satu set kudapan kini telah tersaji di meja bertaplak mewah tersebut.

"Terima kasih," Wanita itu mengangkat wajahnya dan melayangkan senyuman sebelum sang pelayan berlalu untuk melayani pesanan lain.

Anetta Mc.Tavish, nama wanita itu. Wanita berusia matang yang tampak anggun itu kini kembali terdiam dengan wajah tertekuk.

Rasa-rasanya sungguh aneh, hanya diam dan menekuk wajah, sementara segelas doppio espresso hangat dan sepiring kudapan hasil tangan seorang koki handal yang tentunya lezat--- menunggu untuk dinikmati. Apalagi jika di latari dengan panorama kota dan alunan musik romansa yang sungguh berkelas. Benar-benar suasana yang cocok untuk sekadar membahagiakan diri, sebenarnya...

Dengan berat, Anne menghela napas. Sejurus kemudian ia mengangkat wajahnya dan memandang lurus kedepan. Bukan, bukan rasa tertarik ataupun kagum yang membuat wanita itu menegakkan kepala. Namun ada hal yang membuat rona cantik itu memudar, hal yang membuat pancaran semangat di kedua matanya lenyap tak berbekas.

Jemari lentik dengan kuku bercat maroon itu perlahan bergerak, meraih pegangan cangkir dingin dan menyeruput minumannya pelan. Rasa hangat menyentuh papila lidahnya, membawa lekat rasa manis yang terasa hambar di mulutnya.

Alih-alih menikmati, justru rasa manis yang di ciptakan cairan hangat itu terasa memuakkan baginya.

Ada tiga hal yang membuat mood nya memburuk kali ini. Tiga hal yang ia benci kini tengah menimpanya, dan memaksa dirinya untuk menobatkan hari ini sebagai hari tersial sepanjang hidupnya.

Pertama.. Diawali dengan menghilangnya data DNA yang telah bersusah payah ia rampungkan selama seminggu dalam sebuah softcopy. Tentu saja dan mau tak mau ia harus mengulangi pekerjaan dari awal sampai akhir dengan seminggu yang melelahkan dan hanya menghasilkan kesia-siaan.

Kedua... Dia berniat melepaskan stress dengan mengunjungi Cafe mewah yang ternyata membosankan. Dengan alunan musik klasik yang tampak menyentuh dan lirikan genit para pria tua tak tahu diri yang terus memuja bentuk tubuhnya..

Dan yang ketiga...

"Makan makanan manis seperti itu tidak baik bagi kesehatan. Lihat! Pantas saja tubuhmu pendek begitu, kau harus banyak makan daging!" tegas suara bariton khas yang begitu menarik perhatiannya.

Detective Clue : Law And CrimeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang