Halaman 25 : Sparing Basket

3.8K 250 1
                                    

Author Pov.

Mentari mulai nampak dari peraduannya. Bersamaan dengan sinar matahari terbit yang menembus jendela kamarnya, si barbie siap untuk berangkat sekolah. Seragam, tas, dan juga sepatu yang telah ia kenakan. Begitu pas, cocok, dan juga cantik, tentu saja. Setelah siap, ia bergegas menuruni tangga.

"Selamat pagi, Marcel!" sapa Vale dengan girang.

"Pagi barbie!" balas Marcel dengan senyuman hangat. Ia melanjutkan mengikat sepatu sport miliknya.

"Kau tidak membawa tas?"

"Tidak. Lagipula hari 'kan free class?"

"Astaga, benarkah?" wajah Vale menjadi murung. Marcel yang melihatnya pun langsung menghampiri, "Kau tak apa?"

Vale menggeleng, "Berarti hari ini kita tidak belajar?"

"Hei, pelajaran 'kan sudah selesai. Terus apa yang akan dipelajari? Kita hanya menunggu ujian saja," Marcel merangkul Vale dan menuntunnya ke arah bagasi mobil.

Kemudian Marcel mempersilahkan Vale masuk kedalam mobil putih tersebut, "Ladies first~". Vale tersenyum dan masuk mobil dengan perlahan.

Mobil putih tersebut melaju dengan cepat menuju sekolah ternama itu. Disepanjang perjalanan, Vale menatap kearah jalan raya yang masih renggang--masih pagi--hanya terlihat beberapa kendaraan yang berlalu-lalang.

"Nanti kamu nonton sparing aku 'kan, Vale?" ucap Marcel yang membuat lamunan Vale buyar. Vale tersenyum dan mengangguk.

"Setelah ini kamu akan mengganti seragammu dengan kaus basket?" tanya Vale.

"Ya, tentu saja. Kau mau bertaruh?"

"Bertaruh itu dilarang, tau."

Marcel memutar bola matanya, "Uf, ini hanya untuk bermain saja."

"Oh, begitu. Kalau begitu kita akan bertaruh apa?"

"Jika aku memasukkan bola ke ring sampai 7 kali, maka kau akan menuruti 3 keinginanku, bagaimana?"

Vale tampak menimbang pernyataan Marcel tadi. "Baiklah, tapi jika kamu gagal, maka belikan aku 10 novel terbaru bulan ini, bagaimana? Deal?"

"Setuju!" Marcel mengulurkan tangan untuk bersalaman. "Deal!!!" soraknya gembira.

ʊʊʊʊʊʊʊ

Setelah mengganti seragamnya dengan kaus, Marcel pun segera menjemput Vale yang masih berada didalam kelas. Disepanjang koridor sekolah, Marcel ditatap oleh semua perempuan tanpa berkedip. Siapa yang tidak kenal Marcel? Sungguh, tatapannya mampu membius kaum hawa.

Ia pun dihadang oleh perempuan yang, um, menor--bedaknya terlalu tebal--kemudian seragamnya pun diikat dan terlihat perutnya sedikit. The girl's nama genknya. "Hei, Marcel, kau ingin berlomba?" ucapnya dengan nada, ugh, menjijikan.

"Minggir dari hadapanku!" sergah Marcel.

"Jangan terburu-buru Cel, aku pasti akan menontonmu, kok!" ucapnya lagi namun kali ini ia mulai menyentuh otot lengan Marcel dengan menggoda.

Marcel segera menepis tangan hina itu dari lengannya, "Oh, maaf, tanganmu terlalu kotor untuk menyentuh kulitku. Dan, aku terburu-buru. Permisi," Marcel lewat dengan gaya mengusir. Masa bodoh mereka yang terus menggerutu kesal daritadi. Semoga saja setelah ini mulutnya akan berbusa.

Marcel pun masuk ke kelas. Ya, Vale ada disana, dikerubungi para teman se-club basketnya. Kesal, ia pun langsung mendobrak meja. Bruk, membuat teman-temannya berkisar sebelas orang langsung melonjak kaget.

Prince Of Sea [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang