The Blacklist Underground 11 ✔ : Tactical War

126 34 22
                                    


Kamar-kamar berjeruji dengan bau kotoran manusia dan pintu-pintu berkarat berjejer sejauh mata memandang. Lorong panjang yang pengap membelah di kanan kirinya. Tempat itu sungguh suram dan kumuh. Orang-orang berwajah lesu, berbadan kotor serta berbau pesing mengerang dan menjerit seolah malaikat maut datang ke hadapan mereka setiap saat.

Tidak ada satu pun yang peduli dengan orang-orang itu, bahkan saat tiga pria berpakaian jas serba hitam melintas semakin jauh ke dalam. Bayangan tiga pria itu tampak menjulang, menari di antara pekatnya temaram. Aura yang mereka bawa sungguh mengerikan. Begitu dingin dan pekat, khas seorang pembunuh berdarah dingin.

Mereka tiba di ujung lorong saat siluet pria gemuk berdiri membelakangi mereka. Topi hitam yang menutupi setengah codet di wajah, juga jubah hitam yang tergerai hingga paha memberikan pencitraan misterius yang kental pada orang itu.

"Kalian tiba tepat waktu, rupanya. Aku suka dengan kedisiplinan orang-orang Rusia."

"Tak perlu berbasa-basi, Devil Tie," celetuk salah satu pria yang terlihat paling berpengaruh di antara tiga pria di sana. Pria dengan codet panjang yang membelah mata hingga alisnya. "Katakan saja apa yang kami dapat di Negara kumuhmu ini," desisnya dingin. "Uang? Jabatan? Atau..."

"Pembalasan dendam."

Pria gemuk itu berbalik, menampakkan seringai kejam yang nyaris mengoyak pipinya. "Di hari penobatanku sebagai Wali Kota baru, kau akan menuntaskan apa yang menjadi keinginanmu selama puluhan tahun. Pembalasan dendam."

.

.

.

__ Daftar Hitam Bawah Tanah 11 __
"Perang Taktik"

.

Clue tidak bisa mencegah saat berkas yang ia jatuhkan itu terbuka di depan mata. Menampilkan deretan kalimat yang menguak labirin rahasia yang selama ini tersimpan erat dan rapat. Clue semakin mengeratkan pelukan saat merasa tubuh David menegang. Ia tahu apa yang terjadi, tapi cepat atau lambatpun David harus mengetahui fakta ini. Sebuah fakta besar yang sejak awal sudah Clue sadari semenjak bertemu Dark Athena.

Pelukan Clue perlahan mengendur, lalu terlepas saat David melangkah menuju berkas yang terbuka. Walau David sudah melihatnya, tapi jauh di sudut hatinya, David berharap bahwa apa yang dilihatnya kali ini salah besar. Sebuah amplop usang dengan noda kekuningan serta berbau jamur menyembul dari salah satu halaman berkas. Sebuah amplop usang dengan tulisan rapi yang telah blur di beberapa sisi, namun masih bisa terbaca.

"Inspektur..." bisik Clue hati-hati, namun tak ada jawaban apapun hingga beberapa lamanya. Ia hanya bisa menyaksikan bagaimana David membaca surat itu dalam keheningan.

Ruangan itu lengang, seakan-akan semua suara terserap ke dalam kelamnya pandangan David. Sepasang mata biru yang indah itu telah ternodai oleh rasa sakit dan marah yang membaur menjadi satu. Clue tak bisa melihatnya, namun bisa dia rasakan seberapa dalam luka hati itu.

Itu jelas-jelas menyakitkan. Bagi David yang selama ini telah menganggap kedua orang tuanya itu telah tiada, atau barangkali telah bahagia di suatu tempat dengan kehidupan baru, ternyata justru menjadi teroris paling mengerikan. Parahnya, apa yang digunjingkan oleh orang-orang selama ini terbukti benar, meski awalnya ia cukup keras hati untuk menyangkal bahwa ibunya itu tak lebih dari seorang PSK rendahan. Semua kenyataan itu terbukti. Dan sekarang, ketika David harus mengetahui fakta pahit itu, kenyataan yang bertolak belakang dengan anggapannya selama ini seakan-akan menjadi pukulan telak untuknya. Menusuk tepat di hatinya. Teramat dalam, teramat menyakitkan.

David memang tahu jika dunia ini kejam, terlebih saat ia memutuskan untuk menjadi bagian dari para penegak hukum. Tapi bagaimanapun, satu fakta pahit ini tidak bisa ia terima begitu saja.

Detective Clue : Law And CrimeWhere stories live. Discover now