Halaman 39 : Inilah Alasanku Untuk Menjauhimu

3.3K 240 4
                                    

Sea Pov.

"Apakah kau benar mencintaiku, Sea?" Kalimat tersebut baru saja keluar dari mulut Vale.

Apakah aku benar mencintainya? Mengapa aku masih meragukan perasaanku padanya? Ataukah aku tak memiliki perasaan itu?

"A-aku..." Aku bingung, pikiranku kosong, dan aku tidak tau harus berkata apa.

"Jawablah aku, Sea!" Airmata Vale mengalir deras dipipinya. Aku jadi tidak tega melihatnya seperti ini.

"Aku memanglah pria yang kau sebut 'brengsek' yang aku tidak ketahui artinya. Yang jelas, mau kau lari sampai ke ujung dunia pun, aku tetap menjadi pasanganmu. Vale, aku tidak tau apa yang kurasakan saat ini." Aku menarik rambut hitamku dengan kasar.

Aku berdiri tegap membelakangi tubuh Vale.

"Apakah kau tidak tau, apa yang aku rasakan saat melihat kau bermesraan dengan Marcel didepan mata kepalaku sendiri?! Apakah kau tidak tau, aku menangis seharian, menahan perih dihatiku saat mengingat kejadian itu?! Itu semua karena siapa, Vale?! Jawab!" Aku mencengkram kedua bahu Vale, tak perduli rasa sakitnya. Toh, sakit itu tak sebanding dengan rasa sakit hatiku.

"Maafkan aku..."

Tanganku terulur untuk menghapus airmatanya. Mengelus pipinya yang basah dengan lembut.

"Seharusnya aku yang harus meminta maaf padamu."

Aku mendekatkan diriku kearah Vale. Mengecilkan jarak diantara kami. Mengusap lembut surai indah miliknya. Juga menghirup dalam aroma teratai yang menjadi candu untukku.

"Bolehkah aku memelukmu?" tanya Vale padaku. Aku tersenyum kecil sebagai jawabannya.

Lantas ia memelukku erat, sangat erat hingga aku terasa sesak. Aku juga dapat merasakan deru nafasnya di dadaku. Sial, hal ini membuat tubuhku bergairah.

Tiba-tiba Vale kembali menangis, ia terisak dipelukanku. Aku tak tau harus perbuat apa. Dan yang pasti, aku membalas pelukannya dengan kasihsayang.

"A-aku merindukanmu, sungguh. Maafkan aku yang sudah pergi tanpa ijin dari Kerajaan. Aku tau, kau telah memiliki Okta, dan aku pun takkan mengganggumu. Kumohon, jadikan pelukan ini sebagai salam perpisahan kita....Hiks, hiks,"

Aku tersenyum kecut setelah mendengar ucapan Vale, "Okta,.... Sebenarnya ia hanya berpura-pura mencintaiku, menguak masalalu sebagai tameng keberhasilannya,"

"Maksudmu?" tanya Vale.

"Okta berniat membunuh Ayahanda, syukurlah aku datang tepat waktu. Ia menyekik leher Ayahanda dengan tentakel guritanya yg besar dan lengket," Ujarku lirih.

Vale menutup mulutnya yang menganga karena kaget. Matanya membendung airmata yang hendak jatuh.

"Maafkan aku karena memilih Dia, masalalu-ku. Andai waktu bisa diputar ulang kembali, pasti aku tidak akan mengulang kesalahanku lagi,"

Tiba-tiba aku merasakan sebuah tangan dingin menyentuh permukaan kulit pipiku. Ia tersenyum ditengah tangisannya. "Penyesalan hanya berada diakhir, lantas jangan jadikan kesalahanmu itu sebagai kegagalan, tapi sebagai sebuah pelajaran."

Tak tahan, aku langsung memeluk tubuhnya yang mungil. Ia juga membalas pelukanku. Dan juga membisikkan sesuatu yang tidak kuketahui artinya.

"I love you, Sea,"

✺✺✺

Suara diskotik sangat kencang, sampai ingin membuat gendang telinga orang yang mendengarnya pecah. Belum lagi teriakan orangnya dari dalam, memperkeruh suasana.

Prince Of Sea [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang