Part 33

12.5K 973 27
                                    

Sebelumnya, aku mau minta maaf karena update lama bgt:v

Fyi, kayaknya aku cuma publish cerita pas hari libur aja. Sorry

                                     ♡♡♡

"Ky.."

"Ape?"

"Perasaan gue ga enak."

Rizky mengangkat sebelah alisnya. Tumben sahabatnya bisa berkata sebegitu seriusnya.

"Ga enak tinggal kasih kucing."

Ali melempar bantal hingga kena kepala Rizky.

"Aduhh.. ngapa sih lo?"

"Ya lagian gue ngomong serius malah lu bercandain." Ucap Ali agak kesal. Rizky malah terkekeh.

"Pasti lo ngebayangin bakal ada yang 'ganggu' hubungan lo sama Piyi ya?"

Ali mengangguk bingung. Sejak kapan Rizky bisa menebak pikirannya?

"Baru kerasa sekarang? Udah 3 hari lo disini dan baru kerasa sekarang?"

Ali tak mengerti arah pembicaraan Rizky, "maksud lo?"

"Maksud gue? Li, gue mau tanya. Gimana first impression lo ketemu si Bella."

"Ya dia baik, pinter, cantik. Kenapa lo nanya kayak gitu?"

Wajah Rizky berubah serius, "Lo ga ngerasa kalo si Bella perhatian banget sama lo?"

"Ga. Selama 3 hari ini kan dia cuma ngingetin gue buat makan, tidur cukup. Dan dia juga ga cuma ngingetin gue doang." Jawab Ali.

"Dia suka sama lo, man! Masa gitu aja ga peka." Ucap Rizky to the point.

Ali terkekeh, "Ky, cobalah positif sama orang yang baru dikenal. Dia partner kita. Lagian cewe secantik dia juga pasti udah punya pasangan."

"Whatever. Up to you mau percaya atau ga. Tapi jangan minta tolong gue kalo sampe ada apa-apa sama hubungan lo dan Prilly gara-gara Bellatung itu."

Ali tak menanggapi ucapan Rizky. Ia tak habis pikir. Perempuan sebaik Bella masih saja dibenci Rizky.

"Rizky. Gue bingung sama jalan pemikiran lo. Coba positif sedikit aja sama Bella. Dia perempuan baik." Ucap Ali yang kesannya membela Bella.

"Lo ngebelain cewek itu? Lo bilang apa tadi? Perempuan baik? Harusnya gue yang nanya, ada apa sama jalaj pikir lo."

"Gue bukannya belain dia, gue cuma ga enak. Kalo sampe Bella denger, dia bakal mikir kita benci sama dia."

Rizky tersenyum miris, "Emang iya. Gue benci sama dia. Nih ya bro, kalo gue jadi lo, gue bakal selidikin sikap anehnya dia. Siapa tau dia ada niat jahat, kan kita gatau."

Kali ini emosi Ali memuncak. Ia meremas kerah baju Rizky dengan sangat kencang. Tatapan sendunya hilang begitu saja. Bukan seperti Ali yang Rizky kenal.

"Gue peringatin sekali lagi sama lo, jaga omongan lo! Lo ga boleh kayak gitu, Ky! Gue ga ngebelain siapa-siapa disini!!"

Rizky melepaskan remasan tangan Ali. Tatapan Rizky tak kalah tajam dengan Ali. Meski Rizky tak bertindak apa-apa, tetapi matanya sudah mewakili bahwa ia marah.

"Gue ngomong kayak gini karena gue tau apa yang akan Bella lakuin! Li, gue udah anggep Prilly adik gue sendiri. Gue sayang sama dia. Dan gue ga akan biarin dia disakitin siapapun. Termasuk lo!" Ucap Rizky tak kalah galaknya.

"Gue suaminya! Gue lebih sayang sama dia! Dan gue yakin, Bella ga ada niat jahat sama keluarga gue. I trusted her." Jawab Ali dengan lantang. Rizky tersenyum miris. Ali yang dia kenal sudah hilang. Sudah saatnya Rizky yang menjaga Prilly karena ia yakin, Ali tetap membela Bella.

Till The End (New Version)Where stories live. Discover now