Lebih baik dia memperpanjang waktu mereka di England daripada harus memaksakan Dera hingga kembali terluka. 

"Kita akan pergi ke Hampton Court Palace untuk siang ini, mungkin masih bisa mengunjungi Trafalgar Square bila matahari belum terbenam nanti. Dan malam, kita akan pergi ke Big Ben begitu pula melihat melihat keindahn jalan malam kota London bersama sama. Bagaimana? Destinasi lainnya bisa kita kunjungi besok lagi," kata Gerald akhirnya. 

Dera mengangguk antusias seraya mobil mereka membawa keduanya hingga ke Hampton Court Palace.

Istana itu tetap berdiri tegak tidak peduli dengan umurnya yang sudah mencapai ratusan tahun. Bangunan dengan dinding coklat oranye itu sangat menarik perhatian hingga seluruh wisatawan yang datang melewatinya pasti tertarik untuk berkunjung.

Bangunan itu dibangun pada tahun 1520 oleh Raja Henry ke - 8. Umurnya sudah lebih dari 500 tahun, namun tempat itu masih terlihat seperti bangunan baru. Luasnya mencapai 60 hektar persegi dan tempat itu terkenal dengan labirin di depan istana yang disebut juga dengan Great Vine. Tempat yang sangat misterius untuk dikunjungi.

Itulah yang tertulis di buku tour guide milik Dera.

"Hanya butuh 14 euro saja untuk masuk ke dalam, Ayo Gerald!" (14 euro = 220.000) Tanpa aba aba Dera langsung menarik Dera berjalan bersamanya, tidak peduli apakah Gerald setuju pergi dengannya ataupun tidak.

Dera tampak begitu senang menghabiskan waktunya di sana namun sebaliknya, Gerald merasa kesabarannya benar benar diuji hari itu. Dia berkali kali harus menahan kekesalannya saat dia mengingatkan Dera untuk beristirahat sesaat dan jangan memaksakan kedua kakinya, perempuan itu selalu menjawab,

"Kalau begitu kapan kita melanjutkan perjalanan kita?" tanya Dera.

"Aku tidak peduli dengan berjalan jalan, aku lebih peduli kepada keadaan kakimu yang belum sama sekali sembuh setelah kecelakaanmu," kata Gerald. 

Setelah beberapa perdebatan terjadi antara mereka, akhirnya Gerald lah yang mengalah. Dia luluh di bawah tatapan meminta seorang Dera Destia. Mereka berjalan, seperti rencana,  di Trafalgar Square sambil melihat anak anak yang bermain di sana. 

Gerald memberi kode kepada Dera berkali kali bahwa dia juga ingin diberikan buah hati, namun Dera terlalu tidak peka. 

Keinginannya sepertinya harus dipendam untuk sementara ini. 

Malamnya sesuai rencana, mereka mengunjungi Big Ben. Jam raksasa itu disinari lampu dengan begitu cantiknya pada malam hari, bahkan Dera tidak seklaipuj berhenti memotret semua yang dilihatnya di sana. 

"Gerald, ayo foto di sana," kata Dera setengah berlari. 

Saat Dera berlari kecil menghampiri jam raksasa itu, tiba tiba kakinya terasa begitu sakit hingga akhirnya perempuan itu terjatuh. Beruntung sekali Gerald dengan siap siaga menangkap tubuh istrinya itu. 

"Sudah cukup, kau terlalu memaksakan dirimu sendiri," kata Gerald. "Ayo pulang."

Dera hanya bisa mengangguk pasrah. Dia sudah mencapai batasnya.

---

Setelah menyelesaikan makan malam, mereka berdua langsung masuk ke dalam kamar. Gerald membaringkan dirinya di atas kasur menunggu Dera yang sedang membersihkan diri di kamar mandi. Lama sekali.

Pintu kamar mandi terdengar terbuka dan daei sana keluarlah Dera dengan badannya yang masih sedikit lembab sehabis mandi dan sebuah baju tidur melekat di tubuhnya.

Baju tidur itu terlalu besar untuk Dera, berbentuk rok sepanjang lutut tanpa lengan dan V-neck yang berakhir tepat sebelum dadanya, hal itu cukup membuat Gerald salah fokus. Namun yang paling mengganggu dari semuanya adalah, baju yang Dera kenakan setengah transparan. Gerald bisa melihat samar samar dalaman Dera dari balik bajunya. 

Cobaan macam apa lagi ini?!

"Kau akan langsung tidur?" tanya Dera dengan begitu polosnya. 

Bagaiamana aku bisa tidur kalau kau memakai pakaian seperti itu!? 

"Iya sekarang," kata Gerald sambil membalikkan tubuhnya membelakangi Dera. "Selamat malam."

Gerald mencoba memejamkan matanya untuk tidur namun tiba tiba dia merasa sebuah pelukan dari punggungnya. Dia merasakan tubuh Dera bersentuhan dengannya, dengan keadaan pahanya yang tidak tertutupi oleh kain mengenai kakinya Gerald yang sama pula tidak menggunakan apapun. 

Seumur hidup tidak pernah Gerald merasa sebegitu tersiksa seperti sekarang. 

Dan tiba tiba, penyiksaannya bertambah. Dera menyandarkan tubuhnya di punggung Gerald, membuat kedua dadanya melekat erat di tubuh topless Gerald.

Gerald mencoba, sangat malahan, namun dia akhirnya tidak tahan. Laki laki itu membalik dan langsung menyambar bibir kecil istrinya itu. 

Dera terkesiap kaget atas perlakuan Gerald tiba tiba. Dia terdiam sesaat sampai akhirnya Dera mulai membalas bibir Gerald. Ciuman mereka tidak berjalan begitu lama sampai akhirnya Gerald melepaskan diri. Laki laki itu memeluk tubuh Dera erat.

"Gerald, ada apa?" bisik Dera.

"Apakah diriku bagimu?" bisik Gerald.

"Ada apa tiba tib-"

"Jawab aku, Dera. Apakah aku hanya sebatas seorang laki laki yang menyelamatkanmu? Seorang suami pura pura bagimu? Apakah aku hanya seorang laki laki biasa bagimu?" tanya Gerald menenggelamkan kepalanya di ceruk leher Dera. Dera terdiam kaku.

"Apakah kau merasakan perasaan sama yang ku rasakan?" tanya Gerald. 

"Apa kau mencintaiku?"

Dera tidak bisa berkata apa apa. 

Apa aku mencintainya?

Dera tidak boleh jatuh cinta, cinta akan membuatmu bodoh, cinta akan membuatmu buta, dan Cinta akan hanya melukaimu pada akhirnya. 

Itu yang biasa orang katakan.

Namun hatinya berkata hal yang lain, hatinya mengatakan bahwa logika hanyalah sebuah logika, hatinya mengatakan bahwa cinta adalah suatu hal yang indah, membangun, dan membuat yang merasakannya merasakan apa artinya hidup. 

Dan hatinya berkata, bahwa dirinya jatuh cinta kepada Gerald Heston. 

Makanya dia mengangguk dan berbisik, 

"Aku mencintaimu."

"Bolehkah?" tanya Gerald terdengar begitu tersiksa dan meminta. "Bolehkah aku mengambilnya pertama kali darimu?"

Mungkin kalau berapa lama yang lalu, dia akan merasa ragu menjawabnya. Dia mungkin akan berpikir berkali kali dan berujung mengatakan kalau dia tidak siap. Namun kali ini berbeda.

Dia mencintai Gerald dan kali ini dia ingin benar benar memberikan segalanya kepada laki laki itu.

Dan Dera mempercayai Gerald.

Dera lalu mengangguk bersamaan dan dengan mengembangnya sebuah senyum di wajah Gerald, dan malam itu berubah menjadi sebuah kenangan yang tidak bisa mereka lupakan seumur hidup mereka. 

.

FOLLOW ME ON INSTAGRAM

Nnareina

Gerald JR OTW jadiiii

Maaf kemarin lupa update ketiduran jadi hari ini double up yaa 😘

Jangan lupa vote dan komen semuanyaaa. Thank youuu.

Love you all!!  😍😍

Yes, Mr Billionaire [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang