Halaman 41 : My New Friend

3.4K 204 6
                                    

Vote dulu sebelum baca~

Maafkeun updatenya lama. Akhir-akhir ini Lala semakn bingung buat lanjutin cerita POS. Mungkin karena mau ending kali yah?

Selamat Membaca 😉

✺✺✺

Love is bullshit, Man. Karena cinta hanya berujung perpisahan. Lantas untuk apa menikmati cinta, sedangkan hasrat jauh lebih menyenangkan?-Mr. Grey-

Vale menutup buku novelnya, dari halaman pertama saja ia tidak tak tertarik tapi karena ia tertukar kantung plastik saat di toko buku, ia jadi mendapatkan novel milik orang lain.

"Sudah sampai. Aku mengantarmu sampai gerbang saja yah, karena setengah jam lagi aku ada meeting dengan klienku," Sea menatap arloji ditangannya.

Vale mengangguk pelan. Melepaskan sabuk pengaman lalu mengambil tas sekolah.

"Aku juga akan pulang terlambat nanti malam. Dan kamu jangan tidur larut malam." sambung Sea sembari menyisir rambut Vale menggunakan jemarinya.

"Baiklah," Vale menepis pelan tangan Sea dari rambut peraknya. Ia menatap Sea dengan hangat.

"Jika kamu lelah, sebaiknya istirahat dulu, jangan terlalu memaksakan diri."

Perlahan tangan besar itu menangkup wajah cantik Vale, mengelusnya dengan pelan seakan kulit putihnya terbuat dari sutra.

Vale menikmati sentuhan tersebut. Matanya terpejam merasakan belaian kasih sayang dari kekasihnya ini. Namun ia cepat tersadar, bahwa sebentar lagi ia ada kelas.

"Aku ing--" ucapannya terpotong tatkala sebuah bibir yang lembut menari diatas bibirnya. Tapi itu tak berlangsung lama ketika suara klakson terdengar hingga merusak telinga.

"Bisakah Bapak memarkirkan lebih ke kiri? Mobilku tak dapat masuk karena terhalangi mobil Bapak," Sahut seorang pemuda tampan, tapi berkharisma dewasa.

Sea memutar bola matanya jengah, lalu segera memutar stir mobilnya. Setelah itu, mobil milik pemuda tampan sudah dapat memasuki gerbang.

Vale masih mematung ditempat. Belum saja keterkejutannya hilang saat Sea mulai menciumnya, sekarang melihat tingkah laku Sea yang dapat dikatakan 'kekanakan'(?)

Sumpah serapah ia keluarkan agar mengutuk siapa saja yang berani menggangu waktu specialnya. Tatapan tajam mengarah kepada pengemudi yang menegurnya. "Sialan."

Cup. "Jangan berkata kasar!" Vale tersenyum kecil melihat reaksi Sea.

"Tapi dia menganggu--"

Cup. "Jangan membantah!" Ia kebali mengecup pipi kanan Sea.

"Vale, kau itu--"

Cup. Sea sengaja memposisikan bibirnya ke bibir Vale. Geram atas apa yang tadi Vale lakukan, walau sebenarnya ia menyukainya. Mungkin saja, ia akan memakannya dan terlambat untuk meeting kali ini.

Bola mata Vale membulat sempurna. Bisa-bisanya Sea mencari kesempatan seperti ini.

"Vale, jika kamu menginginkannya, maka aku akan berikan tapi tidak sekarang. Tapi dengan cara seperti itu tandanya kamu sedang menggodaku," Sea mendekatkan dirinya pada telinga Vale. "namun jika kamu memaksa, kita bisa menyewa hotel terdekat didaerah-"

Sebelum selesai menjawab, Vale terlebih dulu memotong ucapannya. "Aku duluan, My Prince!"

Sea terseyum miring mendapati gadisnya yang tengah malu karena membicarakan hal seperti itu. Sedangkan Vale segera memasuki gedung besar universitas. Pipi Vale merona merah, mendengar ucapan Sea yang kelewat mesum itu.

Prince Of Sea [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang