Halaman 52 : Jangan Menangis

3.2K 195 20
                                    

Picture : Marcellino Sand

✺✺✺

Lari yang kencang. Kejarlah dia didepan. Tapi sesekali tengoklah ke belakang. Ada aku yang setia menunggumu kembali.

✺✺✺

<Author's POV>

Suara defiblator menemani kesendirian Marcel di ruangan ini. Tom pergi sebentar ke rumah, katanya ada sanak keluarga yang datang sekedar mampir, mau tidak mau Tom harus pulang menyambut mereka.

Jarum infus masih setia menempel ditangannya. Tubuhnya meringkuk penuh ketakutan, tangannya bergetar hebat. Sedangkan air matanya memaksa keluar tapi sekuat tenaga ia menahannya agar tidak menetes.

Valenya telah dinikahi oleh Sea. Mengapa harus bersama Sea? Mengapa bukan aku?! Mengapa Tuhan menorehkan luka baru di atas luka lama? Mengapa Tuhan senang sekali melihatku terpuruk seperti ini?

"Beberapa hari ini aku berencana untuk menikahi Vale. Jangan salahkan aku, tapi dirimu sendiri. Dengan keinginanmu, kau masuk dalam kehidupanku dan Vale. Dan aku tidak bertanggungjawab atas rasa cintamu pada kekasihku."

Lalu Marcel memukul-mukul kepalanya dengan keras setelah mengingat ucapan Sea. Ia adalah pihak ketiga yang masuk dalam kisah percintaan sang Pangeran. Hebat, kau patut bangga pada dirimu sendiri, Marcel.

Ceklek.

"Astaga, bagaimana bisa aku melupakan ponsel dan dompetku disini?" Tom tiba-tiba masuk dan langsung mencari kedua benda penting itu. "Hei, kau sudah tidur?"

"Untuk apa kau datang kemari?" tanya Marcel tanpa menatap lawan bicara.

"Iya. Ponsel dan dompetku tertinggal, dimana ya? Sialnya, motorku mogok ditengah jalan dan saat membeli bensin dompetku tidak ada di saku. Lalu ketika aku ingin meminta tolong orang rumah, eh ponselku juga tertinggal. Terpaksa aku jalan kaki ke rumah sakit," jelas Tom. "Rencananya aku ingin balik lagi setelah... Ah, ini dia!"

Dengan bangga, Tom mengangkat ponsel dan dompetnya tinggi-tinggi. Kedua alisnya menyatu bingung, ada tanda miss call dari nomor Sea? Lantas mengapa Marcel tidur meringkuk seperti ini? Pasti ada yang tidak beres.

"Bro, are you okay?"

"Aku mau tidur," jawab Marcel datar.

"Hei, kau baik-baik saja 'kan?"

"Sleep tight."

Tom menepuk pundak Marcel karena ucapannya diabaikan. "Cel, katakan padaku. Kau tak pandai berbohong seperti--"

Sontak Marcel menepis kasar tangan Tom hingga tersungkur jatuh. "GO AWAY!" teriak Marcel lantang. Melihat Tom yang jatuh kaget itu membuatnya merasa bersalah. "Leave me, please..."

Merasa tidak perduli, Tom bangkit dan langsung mendekati Marcel. "Aku tidak tahu salahku dimana, tapi kenapa kau tiba-tiba jadi seperti ini? Ceritakan padaku apa yang terjadi, Cel. I'm your friend, right?"

"Vale menikah. Tadi, menjelang malam." Marcel diam mematung.

"What?! Are you fucking kidding me? Maksudku... dengan siapa? Mengapa mendadak sekali?" Tom mulai kehabisan kata.

"Dengan pria yang kemarin kau jumpai dekat kolam. Sebenarnya kabar ini sudah kuketahui jauh-jauh hari, tapi aku merahasiakan darimu dan teman-teman SMA."

"Tapi mengapa, Cel? Kau tidak berhak melakukan hal ini!"

"Lalu aku harus berbuat apa?! Aku tidak ingin kalian melihat Vale menikah dengan orang lain! Aku tidak ingin kalian yang telah menganggap aku dan Vale sepasang kekasih melihatku terpuruk sendiri! Aku tidak ingin kalian melihat Vale bahagia sedangkan aku menderita seperti ini! Aku tidak ingin terlihat lemah! Kau mengerti?!" sanggah Marcel berapi-api.

Prince Of Sea [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang