45. Kembali

25.4K 2.2K 145
                                    

Aku terus memberontak saat pria itu mulai menjelajahi setiap bagian di tubuhku. Pria itu tak henti-hentinya menciumku dengan paksa bahkan dia dengan beraninya merobek bajuku dengan kuat, hingga jari-jarinya menggores tubuhku. Air mataku terus mengalir tanpa henti, aku benar-benar takut dan terus menyebut nama Chanyeol di hatiku. 

"DIAM!" teriaknya lagi untuk yang kesekian kali. Lalu secara tiba-tiba pria itu mengeluarkan sebuah suntikan dan menyuntikkannya padaku agar aku tidak terus memberontak.

Ketika pria itu hampir membuka bajuku sampai keseluruhan, terdengar sebuah dobrakan pintu yang sangat kuat. Pria itu lantas menghentikan aksinya sejenak, lalu dia turun dari tubuhku untuk melihat apakah ada seseorang yang datang. Perasaanku benar-benar sangat lega saat mendengar sebuah dobrakan pintu yang sangat kuat itu, rambutku yang sudah tak karuan dengan wajah yang penuh akan air mata bercampur saliva pria brengsek itu, aku mencoba berteriak sebisa mungkin berharap seseorang akan mendengarkanku. 

Efek obat bius yang di suntikkan pria itu mulai bereaksi di tubuhku. Kepalaku mulai terasa sangat pusing. 

"JANGAN BERGERAK! ANGKAT TANGANMU!" suara teriakanitu terdengar di kupingku. 

Bahkan terdengar samar suara derap kaki yang mulai mendekat ke arahku sampai akhirnya aku benar-benar tidak lagi tersadar mengenai apa yang akan terjadi padaku. Hal terakhir yang kudengar adalah suara seseorang yang mirip sekali dengan Chanyeol meneriaki namaku berulang kali. 

***

Kesadaranku mulai kembali, secara perlahan aku membuka mataku. Mataku menangkap bayangan Chanyeol yang sedang duduk di sampingku. Apakah aku sedang bermimpi saat ini? Bagaimana bisa Chanyeol ada disini sekarang?

"H-hye Ri-ya." Suara Chanyeol dengan lembut terdengar di telingaku. 

"Chan-i?" gumamku pelan dengan sedikit serak.

Chanyeol tiba-tiba langsung memelukku erat, dia menangis didalam pelukan kami. 

"Aku minta maaf. Maafkan aku karena tidak bisa menjagamu dengan baik. Maaf," ucapnya pelan berkali-kali. Dia terus mengucapkan kata 'maaf' padaku dengan air matanya yang terus membasahi pakaianku. 

"Seandainya aku mengajakmu saat itu dan seandainya aku tidak meninggalkanmu. Kau pasti tidak akan seperti ini," katanya lagi menyalahkan dirinya sendiri.

Air mataku mengalir keluar saat menyadari bahwa saat ini Chanyeol benar-benar memelukku. Chanyeol benar-benar bersamaku saat ini. 

"Jangan menyalahkan dirimu, mengerti? Aku yang salah karena tidak bisa menjaga diriku dengan baik dan terus membuatmu khawatir seperti ini," ungkapku menyesal.

Chanyeol melepas pelukan kami, dia menatapku lalu mengelus rambutku pelan. "Tak akan kubiarkan pria lain menyentuhmu lagi. Aku akan menjagamu, pasti. Aku berjanji, sayang" katanya yang lalu mencium punggung tanganku lembut dan aku bisa merasakan air mata menetes di punggung tanganku. Chanyeol benar-benar terlihat sangat khawatir padaku.

Mata Chanyeol terlihat memerah saat ini dan terdapat kantung mata yang samar terlihat. Sepertinya pria itu tidak tidur dengan nyenyak 2 hari belakangan ini.

"Kau sudah menjagaku dengan baik," kataku tersenyum.

Chanyeol menggeleng. "Kalau aku sudah menjagamu dengan baik, seharusnya hal-hal seperti ini tidak terjadi padamu. Maafkan aku yang belum bisa menjadi seorang suami yang bisa menjagamu dengan baik." Lagi-lagi Chanyeol menyalahkan dirinya sendiri. 

Aku tiba-tiba meringis saat hendak menggerakkan tanganku untuk menyentuh wajah Chanyeol. Pergelangan tangan serta kakiku terasa sangat perih akibat aku yang terus memberontak dan mengakibatkan borgol yang ada di kaki serta tanganku, mengiris kulitku. 

Secretly Married (Park Chanyeol)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang