Halaman 50 : Kebahagiaan Dalam Duka

2.7K 161 8
                                    

Picture : Sea dan Vale

✺✺✺

Kadang dalam hidup, untuk memutuskan sesuatu yang besar, kita cukup butuh satu kejadian.

✺✺✺

<Author's POV>

Refleks Vale memundurkan tubuhnya, mulutnya yang ternganga tertutup kedua telapak tangannya. Ia terkejut, lebih terkejut lagi ketika para Siren berduyun-duyun masuk ke dalam kerajaan laut.

Cincin emas itu nampak berkilau indah, Sea yang menggenggam kerang berisi cincin itu menahan nafasnya seolah ini adalah hari terberat untuknya. Hampir saja cincinnya jatuh karena tangannya bergetar hebat, jika hal itu terjadi mungkin sangat memalukan.

"Sea..." Panggil Vale parau, wajahnya tertunduk.

Deg!

Dengan perasaan gelisah, Sea bangkit dan menghampiri Vale perlahan. Apakah Vale akan menolaknya karena keadaan Marcel kini memburuk?

Bugh!

Tiba-tiba Vale memeluk erat Sea, kedua tangannya mencengkram punggungnya. Sea membalas pelukan Vale dengan wajah bingung.

"Jadi, apa jawabanmu?"

"Aku... bersedia," cicit Vale pelan.

Rasanya Sea ingin sekali menjahili Vale di saat-saat penting seperti ini. "Apa? Aku tidak mendengarnya, coba katakan lebih lantang!"

Vale yang terkejut langsung berteriak, "AKU BERSEDIA, PANGERAN!"

Sea langsung menangkup wajah Vale, menyumbat mulutnya dengan bibirnya. Mengabsen seluruh giginya yang rapih dan yang terpenting mereka harus bertukar darah masing-masing karena itulah ritual utama pernikahan ala Siren.

PROK! PROK! PROK!

Para rakyat Siren bertepuk tangan, suara teriakan 'Selamat, Pangeran!' juga tangisan hati memenuhi Kerajaan Laut ini. Tidak terkecuali sang Neptune yang tengah menahan tangisnya.

Putranya yang dulu dimaki dengan sebutan 'Pangeran Cacat' kini telah berubah menjadi pribadi yang kuat dan hebat, ditambah dengan menantunya yang cantik dan baik hati. Oh, istriku, pengorbananmu telah membuahkan hasil.

Vale yang awalnya menolak dengan memukul-mukul dada Sea kini harus pasrah menelan cairan amis ke dalam tenggorokannya, begitupula dengan bibirnya yang dirasa berdarah lalu darahnya di sedot oleh Sea.

BRAK!!!

Para Siren di dalam kerajaan sontak menoleh kearah pintu yang didobrak keras oleh seorang Siren jantan. Para pengawal kerajaan yang menyadarinya langsung mengacungkan tombaknya masing-masing.

"Revian?" ucap Vale ketika Sea melepas ciuman mereka.

Tubuh Revian luruh tatkala melihat sang pujaan hati tengah berciuman, bukan! Melainkan tengah menukar darah didepan mata kepalanya sendiri.

Padahal dirinya telah menyiapkan sesuatu yang istimewa untuk Vale jika bertemu kembali, namun mengapa pertemuan ini terasa begitu menyakitkan?

"Ada urusan apa kau membanting pintu Kerajaan, wahai Pangeran Siren Terkutuk?" tanya Neptune dengan suara beratnya.

Revian menunduk hormat. "Maaf, maafkan hamba. Neptune, tempat tinggal kami rusak, manusia menumpahkan cairan hitam berbau menyengat dari benda besar yang mengapung di permukaan laut."

"Tolong selamatkan kami! Hamba tau, kami adalah makhluk durhaka yang tidak berhak menerima bantuan tulus darimu, tapi tolong untuk kali ini saja selamatkan nyawa Kakakku," lanjut Revian terisak.

Prince Of Sea [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang