"Aku buatin , mau?"

"Mau lah , pake nanya lagi."

"Mau panas banget atau panas aja?"

"Panas aja."

"Susu putih atau coklat?"

"Hm..putih."

"Pake gelas?

"Pake dot."

"Oke! Aku buatin dulu , ya!"

Ariel menatap kepergian Sergio.

"Yeh... malah dianggep beneran lagi. Terserah dia deh."

Tak lama kemudian , Sergio datang membawa segelas susu putih yang tidak terlalu panas.

"Nih."

Ariel menerimanya.

"Makasih. Kok enggak pake dot? Tadi kan aku mintanya pake dot." ucap Ariel lalu menyeruput susu di gelas yang dipegangnya.

"Dot nya lagi dipake sama anak kita. Kasihan nanti kalau aku ambil dot nya , dia kebangun. Dia masih tidur soalnya."

Ariel yang sedang asyik meminum susunya itu pun langsung terbatuk batuk setelah mendengar ucapan Sergio.

"Gue? Punya anak sama lo? Ngarep lo!"

"Jadi kamu enggak mau punya anak sama aku?" tanya Sergio.

"Gak!"

"Yakin?" Sergio mendekatkan wajahnya ke Ariel.

"Iya!"

"Serius?" Makin dekat.

"Kamu ngapain sih deket dek---"

Cup.

Sebuah kecupan mendarat sempurna di pipi Ariel. Ariel terdiam dengan mata yang membulat sempurna. Tangan memegang pipi kirinya. Matanya melirik Sergio.

"Kamu ngapain barusan?"

"Cium pipi kamu."

"Ih! Kamu enggak sopan!" Ariel memukuli lengan Sergio.

Sergio tertawa sambil memegang lengannya yang dipukuli Ariel.

"Ariel , udah dong. Aku cape ketawa nih!" ucap Sergio masih tertawa.

Dan , ya. Kejar kejaran pun terjadi diantara mereka. Ariel mengejar Sergio dan Sergio berbalik mengejar Ariel. Sesekali , Sergio memeluk Ariel dari belakang. Sesekali , Sergio menarik tangan Ariel dan sebaliknya. Sebuah senyuman terukir jelas diwajah keduanya.

Dari dalam villa , Pak Lucurent dan Bu Sinta memandang mereka dari jauh.

"Pa , gimana kalau ucapan Sergio tadi malam itu benar? Dengan bukti yang sudah ditunjukkan Sergio , mama semakin yakin kalau--" Bu Sinta menggantungkan ucapannya.

"Tiara udah datang lagi ke kehidupan Sergio."

"Papa juga bingung , ma. Kita tahu sendiri kan kalau Sergio itu dulu menyukai Tiara. Tapi sekarang dia sudah mempunyai Ariel. Kalau sampai Sergio membuka hatinya kembali untuk Tiara , bagaimana dengan Ariel?"

Bu Sinta terdiam.

"Tapi papa yakin. Sergio akan tetap bersama Ariel. Lihat saja mereka. Cinta mereka itu tulus. Mereka saling melengkapi satu sama lain. Papa yakin kalau Sergio dipisahkan dengan Ariel , dia akan sedih sekali. Begitu juga sebaliknya."

Bu Sinta memandang Sergio dan Ariel yang saat ini sedang berdiri berhadapan dan saling bercanda.

"Semenjak ada Ariel , Sergio juga lebih bahagia dari sebelumnya. Papa ingat kan saat Sergio tahu kalau Tiara sudah menjadi milik orang lain. Meskipun dia terlihat biasa saja , namun mama tahu kalau dia sedang bersedih didalam hatinya. Dan setelah itu , Ariel datang dan masuk kedalam kehidupan Sergio. Bagaikan pelangi yang datang setelah langit gelap." ucap Bu Sinta.

"Kamu benar , ma. Ariel membawa kebahagiaan untuk anak kita. Sedangkan Tiara?"

"Papa yakin. Sergio dan Ariel memang ditakdirkan untuk bersama."

Bu Sinta mengangguk.

"Yaudah. Mama bikin sarapan dulu."

Bu Sinta pun berjalan memasuki dapur untuk membuat sarapan.

###

Sergio sedang berada di kamarnya saat ini. Ariel dan mamanya sedang keluar membeli makanan untuk dimasak nanti malam. Cowo itu memilih untuk menata jambulnya.

Tiba tiba , ponselnya berbunyi tanda ada pesan yang masuk.

Margareth Tiaralevytha
kenapa kamu enggak bales pesan aku?

Sergio memutar bola matanya malas.

"Ganggu aja. Orang lagi benerin jambul juga."

Pak Lucurent tiba tiba masuk.

"Kenapa?" tanyanya.

"Itu Tiara , pa. Aku lagi benerin jambul juga."

"Oh , Tiara."

Pak Lucurent lalu duduk disamping Sergio dan menepuk pundaknya pelan.

"Sergio , kamu harus inget. Kamu sudah punya Ariel. Jangan lagi nanggepin Tiara yang jelas jelas ganggu hubungan kamu sama Ariel. Boleh temenen asal jangan kasih harapan. Kamu inget kan? Kejadian Ariel diculik sama Angel?"

Sergio mengangguk.

"Papa enggak mau kejadian seperti itu terulang lagi. Bisa saja Tiara menjadi seperti Angel saat tahu bahwa Ariel adalah pacar kamu. Kamu paham maksud papa kan?"

"Iya , pa. Aku paham. Aku akan jagain Ariel dari Tiara. Papa bener , Tiara bisa aja ngejahatin Ariel. Karena aku punya feeling kalau Tiara akan deketin aku lagi."

"Jagain Ariel sebisa kamu , nak." pesan Pak Lucurent.

"Tenang aja , pa. Neneknya Ariel juga pesen begitu kok. Jadi aku akan terus jagain Ariel." Sergio tersenyum.

"Sekarang kamu terima perjodohan ini kan?" Pak Lucurent tersenyum jahil.

Sergio salah tingkah.

"Papa apaan sih!"

Pak Lucurent terbahak melihat tingkah Sergio yang salah tingkah.

"Kalau sama Ariel , aku terima. Kalau sama Tiara , mending aku sama Angel aja." Sergio tertawa.

"Kamu mau sama Angel? Papa hubungin dia sekarang juga nih?" ledek Pak Lucurent.

"Jangan! Aku sama Ariel aja. Ariel udah sempurna kok." Sergio terkekeh.

Pak Lucurent hanya tersenyum dan menggelengkan kepala melihat Sergio. Yang jelas , Tiara tidak akan mendapatkan restu darinya.





                              - Serriel -



HAI! 👋 Apa kabar kalian? Baik yaa!
Tiara enggak akan dapat restu kok dari keluarganya Sergio. Tenang geng! 😂
Hati Sergio juga udah tertutup kok buat Tiara😂 Hanya ada Ariel seorang.

Tapi , memangnya ada yang bisa mengetahui masa depan? Ada yang bisa mengetahui apa yang akan terjadi? Kata kata itu hanya akan menjadi sebuah kata kata apabila masa depan ternyata tidak sesuai dengan apa yang sudah kita rencanakan sebelumnya.
Hmm...
Keep vote yaw! mi luv youu! 😘😘

SerrielOnde histórias criam vida. Descubra agora