Halaman 32 : Chiko's Brithday Party (2)

2.9K 201 0
                                    

Selamat menikmati ceritanya.....

Author Pov.

Dia Chiko. Ia mencengkram erat lengan Vale, lalu dipojokkan ke dinding. Vale memberontak, tapi tenaganya terlalu kecil jika dibanding dengan Chiko.

"Kau cantik malam ini, sayang," Aroma mulut Chiko berbau alkohol. Yah, ia sedang mabuk.

"Chiko, lepasin aku!" gertak Vale. Vale terus mendorong tubuh Chiko dengan kencang namun hasilnya sia-sia.

Belum sempat tangan Chiko menyentuh pipi Vale, sebuah bogem mentah mendarat di pipinya. Bruuk, hal itu menarik perhatian para tamu. Marcel, ia memukul Chiko hingga tersungkur ke lantai. Karena merasa dipermalukan, Chiko mendaratkan pukulannya ke pipi Marcel. Vale menjerit melihat perkelahian antara Chiko dengan Marcel.

"Stop guys, stop!" Vale menangis. Ia menarik-narik lengan Marcel. Berharap agar lelaki itu menghentikan perkelahiannya.

Akhirnya Marcel mengalah. Mereka masuk ke dapan mobil Marcel. Setengah sadar karena alkohol, ia duduk dikursi samping pengemudi.

"Vale...sudah..biar aku saja yang mengemudikannya..." Marcel meracau. Sepertinya alkohol telah merusak pikirannya.

Tatapan Vale fokus ke arah jalanan. Ia menghiraukan segala racauan Marcel. Mungkin Marcel terlalu banyak minum, batinnya.

"Vale~ Jangan dekati dia, Vale..... Kau kan milikku! Jauhi dia yah...."

Sial. Ia tersesat dipersimpangan jalan. Belok kanan atau kiri yah? Handphone. Vale membutuhkan alamat rumah Marcel. Setelah mengetik tujuan alamat, akhirnya peta denah kompleks perumaahan Marcel pun terlihat. Ok, tinggal ikuti arah jalannya.

Sebelum itu, ia memakaikan sabuk pengaman kepada Marcel.

"Huhh... Kau sangat baik, sayang...Bolehkah aku mendapatkan ciumanmu? Hahaha...." Racau Marcel lagi.
.
.
.
.
.
Setelah beberapa menit kemudian, mobil pun masuk ke rumah mewah milik Marcel. Vale pun membuka sabuk pengaman ditubuh Marcel. Ia juga menuntun Marcel masuk ke dalam rumah.

Membuka pintu kamar Marcel, lalu membaringkan tubuh Marcel ke tempat tidur. Ia juga membuka sepatu Marcel dan menutupi tubuhnya dengan selimut. Setelah dirasa sudah selesai, ia mulai berjalan ke kamarnya. Namun lengannya ditarik oleh Marcel.

"Vale..." gumam Marcel.

Vale menoleh ke arah Marcel. "Astaga, kau terluka, Marcel," Ujung bibir Marcel berdarah, mungkin sobek. Segera ia mengambil handuk kecil dan juga air dingin. Kemudian mengelap luka Marcel dengan perlahan.

"Sshh, aw, perih Vale..."

"Sstt, tahan, daripada infeksi...Nah, sudah sele--"

Marcel menarik Vale dalam pelukannya. Memeluk tubuhnya dengan erat seperti tidak ingin kehilangan.

"Vale...tolong jangan lakukan lagi, aku tidak ingin kamu dekat dengan Chiko ataupun yang lainnya. Aku tidak mau kehilangan kamu..."

"Tadi kamu mencium Gabriella di--"

"Maaf... Sungguh maafkan aku, Vale. Sepertinya minumanku ditukar oleh Gabriella. Ku kira itu anggur merah biasa dan ternyata itu beralkohol,"

"Chiko juga sama sepertimu, Marcel. Ia mabuk. Lagipula a--"

"Stop Vale! Stop! Aku tidak ingin mendengar nama itu lagi. Ia ingin merebutmu dariku, Vale. Apakah kau tidak sadari itu?" imbuh Marcel. Tangannya mengelus rambut perak Vale. "Mereka tidak mencintaimu, Vale. Tapi lebih tepatnya terobsesi padamu. Aku tau hal itu."

Prince Of Sea [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang