Part 9

18.1K 1.4K 38
                                    

"Cepet keluar!! Elisa dan preman bangsat itu gue kasih obat tidur!"

Ali, Prilly, dan Mila tercengang. Orang yang membuka pintu ternyata adalah Adisti.

"Kok lo bisa disini?" Tanya Mila bingung. Adisti menghela napasnya dengan kasar.

"Cepetan keluar!! Nanti gue ceritain."

Mereka pun keluar dari gudang itu dengan selamat. Entah obat tidur apa yang Adisti kasih, tapi yang pasti Elisa dan preman itu terlihat seperti orang keracunan.

"Akhirnya.." Mila menghela napas lega. Begitu pun juga dengan Ali, dan Prilly.

"Jadi, gimana ceritanya lo bisa disitu?" Tanya Mila mengintrogasi teman Elisa itu.

"Pas lo nanya letak Prilly dimana, gue udah ada inisiatif nyelamatin Prilly. Lo bertiga harus tau, kalo gue ga pernah sependapat sama Elisa kalo menyangkut soal penculikan tadi. Gue masih punya hati." Jelas Adisti panjang lebar. Prilly tersenyum lalu memeluk Adisti. Awalnya Adisti kaget, namun tak lama kemudian pelukan Prilly ia balas.

"Makasih, Dis. Gue yakin lo orang yang baik." Ucap Prilly tulus. Disti mengangguk.

"Sama-sama, Prill. Udah tugas gue buat nyelamatin cewek berhati malaikat kayak lo." Jawab Disti tak kalah tulusnya.

"Sama Disti doang nih? Sama aku dan Mila ga?"

Prilly menoleh dan mendapatkan Ali sedang pura-pura marah. Prilly beralih memeluk Ali. Entah kenapa, dada bidang Ali sangat nyaman menjadi tempat bersandarnya.

"Makasih, Sayang." Ucap Prilly sambil tetap memeluk Ali. Ali sedikit menunduk dan tersenyum. Dicubitnya pipi chubby Prilly yang sudah menjadi candu untuknya.

"Sakit.." Lirih Prilly. Ali kaget lalu mengusap-usap lembut bekas cubitannya tadi.

"Masih sakit?"

"Ga. Hehe"

Mila hanya menampilkan wajah juteknya. Sahabatnya yang satu ini memang tidak pengertian jika menyangkut soal asmara. Bisa-bisanya bermesraan dengan calon suami di hadapannya.

"Udah malam banget ini. Masih mau peluk-pelukan kayak gitu?" Suara Mila mengagetkan Ali maupun Prilly. Keduanya tampak salah tingkah.

"Kalo udah berdua, yang lain ngontrak." Sindir Adisti. Prilly terkekeh.

"Yaudah yuk ke mobil. Kali ini gue aja yang nyetir. Kapok gue disetirin Mila. Lama-lama gue daftarin Mila di balap mobil." Ucap Ali yang berujung sindiran untuk Mila. Orang yang disindir hanya cengengesan.

Mereka pun segera pergi dari tempat buruk itu. Berharap semoga kejadian seperti ini tidak terulang lagi.

                                ***

"Mama.."

Tangis Mama Ully terhenti. Dengan perasaan bahagia, ia langsung memeluk dan berkali-kali mencium pelipis sang anak.

"Kamu kemana aja, Sayang? Mama khawatir banget sama kamu, Nak. Kalo sampai Papa tau soal ini, pasti dia akan sama histerisnya kayak Mama."

Lagi, Mama Ully memeluk Prilly dengan erat. Prilly adalah anak satu-satunya. Apalagi Prilly perempuan, sudah pasti orangtua menjaganya dengan penuh kewaspadaan. Tapi untuk kali ini, Mama Ully merasa gagal menjaga princess nya.

"Tadi Prilly diculik, Tan. Untung Ali dan Mila gerak cepat nyelamatin Prilly. Kita juga dibantu sama Adisti. Alhamdulillah bisa pulang dengan selamat tanpa kekurangan suatu apapun." Jelas Ali yang berdiri tepat disamping Prilly.

"Makasih, Li. Tante yakin kamu bisa temuin Prilly. Kamu memang bisa dipercaya. Sekali lagi, makasih ya Li. Tante gatau gimana jadinya kalo sampai Prilly kenapa-kenapa." Ali tersenyum dan mengangguk membalas ucapan calon mertuanya.

Till The End (New Version)Where stories live. Discover now