" Bapak ahh kau ! Mesti kau yang karang-karang cerita kang ! " bibir dijuih ke hadapan .
" Aku ? Aku ada hati perut lagi lah ! Tak kan nak kenakan adik sendiri kot ! " Farhan Adham menarik muka . Merajuk !
" Ok aku try lupakan dia ... " tekad Farish Amri . Tak kan selamanya dia nak bersedih kan ?
Rancak Farhan Adham dan Farish Amri berbual . Hanya Firhad Aqasha saja berdiam diri . Fikiran dia merawang ke arah lain . Dia cuba mengingati wajah seseorang .
" Tak kan Am tak tahu ? " bisik dia sengaja . Macam ada sesuatu tak kena !
+++
" Oii ! Budak ! " sekumpulan lelaki berbadan besar mengejar seorang perempuan yang lari di celah-celah orang ramai .
Nafas dia termengah-mengah . Apabila sampai saja di sebuah lorong , badan dia ditarik oleh seseorang . Mulut dia ditekup kuat oleh orang itu .
" Mana dia ? " pekik lelaki itu sambil mengacukan batang kayu .
Mata dia tajam melilau ke sana sini . Mencari seorang perempuan berhoodie merah . Kalau dapat tangkap , memang dia tak akan lepaskan budak tu !
" Cari dia sampai dapat ! Kalau tak bos akan mengamuk " arah lelaki itu pada beberapa rakan lelaki dia yang lain .
Mereka berlari terus tanpa menunggu sesaat . Apabila yakin tiada lagi lelaki-lelaki tadi , dia melepaskan tekupan di mulut perempuan itu .
" Mujur aku sempat ! Kalau tak mati lah kau kat situ ! " cakapnya tanpa memikirkan perasaan orang di depan dia .
" Bodoh arr ! Macam mana lah Pong boleh nampak ! Aku sempat curi benda ni je haa .. " barang yang disorokkan tadi , diangkatnya tinggi .
Gadis berambut perang itu mendengus kasar . " Kau tahukan Pong tu mata macam mana ? Mata dia tu kalau boleh nak tembus dinding kau tahu tak ! Yang kau sengal pergi curi benda ni pehal ? " kasar dia menolak kepala perempuan itu .
" Kau ni Aira ! Bengang kepala aku ! " mulutnya dimuncungkan sedepa . Hoodie ditarik menutup separuh wajah dia .
Aira Kirana mencebik bibir . Kalau boleh nak saja dia maki hamun Zara Melina itu . Mereka berdua berjalan meninggalkan tempat itu . Orang ramai tidak ambil tahu pun tentang mereka .
Sampai saja di sebuah rumah kosong , pintu ditolak oleh Aira Kirana . Masuk-masuk sudah terbau masakam yang sungguh enak . Perutnya terasa lapar pula .
" Awalnya kau masak ? Jam baru 6 petang .. " Zara Melina menghempaskan badan dia di atas lantai simen yang berlapikkan tikar .
" Saja .. " sepatah dijawab oleh si adik .
Zara Melina mencebik bibir apabila balasan dia dijawab sepatah . Muka dia ditutup dengan cap warna hitam kesayangan dia . Nak hilangkan lelah akibat berlari tadi .
Aira Kirana membelek-belek telefon yang dicuri oleh Zara Melina tadi . Dia sendiri tak tahu nak guna benda itu . Nampak canggih .
" Tu telefon Samsung S8 . Ken punya .. " jelas Zara Melina . Dia duduk bersila di atas lantai itu sambil tersengih tak bersalah .
Aira Kirana membulatkan matanya tidak percaya . KEN kot ! Ini memang gila ! " Bodoh ! Kau tahukan bangsat tu macam mana ! Tambah-tambah lagi dia ketua budak gengster tu ! " berkali-kali Aira Kirana menunjal kepala Zara Melina .
Nur Aqira memang mereka dengan pandangan keliru . Terkebil-kebil dia seketika .
" Korang okay tak ? " soal Nur Aqira . Pelik betul dua manusia di depan dia itu .
Dia memandang Zara Melina untuk penjelasan . Gadis itu mengangguk kepala dengan pandangan tidak puas hati . Mereka memang kalau gaduh memang akan gurau kasar .
" Huh blah lah kau ! " Zara Melina meninggalkan mereka berdua dengan riak bengang .
Mereka bertiga menerima nasib yang sama . Hanya bergantung hidup antara satu sama . Remaja lain sibuk menelaah buku , mereka pula sibuk mencar duit . Balik sekolah saja mereka semua lesap . Hanya Nur Aqira saja ditugaskan untuk menjaga rumah kecil mereka itu .
_______________________
How ? Jln cite story ni ok x ?
Berbelit-belit , merapu ke ?
🤔
YOU ARE READING
GADIS BUDAK SETAN | C | A R S •6•
Romance[ 6th BOOK = ARS ] BOOK 3 : DANGEROUS LOVE _________________________________ | Knows as ZARA MELINA | ~~~ Kenakalan mereka membuatkan, mereka mengenali antara satu sama lain. Membuahkan rasa cinta antara tiga lelaki dan tiga gadis. Menyunting cinta...
GBS | 03
Start from the beginning