"Lepaskan! Lepaskan aku, Gerald."

Lelaki itu tetap memeluk Dera tidak peduli sebagaimana perempuan itu meronta di dalam dekapannya. Yang sekarang dipikirkannya hanyalah memeluk perempuan itu yang begitu dirindukannya dan selalu mengahantui pikiran Gerald siang dan malam.

"Apa maumu, Gerald?" kata Dera. Gerald tidak menjawab dan malah membenamkan wajahnya di ceruk leher Dera. Jantung perempuan itu dibuatnya berdetak dua kali lipat lebih cepat. Seharusnya tidak terjadi seperti ini.

"Katakan, apa maumu?" Suara Dera melemah.

"Dirimu."

Perkataan Gerald membuat dera melemas di tempat. Hanya sebuah kata sederhana dengan mudahnya dapat meruntuhkan tembok yang telah dibuatnya selama 2 minggu ini? Jangan bercanda...

"Kau berbohong, kau tidak mungkin inginkan diriku," kata Dera. Perempuan tiba tiba kembali membuat Gerald yang kaget dan tanpa sengaja melepaskannya.

"Jangan sentuh aku!" seru Dera mundur beberapa langkah.

"Dera, dengarkan aku-"

"Apa yang perlu ku dengar darimu!? Untuk apa kau kemari? Bukannya kau senang sekarang tidak ada siapapun yang akan menghalangi kebebasanmu? Tidak ada istri cerewet tidak berguna lagi yang mengganggumu, bukan?" tanya Dera kencang. "Bukankah kau sudah merasa senang sekarang tanpa diriku membebanimu? Lalu mengapa kau tetap mencari aku!?"

Nafas Dera menderu keras, dia sangat marah. Gerald tidak kunjung menjawab, sampai akhirnya dia membisik.

"Karena aku telah terlanjur jatuh untukmu."

---

Dera hanya bisa berdiam ditempat tanpa bisa berkata kata.

Jatuh untukku? Gerald?

Omong kosong.

Dera menolak mempercayai laki laki itu.

"Bagaimana mungkin aku bisa percaya kepada semua perkataanmu? Jika kau benar jatuh untukku, kau tidak akan pernah meninggalkanku sendiri malam itu. Kau tidak akan pernah menelantarkanku seorang diri menunggumu sepanjang malam, Gerald," kata Dera. Dengan setengah mati ditahannya air mata yang mengancam untuk keluar dari pelupuk matanya. Dera kembali membuka sakit yang telah setengah mati ditutup olehnya, dan rasanya begitu sakit.

"Malam itu aku begitu kalut dalam emosiku hingga aku meninggalkanmu. Aku sangat menyesalinya," kata Gerald. "Percayalah kepadaku, Dera."

"Tidak! Kalau kau benar benar memiliki perasaan kepadaku, tidak mungkin kau dengan seenaknya bisa bermain dengan cewek lain, apalagi sampai tidur dengannya," kata Dera.

"Pasti bocah itu memberitahu dirimu kan?" kata Gerald. "Sungguh Dera aku tidak pernah tidur dengan perempuan lain."

"Kau berbo-"

"Ini semua karena dirimu. Aku mencoba melupakan sakit di hatiku dengan melampiaskannya kepada perempuan lain, namun bahkan menciumnya pun terasa sangat salah. Setiap kali aku mulai mendekat, hanya wajahmu yang terpapar di dalam benakku," kata Gerald. Dera terdiam kaku.

"Malam itu, memang niatku untuk bersenang senang dengan seorang wanita penghibur yang kutemui di bar, namun hal itu tidak pernah terjadi. Aku tidak bisa, aku tidak bisa menyentuh siapapun kalau wajahmu selalu menghantuiku. Akhirnya aku membiarkannya tidur di kamar lain dan aku habiskan malam itu sendirian. Aku sungguh tidak berbohong soal ini."

Dera sudah sepenuhnya tidak bisa berkata apa apa. Dia hanya bisa berdiri di tempat tanpa bisa bergerak sama sekali. Tiba tiba Gerald terjatuh pada lututnya.

"Malam itu, aku baru sadar sebagaimana dirimu berarti bagiku," kata Gerald. Pandangannya yang tegas, sekarang terlihat begitu lemah, memohon.

"Terasa sangat berat bagiku untuk bangun dan menjalankan hari tanpa dirimu di sampingku. Rasanya tidak berarti," kata Gerald. "Seumur hidup aku tidak pernah meminta, apalagi memohon kepada siapapun, namun kali ini aku akan melakukan kepadamu. Kumohon kembalilah."

"Kumohon, Dera," kata Gerald.

Rasanya begitu menyiksa melihat Gerald tersungkur di lantai memohon dirinya untuk kembali. Rasanya begitu tersiksa melihat seseorang yang kau cintai terlihat sedih memohon ketika dirimu bisa membuatnya tersenyum kembali.

"Kumohon, berikanku kesempatan lagi."

Akhirnya Dera tidak bisa menolak lagi.

"Baiklah," gumamnya. Sangat pelan, namun terdengar jelas oleh Gerald.

Lelaki itu langsung berdiri dan memeluknya erat, sangat erat bahkan Dera bisa merasakan debaran jantung laki laki itu dari luar dadanya.

"Terimakasih," katanya. "Sungguh terima kasih."

Dera mengangguk. Gerald meraup wajahnya dan mencium Dera lembut.

Mereka berdua berciuman tanpa peduli dimana diri mereka berada. Sekarang mereka hanya ingin merasakan kehangatan satu dengan yang lain, yang rasanya sudha sangat lama mereka tidak saling merasakannya.

Aku juga mencintaimu.

.

FOLLOW ME ON INSTAGRAM

Nnareina

Ok jadi alasan kenapa aku ngga update kemarin itu tentu aja karena yang namanya ujian. Aku bener bener sibuk sama pra sampai aku udah ngga punya waktu buat mikirin wattpad. Karena itu juga, bukunya Carl yang perfect accident juga aku udah ngga bisa update dengan jadwal. Soalnya suka tiba tiba ada tambahan pelajaran di sekolah atau kerja kelompok dadakan.

Sekali lagi maaf dan mohon maklumkan. Aku usahain setiap hari, tapi kalau ngga juga 2 hari pasti aku update satu.

Jangan lupa vote dan komen, thank you all!!

Love you!

Yes, Mr Billionaire [COMPLETED]Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt