Part 6

20K 1.3K 34
                                    

Hari demi hari Prilly lewati. Tak terasa, sore nanti, laki-laki yang akhir-akhir ini memenuhi otak dan hatinya akan tiba di bandara internasional Soetta. Prilly tak kunjung diam saat memilih baju yang cocok untuk menyambut calon suaminya itu. Ia lupa pada pendiriannya. Dirinya jatuh cinta.

"Sayang, duduk dulu dong. Pusing nih Mama daritadi liat kamu bolak-balik lemari cermin." Prilly hanya senyum menanggapi keluhan Mamanya. Yang dipikirannya sekarang adalah bagaimana caranya agar ia berpenampilan menarik untuk menyambut kepulangan Ali ke Indonesia.

"Kamu pakai baju apa aja juga udah cantik, Princess. Ali juga pasti bakal klepek-klepek sama kamu tanpa kamu pake gaun." Kini giliran Papa Rizal yang angkat bicara. Sama seperti tadi, Prilly menanggapinya dengan senyuman.

"Bahagia banget ya yang calon suaminya pulang hari ini. Waktu itu aja uring-uringan gamau keluar kamar. Eh sekarang bahagianya luar biasa." Sindir Mama Ully diiringi dengan kekehannya.

"Iya dong, Ma. Pokoknya hari ini, Ali harus terpesona liat aku! Dan aku akan jadi wanita setelah ibunya yang ia peluk nanti!" Ucap Prilly optimis. Papa Rizal maupun Mama Ully hanya menggeleng-gelengkan kepalanya menanggapi keoptimisan sang anak.

"Jadi kamu mau pakai baju yang mana, Sayang?" Tanya Mama Ully penuh kesabaran. Prilly tampak menimang-nimang baju santai yang ada di kedua tangannya.

"Temenin aku ke mall yuk, Ma. Aku beli baju baru aja."

Ingin rasanya Mama Ully pingsan saat itu juga. Sudah 2 jam lebih Prilly memintanya untuk menjadi pengamat yang akan menentukan baju mana yang pas ditubuh anaknya. Tapi ternyata Prilly lebih menyukai berbelanja hari ini.

                                ***

Jam sudah menunjukkan pukul 2 siang. Prilly sudah bersiap dengan pakaiannya yang sengaja ia beli 3 jam lalu.

 Prilly sudah bersiap dengan pakaiannya yang sengaja ia beli 3 jam lalu

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Papa!! Prilly berangkat dulu, ya. Bilangin juga ke Mama! Assalamu'alaikum!" Pamit Prilly sambil menciumi pipi dan punggung tangan sang Papa lalu berhambur keluar dan menyalakan mobil sportnya.

'Baru kali ini aku melihat Prilly sangat bahagia. Tuhan, jagalah Ali untuknya. Limpahkanlah selalu nikmatMu untuk putriku dan calon suaminya. Jadikanlah mereka sepasang suami istri terbahagia di dunia dan di akhirat nanti. Aamiin.' Batin Papa Rizal sekaligus berdoa. Doa orangtua pada anaknya akan selalu dijabah bukan?

Tak perlu menempuh waktu lama, mobil sport milik Prilly sudah terparkir rapi di parkiran khusus penjemput di bandara. Kini dirinya hanya tinggal masuk dan menunggu Ali.

Jam tangan yang ia pakai sudah menunjukkan pukul setengah 4 sore, namun yang ditunggu belum kunjung datang. Prilly mulai memikirkan yang tidak tidak.

Seolah tak mau bersemayam diotak Prilly, pikiran buruk itu hilang seiring munculnya lelaki tampan berseragam pilot berjalan dengan menyeret koper besarnya. Tangan kirinya ia gunakan untuk menenteng topi.

Till The End (New Version)Where stories live. Discover now