Part 38

13.7K 949 14
                                    

Bangkok, Thailand

Ali terbangun dari tidurnya. Tiba-tiba saja perasaan kangen menyelimuti tubuhnya. Ia pun berniat menelpon istrinya. Entah disana sudah tidur atau belum.

Setelah beberapa detik, terdengar ada suara imut dari balik telpon. Ali tersenyum.

"Kamu ga tidur? Udah malam."

"Ga bisa tidur." Jawab Ali dengan suara manjanya. Dasar.

"Kenapa gabisa? Ini udah malam, Sayang. Tidur ah. Rian aja udah pules." Tegur Prilly.

"Kangen sama kamu." Jawab Ali dengan suara yang lebih manja dari yang pertama. Terdengar suara kekehan dari seberang.

"Biasanya juga kamu biasa aja pas lagi tugas. Ini first lho kita telponan malem-malem begini. Hampir pagi pula."

Tiba-tiba saja wajah Ali yang tadinya sumringah langsung cemberut, "Aku kangen setiap waktu. Tapi kali ini kangennya banget aja. Yaudah aku telpon kamu."

"Lah suara kamu kok kayak kesel gitu? Wkwk Ali, udah ah tidur sana. Kamu ada kegiatan apa besok?"

"Jalan-jalan beli oleh-oleh. Kamu mau nitip ga?"

"Mau deh, terserah kamu aja apa."

"Ok. Eh vidcall yuk. Aku sekalian mau liat kembaran aku. Tapi lebih ganteng."

"Vidcall? Yuk. Tapi jangan terlalu berisik ya, ntar dia bangun. Susah lagi aku nidurinnya."

Jaringan telpon pun terputus, berganti dengan panggilan video call. Ali tidak peduli meskipun ada Rizky yang tertidur pulas disampingnya. Yang penting, rasa rindunya terbalas.

"Halo, Sayang!" Sapa Ali dengan senyuman mautnya.

"Halo!" Sapa Prilly balik.

"Rian mana?"

"I'm here, Daddy!" Seru Prilly sambil menirukan suara Rian.

Senyum Ali mengembang kala istrinya menunjukkan wajah polos sang anak ketika tidur. Sampai sekarang pun Ali tidak menyangka bahwa ia telah menjadi seorang ayah. Punya istri cantik nan baik, anak yang tampan dan inshaallah baik juga.

"Gantengnya anak Daddy, beuh benih aku lebih unggul ya." Ucap Ali bangga.

Prilly hanya memutar bola matanya malas.

"Mulai deh."

"Apanya?"

"PDnya."

"Eh itu kenyataan ya, Rian emang pewaris wajah aku banget."

"Hidung sama bibirnya aku."

"Iya deh, iya. Eh aku ss ya."

"Ss?"

"Iya, boleh kan?"

"Ok. Bentar aku pose dulu."

"Alah pake segala pose, kamu tuh mau apapun juga cantiknya ga ilang."

"Masa?"

"Iyalah. Buktinya kamu aku ajak nikah."

"Yaudah udah di ss belum?"

"Udah."

"

Ops! Esta imagem não segue nossas diretrizes de conteúdo. Para continuar a publicação, tente removê-la ou carregar outra.
Till The End (New Version)Onde histórias criam vida. Descubra agora