Tidak lama waktu yang diperlukan untuk membuat hidangan pagi itu.

Gerald yang sedang bekerja dengan laptopnya diatas meja langsung menoleh melihat ke arah dapur yang mengeluarkan wangi makanan yang sangat harum dan menggiurkan.

"Cobalah, Gerald. Ini buatan istrimu," kata Anandya meletakan sepiring udang rebus saus tiram di hadapannya.

Gerald tidak pernah menyangka kalau Dera adalah seorang koki yang hebat sebelum dia merasakan makananya sendiri. Ini sangat enak!

"Bagaimana? Kau menyukainya?" tanya Dera ragu. Jantungnya berdegup kencang menunggu jawaban Gerald. Laki laki itu mengangguk.

"Hanya itu? Tidak ada kata terimakasih? Dia sudah membuat dengan susah payah untukmu," protes Anandya.

Gerald bangkit dari kursinya menghampiri perempuan yang sekarang sudah menjadi istrinya. Dia menarik wajah Dera mendekat dan lalu mengecup keningnya lembut.

"Terimakasih, aku menyukainya."

---

"Honeymoon?"

"Iya, honeymoon. Kita akan pergi ke Jepang untuk merayakan pernikahan kita," kata Gerald.

Makan baru saja selesai beberapa menit yang lalu. Anandya menanyakan rencana rencana mereka setelah menikah, dan mereka mulai berbincang panjang. Dan tiba tiba topik Honeymoon ini muncul di pembahasan. Dera tidak tahu sama sekali tentang inu, tapi Gerald terlihat seperti dia sudah mempersiapkannya.

"Kapan?"

"Besok," jawab Gerald.

Dera membelalak kaget. Semendadak itu?!

"Besok? Tidakkah itu terlalu cepat?"

"Aku memiliki banyak pekerjaan, aku harus kembali lagi ke kantor dalam waktu dekat, semakin cepat makin baik. Mengertilah," kata Gerald.

"Lagipula, honeymoon lebih baik diadakan semasa pernikahan masih terasa hangat, supaya kalian bisa semakin dekat pasca hari besar kalian," timpal Anandya

Dera mengangguk pelan.

Dunia orang kaya memang berbeda. Kapan pun dimanapun mereka bisa langsung pergi ke luar negri tanpa persiapan atau perhitungan apapun.

Dan disinilah aku, bahkan aku belum melihat pesawat secara langung sepanjang hidupku!

"Aku sudah menitip pesan kepada Bi Sati untuk menyiapkan semua baju bajumu," kata Gerald. Baju yang dimaksudnya adalah baju dengan harga diluar akal sehat yang dibelikannya sebanyak sebuah rak besar hanya untuk Dera.

"Hari ini dan besok aku harus pergi ke kantor untuk menyelesaikan sisa pekerjaanku sebelum kita pergi. Mungkin aku akan pulang malam, jadi selama aku tidak ada, kau dengan Bi Sati berbelanjalah di pusat pembelanjaan untuk pergi besok. Mamah mau ikut menemani?"

"Mamah sangat ingin pergi bersama Dera, namun mamah sudah memiliki janji dengan teman mamah hari ini," katanya. "Mungkin lain kali lagi ya, sayang."

"Iya, mah," kata Dera.

Gerald menyondorkan sebuah kartu dan sebuah kotak kecil kepada Dera. "Apa ini?"

"Itu adalah kartu kreditku, pakailah hari ini untuk berbelanja. Dan kotak itu adalah ponsel untukmu. Disana sudah ada nomorku, kau bisa pakai bila terjadi sesuatu."

"Ada apa dengan ponsel lama Dera?" tanya Anandya.

"Dera menghilangkan ponselnya 3 minggu yang lalu," kata Gerald. Jelas jelas sebuah kebohongan karena pada aslinya, ponselnya tertinggal di kamar rumah lamanya. Tidak mungkin pula dia mengatakan kalau dia tidak memiliki ponsel. Di sini dia harus bisa menjadi seorang Dera Hawati, anak dari keluarga kaya dari kelas atas.

Sangat memalukan bila dia tidak memiliki ponsel.

"Baiklah kalau begitu, mamah harus segera berangkat karena tidak enak membiarkan teman Mamah menunggu sendiri. Mamah pulang dulu, ya," kata Anandya bangkit dari kursinya.

"Bersenang senanglah dengan liburan kalian."

Sebuah senyum timbul di muka Dera.

Jepang

Dia tidak sabar untuk mengunjunginya Negara impiannya itu.

.

FOLLOW ME ON INSTAGRAM
Nnareina

adu jadi pengen pergi juga ikutan sama Dera 😂😂

Jangan lupa vote dan komennn, thank you all

Love you 😘😘

Yes, Mr Billionaire [COMPLETED]Where stories live. Discover now