Halaman 42 : Mr. Forn's Family

3.1K 186 4
                                    

Maafkan Lala yang update-nya lama. Sedikit cerita, kemarin Lala sudah ngetik satu halaman dengan seribu lebih kata. Tapi naas, Lala kena Writer's Block!!! Dude, are you fucking kidding me?!

Satu halaman tersebut gak bisa dibuka dan waktu itu Lala buka ternyata bisa, Lala fikir besok pasti bisa langsung update! Tapi dugaan Lala salah, emang sih bisa dibuka tapi kata-katanya hilang.

Yah mau gimana lagi? Akhirnya, dengan berat hati Lala nengetik ulang cerita kemarin dan sedikit ada tambahan.

Trimakasih buat readers yang terus stay dicerita ini dan selalu baca cerita abal-abal ini. Rasanya Lala pengen nangis kalo liat POS yang terus dianggurin😢

Tapi possitive thinking ajah, semoga yang silent readers segera nongol dan memberikan satu bintang untuk cerita ini.

Happy reading guys!

✺✺✺


Seorang anak lelaki sekitar tujuh tahun sedang asyik memainkan mobil-mobilan diatas gundukan pasir halus dihalaman belakang. Ia berperawakan tinggi, hidung mancung, bibir tipis kemerahan, bermanik coklat, dan bersurai hitam kelam.

"Breemm.....breemm......" gumam anak lelaki saat hendak melajukan mobil-mobilannya ke depan, seakan mobil itu bergerak dijalan berbatu.

"Juju, ini, diminum susunya masih hangat," Seorang wanita muda berpenampilan seperti seorag remaja ini memberikan susu putih hangat pada anak pertamanya. "awas nanti tumpah."

Anak lelaki bernama Juju itu mulai meneguk susu putih dengan lahapnya, kemudian membersihkan sisa susu yang tersisa diarea mulutnya. Ia memberikan gelasnya kepada sang ibu yang haya terkekeh melihat kelakuan anaknya.

"Ayah pulang!" Sahut seorang pria berusia 30an dengan nada senang. Tampilannya sungguh berantakan, dua kancing teratas kemejanya sengaja terbuka, jas hitam tersampir rapih dibahu pria itu, tubuhnya yang lelah sudah tergantikan senyum bahagia ketika melihat wajah cantik istrinya dan juga wajah ceria anak lelakinya.

"Hallo, my son!" Pria tersebut langsung menggendong putra sematawayangnya. "Bagimana dengan sekolahmu, Jagoan?"

Juju tertawa kencang saat ayahnya mulai menggelitiki perutnya. "Aku menggambar Ayah, Ibu, dan Juju sedang bermain di taman bunga!"

"Haha, benarkah? Tetapi, kenapa harus ditaman bunga? Terlihat tidak seperti lelaki."

Juju menatap ayahnya kesal. "Kalau bukan karena ibu guru yang menyuruhnya, aku pun tidak akan mau menganggambarnya."

"Wow, calm down boy. Bagaimana jika Juju mengambarkan lagi untuk Ayah? Kamu bisa memilih tempat yang lebih menarik."

Mata Juju berkilat senang. Ia tersenyum memperlihatkan deretan gigi kecilnya. "Kau benar, Yah. Aku akan membuatnya lagi! Ehm, setelah itu, bisakah Ayah membingkainya?"

"Apapun untukmu, my little boy!" Mereka bertos ria, kemudian Juju mulai meninggalkan kedua orang tuanya.

Sang pria mulai bangun, menghampiri sang istri yang hanya tersenyum melihat keakraban antara ayah dan anak itu. Mereka memperkecil jarak, memeluk dengan posisi yang nyaman.

"Kau tidak boleh terlalu mendidiknya secara dewasa. Juju selalu berkata layaknya orang dewasa, itu akan membuatnya sulit bergaul," Sang pria hanya mengangguk kecil.

"Rose..." Pria itu mulai menghirup aroma mawar seperti namanya. Kedua tangannya memeluk pinggang Rose, tidak ingin melepaskan. "aku menginginkanmu."

Prince Of Sea [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang