Part 23

16.7K 1.1K 12
                                    

"Susah berdiri! Maksa banget sih."

"Aku bantuin berdiri Sayang, ayo."

Prilly menggeleng mantap. Ali hanya menghembuskan pelan napasnya. Kenapa istrinya sensitif sekali?

"Ngapain kita jauh-jauh kesini kalo ga jalan-jalan, Sayangku?"

"Tapi aku susah berdiri."

"Ya sini aku bantuin kamunya gamau." Ucap Ali berusaha sabar.

"Apa mau aku gendong?"

Prilly yang tadinya murung menjadi senang sekali. Ia mengangguk pasti.

"Giliran gendong aja langsung semangat." Sindir Ali. Prilly mengerucutkan bibirnya.

"Ikhlas ga nih nawarin gendong? Kalo ga ya gapapa. Mending aku tidur. Sana kamu jalan-jalan sendiri, kenalan sama bule yang senyumin kamu waktu kita naik lift!"

Ali justru terkekeh geli. Oh.. istrinya sedang cemburu?

Memang kemarin sewaktu mereka naik lift ke kamar, ada seorang bule cantik dengan pakaian kekurangan bahan tersenyum manis pada Ali. Namun Ali tidak membalas senyumnya. Ali akui bule itu cantik, tapi menurutnya lebih cantik Prilly.

"Kenapa ketawa gitu? Sana gih ajak tu bule keliling Eiffel. Kan lumayan body nya mantep. Pasti bangga lah kamu ajak dia. Kalo aku? Bantet begini mana bikin kamu bangga. Adanya malu."

Ali mengerutkan dahinya. Kenapa Prilly tiba-tiba berpikiran seperti itu?

"Kamu boleh cemburu, tapi ga gitu juga Sayang.. ga boleh ngerendahin diri sendiri. Kamu tuh cantik apa adanya. Lagian aku ga suka cewek body lidi begitu. Mana enak dipeluk? Enakan kamu kemana mana. Nih ya, ngapain aku harus malu? Yang ada malah aku bahagia. Bahagia bisa gandeng Queen nya aku." Ucap Ali sangat lembut. *bayangin aja cara ngomongnya Satya ke Laras. Nah kayak gitu*

"Sekarang kamu mau ya temenin aku jalan? Kita jalan berdua. Kalo kamu udah ga kuat, aku gendong. Itu cuma efek kemarin, Sayang. Pasti cepet sembuh." Bujuk Ali. Prilly pun pasrah dan mengangguk.

"Nah gitu, dong. Yaudah ganti baju, gih. Keburu siang."

Prilly mengambil baju di koper dan menuju kamar mandi untuk mengganti bajunya. Ali terkekeh dengan sikap istrinya.

"Udah gue liat semuanya kenapa masih malu juga? Heran." Gumam Ali pelan sambil melihat bayangan istrinya yang sedang berganti baju.

                                  ♡♡♡

"Midi, monsieur. Je suis Le Fou, votre chauffeur personnel à Paris. Salutations savoir.
(Siang, Tuan. Saya Le Fou, supir pribadi anda selama di Paris. Salam kenal.)"

"Midi aussi, Le Fou. Aujourd'hui, je veux faire le tour de Paris avec ma femme bien-aimée.
(Siang juga, Le Fou. Hari ini saya ingin mengelilingi Paris bersama istri tercinta saya)."

"
Tu as beaucoup de chance d'avoir une femme aussi belle que lui. Si vous le pouvez, quel est son nom?
(Anda beruntung bisa mendapatkan istri secantik dia. Kalau boleh tau, siapa namanya?)"

"Prilly Ayura Yuan Nisaka, c'est son nom. Assez comme le gars?
(Prilly Ayyura Yuan Nisaka, itulah namanya. Cantik kan seperti orangnya?)"

*pake bahasa Indo aja ya. Capek ngetik double language kayak gitu.*

"Nama dan orangnya sama-sama cantik. Ya sudah mari saya antar anda keliling Paris."

*nah keliling tuh mereka. Eiffel Tower, pusat perbelanjaan, restoran, pusat make up, dan mampir ke salah satu toko oleh-oleh.*

"Terima kasih sudah menjadi supir sekaligus pemandu wisata saya hari ini. Semoga anda tak bosan ya." Ucap Ali, tentunya dengan bahasa Perancis. Supir itu hanya tertawa.

"Sama-sama, Tuan. Saya juga senang bisa berteman dengan turis asal Indonesia. Kalau begitu, saya pulang dulu. Kalau besok mau jalan lagi, hubungi saya saja."

"Tentu. Sekali lagi, terima kasih."

Ali merangkul pinggang Prilly posesif dan berjalan masuk kedalam hotel. Pandangan Prilly terpaku pada bule cantik yang waktu itu tersenyum pada suaminya. Dan kali ini, bule itu melakukan hal yang sama. Tentu hati Prilly rasanya terbakar. Meskipun Ali terlihat tak menanggapi, tetap saja Prilly cemburu.

"Kamu ga percaya sama kesetiaan aku?" Tanya Ali tiba-tiba. Pandangan Prilly beralih pada suaminya yang sedang menatap dirinya.

"Aku percaya, tap...."

CUP

Prilly terkejut. Ali menciumnya ditempat umum. Memang di Paris sah sah saja berciuman depan umum, tapi ini lain halnya.

"Sekarang, liat bule itu."

Prilly melirik bule yang tadi terpesona pada suaminya. Bule itu terdiam dan hampir menangis.

"Kok dia?"

"Aku peka sama perempuan. Dia suka sama aku, bukannya geer atau gimana, tapi tatapan dia beda ke aku. Aku juga bingung apa yang dia suka dari aku, tapi yang harus kamu tau, sayang dan cinta aku cuma untuk kamu. Princess nya Papa Rizal, Queen nya Muhammad Ali Malikia."

Prilly tersenyum. Meskipun baru kenal 2 bulan, Prilly sudah yakin bahwa ia tepat memilih Ali.

"Yaudah yuk, ke kamar. Aku punya kejutan buat kamu."

"Kejutan?"

Ali mengedipkan sebelah matanya dan menarik tangan Prilly. Ia yakin, Prilly akan menyukainya.

                                    ♡♡♡

"Li, ini bukan ke kamar kita kan? Jauh banget. Ngos ngosan aku. Ngasoh dulu ngasoh." Prilly menahan tangan Ali. Nafasnya tidak teratur.

*ngasoh= istirahat sejenak. Orang Jawa pasti tau.*

"Dikit lagi, Sayang. Yuk ah." Ali membantu Prilly berjalan. Suami siaga.

"Disini?" Prilly tak percaya. Kejutannya mana?

"Bukanlah. Ini aku lupa, kamu harus pake ini dulu. Biar wow gitu." Ali pun memakaikan penutup mata itu pada istrinya.

"Sekarang jalannya aku tuntun, ya."

Setelah berjalan kurang lebih 50 meter, Ali menghentikan langkahnya. Ia bersiap membuka penutup mata Prilly.

"1...2...3!"

Begitu penutup mata dibuka, Prilly terkejut sekaligus terharu. Kapan suaminya menyiapkan semua ini?"

"Tadi siang, pas kita ngiterin Eiffel." Jawab Ali seolah tau isi pikiran Prilly.

Dihamparannya sudah ada kursi, meja, dan lilin yang sudah diatur sedemikian rupa. Lilin lilin kecil membentuk tanda love dan mawar membentuk nama mereka ditengah love tersebut *ngerti kan?*

"Aku suka!!!!" Teriak Prilly. Ali tersenyum.

"Yuk kesitu. Dinner."

Ali menggenggam tangan Prilly. Sebelum duduk, Ali mempersilahkan istrinya duduk terlebih dahulu.

"Eh tapi aku mau nanya deh."

"Nanya apa, Sayang?"

"Gaada bule genit itu kan disini?"























Edisi neng geulis cembokur:v
I know this part ga seru bgt.

Lagi gaada ide, tapi tetep pengen nerusin cerita be like:v

Till The End (New Version)Where stories live. Discover now