Part 49

9.6K 909 29
                                    

"Off dari butik dulu ya, Sayang."

Prilly hanya mengangguk lemas setiap kali Ali berbicara seperti itu. Ditambah dengan Rian dan Icha yang mendukung ucapan sang ayah.

"Ini buat kebaikan Mom juga. Kita semua ga mau ada hal yang tidak kita inginkan terjadi." Timpal Rian.

"Setiap pulang sekolah kan ada Icha yang bisa nemenin Mommy dirumah." Ucap Icha.

"Iya, iya. Yaudah Rian, kamu hari ini kuliah pagi kan? Sana berangkat. Sekalian antar Icha ke sekolahnya." Titah Prilly. Rian dan Icha mencium punggung tangan kedua orangtuanya lalu melangkah menuju mobil sport berwarna silver.

"Dan kamu, harus flight lagi.." Lirih Prilly ditambah dengan wajah murungnya. Ali dengan sigap memeluk istri yang sudah menemaninya belasan tahun itu.

"Ini kan bukan pertama kalinya aku flight, Sayang.. setiap kali flight aku juga janji bakal beliin yang kamu mau. Cuma 3 hari, Sayang. Ok?"

Ali mencium kening Prilly cukup lama. Matanya pun beralih ke perut istrinya yang meskipun telah melahirkan 2× tetap saja terlihat ramping.

"Daddy kerja dulu ya, Nak. Kamu baik-baik diperut Mommy."

"Iya, Daddy." Jawab Prilly seolah dirinya adalah bayi yang ada dalam kandungan.

"Inget, jangan.."

"Jangan lupa makan, susunya diminum, istirahat yang cukup, rumah biar Bi Tika yang beresin, plus jangan ke butik dulu." Ucap Prilly memotong ucapan suaminya.

"Yaudah, aku terbang ke Belanda dulu ya. Kamu mau nitip apa? Rian minta miniatur kincir angin, Icha minta makanan khas sana."

"Rian minta miniatur kincir angin?" Tanya Prilly. Ali mengangguk.

"Heran deh aku sama anak kita yang satu itu. Mintanya pasaran banget."

"Ya gapapa lah, Say. Itu artinya aku ga perlu muter keliling negara buat nyari apa yang dia minta." Ucap Ali.

"Kamu minta apa?" Lanjutnya.

"Aku mau.... kamu pulang lagi kerumah ini dalam keadaan sehat tanpa kurang satu apapun."

Ali tersenyum simpul. Ia tau, istrinya begitu mengkhawatirkannya.

"Itu adalah permintaan yang paling bisa aku kabulkan."

Prilly memeluk Ali cukup erat. Ia mencintai suaminya. Sangat.

"Setengah jam kita pamitan gini. Yaudah aku berangkat dulu ya. Takut telat."

Prilly mencium punggung tangan Ali. Tak lupa Ali mencubit pipi istrinya yang semakin hari semakin gembul. Setelah itu, ia berangkat menuju bandara~

                                  ♡♡♡

Thycia Junior High Scholl
07.00 a.m

Mobil sport berwarna silver terparkir sempurna tepat di depan lift sekolah terbaik di Jakarta saat ini.

"Gausah sok cool gitu, deh. Jijik gue liatnya." Ucap Icha sambil memencet tombol untuk menuju ke lobby atas.

Semua siswa wajib absen terlebih dahulu di lobby atas sebelum masuk ke kelasnya masing-masing. Modern sekali.

"Gue cool dari didalam kandungan. Jadi gue ga perlu sok cool lagi. Lo kalo iri bilang aja, gue emang bikin iri semua orang." Balas Rian dengan PD.

"Terserah."

Tak menunggu lama, lift yang mereka berdua naiki telah sampai di tempat yang sudah ramai dengan murid-murid dan orangtua yang mengantar anak-anaknya.

Till The End (New Version)Where stories live. Discover now