Part 3

20.8K 1.4K 13
                                    

Mama Ully dan Papa Rizal memberi ruang untuk Ali PDKT dengan Prilly. Ali dengan senang hati mengambil kesempatan itu. Saat ini, Ali dan Prilly sedang duduk-duduk di taman sembari melihat anak-anak kecil yang bermain di sekitar mereka.

"Huaaaa!! Mama!!!"

Tangisan anak kecil yang tepat berada di samping Prilly sangat jelas terdengar. Karena jiwa keibuan Prilly sangat tinggi, ia pun langsung menghampiri anak kecil itu.

"Kamu kenapa, dek?" Tanya Prilly dengan lembutnya. Anak kecil itu mulai menghentikan tangisnya meskipun masih sesenggukan.

"Boneka aku rusak, kak. Isinya keluar-keluar." Jawab anak itu.

"Kok bisa?"

"Tadi kan aku naik pohon sambil bawa boneka itu. Pas aku mau turun, bonekanya nyangkut di ranting. Alu tarik bonekanya. Jadi rusak deh." Jelas anak kecil itu. Prilly membelai rambut anak itu. Tak lama kemudian, ia menghampiri Ali yang sedang terpesona melihat keakraban Prilly dan anak itu.

"Li." Panggil Prilly. Ali menoleh. Calon istrinya itu sedang berdiri disampingnya sambil menggendong anak kecil.

"Apa, Prill?"

"Beliin boneka buat anak ini, yuk. Aku ga tega liatnya." Ucap Prilly mengutarakan maksudnya. Ali tersenyum.

"Tapi kalo ibunya nyariin, gimana?" Tanya Ali.

"Tuh ibunya lagi liatin kita sambil senyum. Udah kamu mau nemenin aku atau ga, nih?" Tanya Prilly tak sabaran. Ali berdiri dan mengangguk.

Mereka sampai di salah satu toko boneka dekat taman. Anak kecil tadi seakan menemukan surganya sendiri. Ali dan Prilly tersenyum bersamaan saat anak itu bingung memilih boneka yang ia mau.

"Om, tante. Aku mau boneka ini." Ucap anak itu akhirnya. Boneka yang dipilih berwarna pink soft dengan hiasan pernak-pernik.

"Ok. Yuk kita bayar." Ajak Ali.

"Om, maaf ya aku bikin repot. Soalnya Mama jarang banget beliin apa yang aku mau. Papa yang selama ini selalu ngurusin aku. Tapi sebulan yang lalu, Papa dipanggil Tuhan ke surga." Ucap anak kecil tersebut yang ternyata bernama Ellena. Prilly cukup prihatin dengan Ellena. Diumur yang masih belia, Ellena harus kehilangan figur seorang ayah di keluarga.

"Om sama tante ikhlas kok ngelakuinnya. Kamu santai aja, ok? Nih bonekanya. Jaga baik-baik ya." Pesan Ali. Anak itu mengangguk.

"Yaudah om, tan aku balik ke taman dulu ya. Sekali lagi makasih om, tante."

Setelah anak itu pergi, Prilly terpaku pada boneka doraemon yang terpampang di etalase paling atas.

"Kamu mau?" Suara Ali membuyarkan lamunan Prilly tentang boneka itu.

"Ga, kok. Yaudah yuk pulang." Ajak Prilly menarik tangan Ali. Ali pun pasrah dan keluar dari toko itu.

                                  ***

"Papa!!!" Panggil Prilly yang melihat Papanya sedang membaca koran sambil duduk di sofa dekat tv.

"Eh princess Papa udah pulang. Gimana sama Alinya?" Tanya Papa Rizal sembari membalas pelukan anaknya.

"Seneng kok, Pa." Ucap Prilly tulus. Entah kenapa, setiap perilaku yang Ali tunjukkan kepadanya, hatinya selalu menghangat.

Ali tersenyum. Calon istrinya memang sangat manja. Itulah yang membuat Ali senang.

"Eh udah dong peluknya. Malu tau diliat calon suami."

Prilly mengerucutkan bibirnya. Ucapan Papanya memang benar, namun apa salah ia memeluk Papanya sendiri?

Till The End (New Version)Where stories live. Discover now