Part 32

13.3K 996 36
                                    

3 bulan kemudian...

Waktu terasa begitu cepat. Tak terasa usia kandungan Prilly sudah memasuki bulan ke 7. Ali pun semakin posesif dengan Prilly.

Walaupun jadwal terbang Ali lebih padat dari biasa, Prilly tetaplah prioritas utamanya. Seperti hari ini. Ali ada jadwal ke Korea Selatan. Mama Ully pun ia tugaskan untuk menjaga istrinya selama ia bertugas.

"Istri lo kagak rewel gitu lo tinggal berhari-hari?" Tanya Rizky heran. Biasanya bumil akan lebih sensitif dan tak mau ditinggal.

"Waktu awal-awal sih iya, tapi lama kelamaan baby nya mulai ngerti kalo Daddy nya yang ganteng ini lagi nyari nafkah."

Rizky ber ohhh ria. Seperti biasa, mereka berdua selalu menjadi pilot dan kopilot dalam satu pesawat. Jadwal terbang mereka 2 jam lagi, itu artinya masih ada waktu untuk sarapan, ngemil, ngobrol, salto, push up, sit-up, dan lain sebagainya.

Namun kali ini Ali dan Rizky lebih memilih mengobrol masalah pernikahan. Rizky yang sebentar lagi akan menikah pun juga ingin seperti Ali yang dikenal sangat mengutamakan keluarga.

Ditengah obrolan mereka, datanglah seorang perempuan berpostur tinggi, langsing, cantik, dan wajah sangat bule.

"Permisi, kenalin aku Bella, pramugari baru disini."

Ali dan Rizky pun diam sejenak. Tak lama mereka menyambut baik kehadiran Bella. Mereka bertiga ngobrol banyak hal. Tapi ada yang aneh dengan Bella. Ia selalu menatap Ali dengan tatapan kagum karena banyak hal tentang penerbangan yang Ali ketahui. Rizky menyadari gerak-gerik Bella. Entah kenapa Rizky kurang sreg dengan pramugari baru itu.

"Li, ada yang mau gue bicarain sama lo." Ucap Rizky saat Bella sudah pergi untuk kenalan dengan pilot dari maskapai lain.

"Mau ngomong apa? Tumben serius gitu." Tanya Ali. Rizky menengok kiri kanan, memastikan tidak ada yang mendengar.

"Gue rasa si Bella Bella itu suka sama lo." Ucap Rizky memperpelan suaranya.

Ali mengerutkan dahinya lalu tertawa. Rizky tak mengerti. Apa yang lucu?

"Kok ketawa sih? Apa yang lucu coba?"

"Ya lagian pemikiran lo aneh banget. Ga mungkin lah, Ky. Dia aja baru kenal gue tadi. Ya kali langsung suka." Jawab Ali tak percaya.

"Lo emang gabisa ngerasain apa? Dia daritadi liatin lo mulu. Pas lo ngomong, dia senyum-senyum gajelas. Eh pas gue yang ngomong, dia keliatan biasa aja." Ujar Rizky. Ali diam sejenak. Apa ucapan sahabatnya benar?

"Ah itu mah cuma perasaan lo aja kali. Yaudah yuk ke pesawat. Kita harus nyiapin segalanya dulu." Ucap Ali memutar percakapan.

'Li, gue udah anggap Prilly kayak adek gue sendiri. Gue harap lo ga ninggalin dia demi calon pelakor itu.' Batin Rizky saat Ali mulai menyalakan kemudi pesawat.

                                  ♡♡♡

Di rumah

"Nonton apa sih, Prill? Ketawa terus daritadi."

"Ini lho Ma, video pas acara tujuh bulanan aku. Sumpah Ali lucu babget disini." Jawab Prilly ditengah tawanya.

Mama Ully menggeleng-gelengkan kepalanya. Sifat jail anaknya memang sudah permanen.

"Kamu tuh ya, suami lagi serius gitu kamu jailin. Kualat lho." Tegur Mama Ully.

"Ish Ma lagian cuma gitu doang. Ali juga ga marah." Bela Prilly.

"Iya iya terserah kamu. Nih susunya. Minum sampai habis ya, Nak." Mama Ully menyodorkan susu bumil yang baru diseduh.

"Makasih, Ma." Prilly pun meminumnya sampai habis tak bersisa.

Till The End (New Version)Where stories live. Discover now