Part 7

19.2K 1.2K 10
                                    

Prilly mengeringkan rambut basahnya dengan hair dryer. Penat rasanya seharian ini keluar rumah. Tapi ia juga merasa senang karena Ali sudah kembali ke Indonesia.

"Ternyata gini ya rasanya punya calon suami pilot. Baru calon aja gue udah uring-uringan. Gimana kalo udah sah? Pasti gue makin nyusahin Ali." Gumam Prilly sambil menatap cermin.

Ting!

Ada notifikasi di handphone Prilly. Handphone yang ia letakkan di nakas pun langsung ia ambil. Seketika senyum mengembang di wajah cantiknya.

Night, Sweetheart💞 jangan begadang ya.. muka kamu tadi keliatan capek banget gitu. Jangan bikin aku khawatir lagi, ok? ILY Prilly💖

Tentu kalian udah bisa nebak siapa pengirim pesan itu. Yap! Ali. Jari Prilly pun menari-nari diatas layar membalas pesan pilot kesayangannya itu.

Di sisi lain...

Ali menonton tv sembari menunggu balasan dari Prilly. Kakinya ia luruskan agar tidak kram. Perjalanan Indonesia-Jepang dan sebaliknya mampu membuat seluruh badan Ali remuk seremuk-remuknya.

Drrt

Ali menyambar ponselnya yang ia letakkan di atas ranjang. Dugaannya benar.

Iya, Sayang.. lagian mana bisa aku begadang pas badan lagi capek banget gini? Hehe. Kamu juga istirahat, ya. Jangan pantengin laptop mulu balesin emailnya Kak Rizky. Tidur yang cukup. Aku gamau kamu sakit. Night too ganteng.. ILYSM💞

Ali merasakan kupu-kupu berterbangan disekitar tubuhnya. Baru kali ini ia jatuh ke pelukan perempuan.

"Semoga di mimpi aku ada kamu.." Gumam Ali lalu tidur. Tentunya setelah membaca doa.

                                ***

"Li bangun!!"

"Bangun ganteng!!"

"Dasar kebo!"

"Kamu tidur atau mati suri sih?"

"Najis lama amat bangunnya."

"Bangun man!!"

Tante Nova kehabisan akal untuk membangunkan anak semata wayangnya. Namun tiba-tiba ada lampu kecil muncul di kepalanya.

"Padahal tadi Mama liat Prilly jogging berdua sama cowok. Ganteng banget cowoknya. Sixpack gitu. Keren deh pokoknya." Ucap Tante Nova yang lebih mirip seperti gumaman.

Seketika Ali langsung bangun dan mengucek-ucek matanya kasar. Hatinya tak karuan saat ini.

"Hah?! Cowok lain? Mana cowoknya? Mana?! Apa tadi kata Mama? Ganteng? Anak Mama yang satu ini termasuk dalam jejeran pilot paling ganteng di Indonesia, jangan lupakan itu. Sixpack? Ali juga ga kalah kok. Yakin, roti sobek punya Ali lebih menggoda daripada dia! Keren? Kerenan juga Ali kemana-mana. Wong Ali kopilot. Profesi cowok idaman sebagian besar di dunia!"

Mama Nova berusaha menahan tawanya namun tak bisa. Ia tertawa sangat kencang membuat Ali bingung.

"Mama kenapa?" Ali masih belum ngeh jika ia dikerjai sang Mama. Dirinya hanya mematung diranjang menunggu Mamanya selesai tertawa.

"Aduh.. Ali.. Ali. Gampang banget diboongin kalo udah menyangkut Prilly! Ga kok.. Prilly ga jogging sama yang lain. Dia kan setia sama kamu. Ya paling jalan-jalan sore doang."

Wajah Ali makin cemberut. Bibir merahnya ia majukan. Alisnya ia lengkungkan kebawah. Jidatnya membentuk guratan guratan kecil.

"Kali ini Ali bisa sabar. Ma, kalo mau bangunin Ali janganlah pake kebohongan apalagi menyangkut Prilly. Apa Mama ga liat muka stress Ali? Ga kasian apa? Ini kan hari dimana Ali ga flight, Ma. Ali mau bogan seharian." Ucap Ali sembari mengusap-usap wajahnya kasar.

Mama Nova merasa bersalah. Awalnya ia ingin Ali mengantar Prilly ke kampus siang ini. Tapi sepertinya Ali butuh lebih banyak istirahat.

"Yaudah lanjutin tidurnya ya, Ma Boy. Love you."

"Love you too ma dangerous mom."

Mama Nova langsung menghubungi Prilly setelah keluar dari kamar anaknya.

"Halo, tan? Kenapa?"

"Kamu ke kampus sendirian gapapa ya, Prill? Ali lagi mau bogan seharian katanya." Ucap Mama Nova.

"Yaampun tante, aku kira kenapa. Hehe gapapa kok, tan. Ali kan juga butuh istirahat. Supir angkot aja harus banyak-banyak istirahat apalagi supir pesawat." Jawab Prilly.

Mama Nova bernapas lega. Dirinya memang tak salah memilihkan calon istri untuk sang anak. Meskipun sangat manja, Prilly tetap berusaha untuk mandiri. Sebisa mungkin ia tidak merepotkan orang lain.

"Yaudah kalo gitu. Kamu yang semangat ya kuliahnya."

"Iya tante, makasih. Have a nice day, tan."

                                 ***

Prilly pun sampai dikampus dengan wajah berseri-seri. Mila yang sedari tadi memperhatikannya jadi bingung sendiri.

"Ada apa gerangan? Tumben pagi pagi muka lo ceria gitu udah kayak menang undian mobil." Celetuk Mila.

"Iyalah. Kemarin kan Ali balik ke Indo." Jawab Prilly singkat namun berhasil membuat Mila menunjukkan mata selidiknya.

"Oh.. yang sekarang udah punya rasa beda ya. Pantes muka berseri-seri gitu."

Prilly tersipu malu. Perkataan Mila 100% benar adanya. Dari kejauhan, tampak Elisa dan temannya, Adisti yang menatap mereka penuh kebencian.

"Gue ga akan pernah lupa cara mereka mempermalukan gue seminggu yang lalu. Dan sekarang, gue akan balas mereka. Oh no. Prilly sasaran gue." Gumam Elisa sambil mengeluarkan vape nya. Ia menghirup vape itu dalam dalam dan menghembuskannya secara perlahan.

"Lo ga capek apa ngevape mulu? Vape yang lo beli itu murah, Sa. Lo bisa aja mati cuma gara-gara benda biadab itu." Tegur Adisti. Elisa tertawa remeh.

"Gausah sok-sokan nasehatin gue untuk berhenti ngevape kalo lo masih ngikutin rencana gue buat ngehancurin si Prilly. Lo ga jauh beda dari gue."

Adisti terdiam. Perkataan Elisa ada benarnya. Namun Adisti tak seliar Elisa. Elisa bisa disebut kupu-kupu malam. Adisti sebenarnya anak yang baik. Tapi karena ia berhutang budi dengan Elisa, semua perkataan Elisa, mau tidak mau, harus ia turuti.

"Sekarang apa rencana kita?"

Elisa nampak berpikir. Sepersekian detik kemudian ia langsung membisikkan sesuatu. Tentunya rencana licik yang ia buat matang matang.

                                ***

Waktu kuliah Prilly telah selesai. Kini saatnya Prilly pulang kerumah. Namun sepertinya keuntungan tidak berpihak padanya karena sang supir kebetulan sedang sakit dan orangtuanya sangat sibuk akhir-akhir ini. Mau tidak mau ia harus pulang sendiri.

Sudah hampir setengah jam ia menunggu angkutan umum namun tak ada yang lewat. Akhirnya Prilly berjalan sembari melirik kanan kiri memastikan ada atau tidaknya angkutan umum.

Setelah berjalan kurang lebih 15 menit, Prilly merasakan ada yang mengikutinya. Kakinya yang tadi ia langkahkan pelan mulai agak cepat sekarang. Tas ia selempangkan kedepan. Kepalanya ia tundukkan.

"Hai, cantik. Sendirian aja?"

DEG! Prilly berusaha menelan ludahnya kuat kuat. Preman didepannya memandang Prilly dengan tatapan terpesona. Tangan si preman mulai menyentuh tangan Prilly. Secepat kilat Prilly langsung melepaskan sentuhan tangan preman itu.

"Jangan macem-macem atau.." Ucapan Prilly terpotong karena si preman mulai mendekat kearahnya.

"Atau apa gadis cantik? Hm?"

Prilly tak bisa berkutik lagi. Ia sudah mepet tembok. Preman itu hampir menang.

Dengan nafsu yang memuncak, preman itu menggendong tubuh Prilly, memasukkannya ke mobil dan membawanya ke suatu tempat.

Dari jauh bisa dilihat, ada seorang perempuan bersembunyi dibelakang pohon yang cukup rindang. Senyum licik perempuan itu mengembang.














Kira-kira Prilly dibawa kemana ya? Tunggu next nya!!

Till The End (New Version)Where stories live. Discover now