Halaman 19 : Terlalu Menyakitkan (2)

4.3K 305 24
                                    

Picture : Whennuz.
<><><><><><><><><><><><>
Sea Pov.

Sungguh, ini diluar dugaanku. Aku bahkan tidak menyangka tentang kenyataan ini. Okta-ku kembali. Ia datang menemuiku, disini. Khusus untukku. A-aku merindukanmu!

Vale, dimana dia? Ahh, mungkin sedang jalan-jalan atau pergi bersama ayah. Ah iya, aku harus memberitahu ayah tentang kabar baik ini.

"Okta, mari bertemu dengan Ayah, ia pasti akan senang!" ajakku padanya. Ia pun mengangguk.

Aku menuju kamar ayah dengan Okta dibelakangku. Tunggu, ekorku berdenyut. Oh tidak, tahan Sea! Kau tidak boleh lemah dihadapan Okta.

Tok, tok, tok. "Ayah?"

Ayah membuka pintu dan memperlihatkan wajah datarnya, sama sepertiku. "Ayah, Okta kembali kesini untuk menemuiku. Apakah Ayah bahagia?"

Ini tidak kuharapkan, ayah ternyata acuh. "Ohh, dimana Vale?"

Aku mengangkat bahu, "Tidak tau!"

"Sea, biar kuperjelas, Vale jodohmu dan dia adalah masalalumu. Bagaimana bisa kau meninggalkan masa depan demi seonggok masalalu yang disebut bekas? Jika kau datang padaku dan hanya memberi kabar buruk, aku rasa itu tidak penting!" Ayah pergi meninggalkan kami.

Aku menoleh dan melihat Okta menunduk. Segera kugenggam tangannya, "Sudah, jangan diambil hati. Mungkin Ayah banyak masalah sekarang,"

**************************

Author Pov.

Raja Neptune mengetuk pintu kamar Sea. Sesekali ia mendengar suara tangisan. "Vale, anakku?"

Ketukan demi ketukan tak membuat Vale bergeming. Ia hanya menatap kosong pintu tersebut.

"Vale, buka pintunya!" teriak sang Raja dan menggema keseluruh Istana.

Pelayan yang berlalu-lalang pun tidak jadi lewat kamar Sea karena mereka tau amarah sang Raja sedang meluap.

Sebuah kilatan terlihat dari lorong kamar Sea. Saking terangnya cahaya tersebut membuat Vale jadi takut. Dan,... Krraakk, suara retakan pintu kamar Sea.

Boom, pintu kamar tersebut patah dan berserakan dimana-mana. Bersamaan dengan cahaya tersebut, tumbuhan sulur milik Vale lenyap seketika. Jangan meragukan kekuatan sang Raja.

"Kau kenapa anakku?" Raja Neptune menghampiri Vale. Vale cepat-cepat menyeka air matanya dan tersenyum manis.

"Kau menangis?" tanya Raja. Vale hanya menggeleng. "Mengapa kau berbohong? Lihat mutiara ini dan perhatikan ekormu yang berubah warna. Aku mengerti perasaanmu, Vale."

"Aku baik-baik saja, Raja Neptune."

"Tenanglah, aku bisa melihat raut wajahmu itu. Ingatlah ini Vale, aku mendukungmu. Aku tau ini begitu menyakitkan, bukan?"

Lagi-lagi Vale tersenyum, tersenyum getir.

"Mari kita keruang makan. Ini sudah seminggu sejak kau makan rumput laut waktu itu."

Vale merasakan kehadiran sosok ayah yang mencemaskan keadaan putrinya.

"Ayo!"

Mereka menuju ruang makan. Kini dihadapan mereka terdapat meja dengan rumput laut yang berbentuk kenyal itu. Sea dan Okta juga berada disana, satu meja dengan Raja dan Vale.

"Sea, diam dikusimu!" ujar Raja Neptune saat melihat keromantisan antara Sea dan Okta. Mereka saling suap-menyuap, menjijikan. Sedangkan Vale hanya menatap kosong piringnya. "Apakah kau tidak malu, huh? Pasanganmu kau acuhkan? Apa kau tidak mendengar perkataanku?!"

Prince Of Sea [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang