Halaman 7 : Siren Terkutuk

7.8K 457 25
                                    

Picture : Vian dan Vale

✺✺✺

Kau dan aku saling tahu kita merasakan hal yang sama. Dekat namun tak ingin terikat. Sayang tapi takut untuk berjuang.

✺✺✺

<Vale's POV>

Aku pun terbangun dari tidurku saat mendengar suara auman yang keras. Aku memekik kaget dan langsung bangkit. Suara apa itu? Kulihat ada pergerakan dari pinggulku. Astaga, ternyata ada Sea dan aku baru mengingatnya sekarang.

"Kau sudah bangun?" ucapnya dengan serak.

"Tadi suara apa?" tanyaku tiba-tiba. Ia mengucek matanya lalu menguap. Aku pun menutup mulutnya saat menguap. "Kalau sedang menguap sebaiknya tutup mulutmu."

Ia hanya mengangguk kecil. "Tadi suara hewan peliharaanku."

Belum sempat aku berbicara, Sea langsung menarikku untuk berbaring kembali.

"Ada ap..."

Ia menunjukkan jari telunjuknya didepan mulutku. "Ssst, ini masih terlalu pagi. Lanjutkan saja tidurmu."

Aku hanya menyeritkan alis dengan bingung. "Tapi..." potongku. Sea langsung memeluk tubuhku lagi. Sepertinya aku tertidur kembali di dada bidangnya yang hangat.

Aku pun terbangun. Cahaya matahari sudah masuk sampai ke dasar meski remang-remang. Ternyata tidur di dasar laut tidak buruk juga.

"Kan sudah kubilang, lanjutkan tidurmu. Ini masih-"

"Ini sudah pagi menjelang siang. Ayo, bangunlah!" ajakku sembari menggoyangkan bahunya. "Sea, ayolah, ini sudah pagi. Aku ingin melihat hewan peliharaanmu!"

"Baiklah, baiklah." Sea pun terbangun. Mengucek matanya dengan kasar. "Kau tau, aku belum pernah bangun sepagi ini. Ehm, bahkan seluruh Siren."

"Maka dari itu, kau 'kan Pangeran, berilah contoh baik pada mereka."

"Ya, ya, dasar cerewet," gumamnya pelan nyaris tak terdengar.

"Aku bisa mendengarmu!" ucapku. "Kapan kita akan melihatnya?"

"Vale..." ucapnya dengan nada lembut.

Aku menyengir kuda. "I... iya ada apa?"

"Sabarlah sebentar!" balasnya dan pergi. "Pagi-pagi sudah membuatku sebal," gerutunya hampir tidak terdengar.

"Dasar Tuan Mesum!" dengus kesalku.

"Ehm! Aku bisa mendengarmu!" ujar dibalik pintu. Huh, pagi ini aku bisa naik darah!

Lorong panjang yang sudah berlumut memberikan efek horor pada sisi bangunan ini. Ditambah dengan cahaya minim dan hawa dingin yang menusuk sampai ke tulang.

Sesekali aku menarik nafas panjang. Berenang? Kini aku dapat melakukannya tapi kali ini aku yakin tidak akan jatuh ke lantai lagi. Mungkin karena latihan yang Sea ajarkan kepadaku.

"Angkat ekormu lebih tinggi, kalau tidak kau bisa jatuh dengan cepat!" teriak Sea. Huh, teriakannya membuat para Siren penasaran dan akhirnya mereka menonton latihanku. Astaga, aku merasa dipermalukan sekarang.

Aku pun mengangkat ekorku lebih tinggi dan mencoba menggerakannya. Sulit, memang sulit. Tapi aku bisa apa? Melawan Sea? Mana mungkin.

"Mengapa kau malah melamun? Ekormu tidak digerakan, jadi bagaimana kau dapat bergerak maju?" tanya Sea.

Prince Of Sea [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang