32. Mengingat

31.5K 2.6K 139
                                    

Pagi ini, Chanyeol adalah pemandangan pertama yang kulihat ketika mataku terbuka karena mimpi panjangku. Tak bisa kupungkiri bahwa hatiku merasa senang mengetahui Chanyeol tidak pulang. Dia benar-benar menepati janjinya padaku untuk menemaniku disini.

Pria itu tertidur di kursi yang sudah ia satukan. Dia menggunakan sebuah jaket yang ia kenakan sebagai bantalan di kepalanya. Sebenarnya Chanyeol tidak boleh melakukan hal ini, mengingat ini adalah kantor polisi. Tapi entah bagaimana, pria itu mendapatkan persetujuan dari para polisi untuk menemaniku disini.

Chanyeol meregangkan tangannya dan membuka matanya perlahan lalu menguceknya sebelum akhirnya dia melihatku, membuat mata kami bertemu satu sama lainnya. Chanyeol berjalan mendekatiku dan memamerkan senyuman manis yang dia miliki.

"Bagaimana tidurmu? Apa kau tidur dengan nyenyak?" tanya Chanyeol.

Aku mengangguk. "Ya, setidaknya aku bisa memejamkan mataku meski harus memaksanya beberapa kali."

"Syukurlah kalau begitu."

"Kau tidak pulang?"

"Aku akan pulang setelah mengantarmu ke rumah sakit," jawabnya.

Aku diam untuk beberapa saat. Entah mengapa meski aku tidak mengingat siapa Chanyeol sebenarnya, aku merasa sangat nyaman bersamanya. Dia sangat baik padaku, bahkan rela menungguku seperti ini dan dia lebih mementingkan aku daripada pekerjaannya sendiri.

"Tapi kau bisa pulang kalau kau mau."

"Tidak ada penolakan," ucapnya tanpa bisa dibantah.

Akhirnya aku menyerah dan membolehkan Chanyeol untuk ikut mengantarkanku ke rumah sakit. Mungkin sekitar 1 jam lagi polisi akan mengantarkanku ke rumah sakit.

Ada rasa takut sebenarnya yang menyelimuti perasaanku saat ini. Aku memang lupa tentang segala hal yang terjadi beberapa hari belakangan ini, dan aku tahu dengan pasti kalau aku tidak mungkin secara sengaja mencelakakan teman-temanku seperti itu sampai membuatku menjadi tersangka seperti ini.

***

Setibanya aku di rumah sakit, polisi segera keluar dari mobil untuk mengeluarkanku dari mobil mereka. Sedangkan Chanyeol masih setia menemaniku meski kami tidak berada di mobil yang sama. Dia sudah berada di depan mobil polisi menungguku keluar. Sudah banyak wartawan yang siap memotretku dan Chanyeol. Mereka seperti menunggu kedatangan kami.

Setelah aku keluar dari mobil polisi, benar saja para wartawan langsung mengerubungiku. Tapi dengan cepat Chanyeol langsung merangkulku, mencoba untuk melindungiku dari lautan manusia tersebut. Polisi juga membantu kami supaya aku dan Chanyeol bisa melewati wartawan-wartawan itu.

"Tolong diberi jalan," ucap salah seorang polisi kepada semua wartawan.

"CHANYEOL-SSI, TOLONG BERI PENJELASAN MENGENAI KESEHATAN ISTRIMU SAAT INI."

"APAKAH ISTRIMU BENAR-BENAR MENJADI SEORANG TERSANGKA YANG HAMPIR MEMBUNUH TEMANNYA SENDIRI?"

"HYE RI-SSI TOLONG BERITAHU KAMI BAGAIMANA KONDISI ANDA SAAT INI?"

Sangat banyak pertanyaan yang dilontarkan oleh wartawan masuk kedalam kupingku. Tapi dengan sigap Chanyeol langsung membawaku masuk kedalam area rumah sakit agar para wartawan itu tidak kembali bertanya.

"Kau baik-baik saja?" tanya Chanyeol begitu kami sudah berada ditempat yang aman, tempat yang jauh dari jangkauan wartawan.

Aku mengangguk pelan. Sejujurnya kejadian tadi membuatku merasa seperti dejavu, entah kenapa aku seperti pernah merasakan hal yang sama. Dan kejadian itu membuatku benar-benar merasa tidak nyaman, aku merasa para wartawan itu terlalu mencampuri urusan pribadiku.

Secretly Married (Park Chanyeol)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang