[40]Sunris keempat[revisi]

221 10 0
                                    

Dret! Dret! Dret!

Dengan mata yang masih mengantuk Sasya meraih ponselnya yang dari tadi terus berbunyi, menganggu tidurnya.

"Hem, salah sambung lo," ujar Sasya yang masih memejamkan mata.

"Bangun lo! Dasar kebo, " ujar suara di sebrang sana.

"Nando! Ngapain lo nelpon gue malem-malem? "

"Ya elah, udah pagi kebo."

Sasya melirik jam di dinding kamarnya, "Jam 3, itu artinya masih malem Nando! Ganggu gue tidur aja. "

"Gue bilangin, sekarang lo cuci muka," ujar Nando.

"Gak mau, gue masih ngantuk mau tidur. "

Nando menghela nafas singkat, "Buruan cuci muka lo sekarang! Gue udah ada di depan rumah lo. "

"Buset orang gila lo! Lo mau ngapelin gue atau ngajakin gue saur? "

"Kalo lo gak bangun, gue lempar nuklir jendela kamar lo. "

"Iya-iya, ribet lo kayak mak-mak hamil. "

Nando mematikan telponnya. Karena masih mengantuk Sasya berjalan ke arah kamar mandi dengan mata terpejam.

Brug!

"Aduh! Siapa yang naruh pintu di depan gue nih! Kurang ajar, " gerutu Sasya saat ia menabrak pintu kamar mandi.

====

Nando melihat sekilas ke arah rumah Sasya. Belum ada tanda-tanda cewek itu keluar dari dalam rumahnya. Sudah hampir setengah jam Nando menunggu di dalam mobilnya. Tak lama kemudian Sasya muncul dengan raut wajah yang masih mengantuk. Sasya langsung masuk dan duduk di samping Nando.

"Selamat pagi pacar! " ujar Nando mengacak rambut Sasya.

"Masih malem, sarap. "

"Ngambek nih? Sini cium? " ujar Nando mendekatkan wajahnya.

Sasya langsung menepis wajah Nando dengan tangannya, "Ogah, lo belum mandi. Bau, ini kita mau ke mana? "

"Udah lo tidur aja, nanti kalo udah sampek baru gue bangunin lo. "

Mendengar perkataan Nando, Sasya segera memejamkan matanya. Tak butuh waktu lama Sasya sudah hanyut bersama mimpinya. Nando menatap Sasya yang tertidur pulas, sebelum ia kembali fokus mengendarai mobilnya.

Merasa terusik dengan sentuhan di pipinya, Sasya membuka matanya perlahan. Ternyata, tangan Nando yang menyentuh pipinya.

"Udah sampe?" tanya Sasya yang masih malas membuka matanya.

"Udah, lo gue bangunin dari tadi susah sih. Buruan turun. "

Nando turun dari mobilnya, disusul Sasya yang ada di belakangnya. Nando menarik nafas panjang, sedangkan Sasya masih mengamati tempat yang tak asing lagi baginya.

"Ngapain lo ngajak gue ke pantai? " tanya sasya.

"Gue kangen lihat sunrise sama lo. "

"....."

"Masih ada satu hal yang lo nggak tau dari gue Sya, " ujar Nando tiba-tiba. Sasya menatap Nando, menunnggu lelaki itu mengeluarkan suaranya.

"Sebenernya gue udah suka sama lo sejak lama."

"Maksudnya? Gue nggak ngerti," ujar Sasya yang bingung dengan perkataan Nando.

Nando meneguk salivanya, "Gue udah suka sama lo sejak lama. Waktu lo masih belum bisa lihat kayak sekarang. Gue yakin lo nggak akan ingat. Waktu itu gue jalan-jalan sama Ennola, di deket danau. Terus gue liatin lo yang duduk di ayunan, lo masih inget pas tongkat lo di buat mainan sama anak kecil? Sejak itu gue suka sama lo. Tapi sayangnya, gue nggak pernah ketemu sama lo di danau itu lagi."

For Sunrise [COMPLETED]Where stories live. Discover now