Halaman 51 : Aku Bahagia

Start from the beginning
                                    

"Sebenarnya akan ada acara apa disini?" Vale duduk di meja rias, rambutnya tengah dibentuk seindah mungkin oleh pelayan.

"Maaf, kami tidak diperkenankan untuk menjawab pertanyaan anda, Tuan Putri," jawab salah satu dari mereka.

Setelah dirasa cukup, para pelayan mulai menuntun Vale keluar dari ruangan. Didepan pintu Neptune telah menunggu dengan jas hitam besar yang membalut otot kekarnya.

"Astaga, Neptune sejak kapan anda berada disini?" Matanya berkilat kaget melihat seorang Raja Laut berada di daratan yang notabenenya bukan tempatnya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Astaga, Neptune sejak kapan anda berada disini?" Matanya berkilat kaget melihat seorang Raja Laut berada di daratan yang notabenenya bukan tempatnya.

"Sejak tadi mungkin. Ayo, kemarikan tanganmu, aku akan mengantarmu menuju ruang tengah." Neptune mengulurkan lengannya. "Ngomong-ngomong menantuku, kau sangat cantik sekali malam ini."

"Benarkah? Neptune juga tampan malam ini. Tidak. Neptune selalu tampan di setiap saat." Vale terkekeh geli.

"Demi Poseidon. Kau membuat pria tua ini malu seperti anak remaja yang dipuji oleh kekasihnya," ucap Neptune semakin mengecilkan suaranya.

"Ternyata Napetune pandai juga dalam bergurau." Vale sedikit mengangkat gaunnya agar sebagian tidak terlalu menyapu lantai.

"Oke, cukup. Untuk kali ini kita akan serius, coba lihatlah ke depan."

Tatapan Vale beralih menatap ke depan di mana terdapat tamu undangan yang serasi dengan gaun soft pink, juga undangan lelaki yang kontras menggunakan tuxedo hitamnya.

Kecuali Neptune dan Sea, keduanya menggunakan jas berbeda dari tamu undangan. "Wow!" Sebuah kata yang terucap oleh Vale ketika melihat pemandangan ini.

Sea yang sedang berdiri tegak di tengah ruang utama hanya dapat terpaku melihat kecantikan calon istrinya menggunakan gaun putih itu. Matanya tak henti-henti untuk menatap Vale barang seditik pun.

Cantik, seperti biasa.

"Sayang, kau sungguh cantik sekali malam ini." Sea membelai rambut Vale dengan jemarinya. Tatapannya sangat memuja kekasihnya itu.

Kepala Vale menunduk malu. "Sea, sejak kapan kau merencanakan ini semua? Kukira sudah cukup kita menikah di laut namun ternyata kau memahami perasaanku juga. Aku... aku tidak bisa memberikanmu apa-apa dibandingkan dengan apa yang kau berikan selama ini untukku."

Sea menghela nafas, ia mengangkat dagu Vale perlahan hingga mendongak kearahnya lalu menyeka airmata yang menetes diujung matanya. "Vale, cukup dengan kehadiranmu di sisiku membuat kebahagian besar dalam kehidupanku terasa lebih sempurna."

Suara batuk seseorang menghentikan acara romantis mereka berdua. "Ehm, maaf, Nak, acaranya akan dimulai, bisakah perbincangan kalian lanjutkan nanti saja?" Neptune terkekeh geli.

Sea memutar bola matanya malas. "Astaga, dasar Ayah!"

Dihadapan pendeta mereka mereka mengucapkan janji suci sehidup semati, pendeta tersenyum lalu mempersilahkan kedua mempelai untuk saling berciuman.

Prince Of Sea [REVISI]Where stories live. Discover now