[37]Sebuah penjelasan[revisi]

223 12 0
                                    

Gue seneng lihat lo ketawa, karena gue tau gue adalah alasan lo bahagia
-Sasya
🌸🌸🌸

"Nan... Nando! " ujar Sasya membungkam mulutnya.

Sasya bangkit dari duduknya, ia memeluk lelaki di hadapannya ini dengan erat. Pipinya mulai basah, air mata tak dapat ia tahan lagi. Nando membalas pelukan Sasya tak kalah erat, ia mengusap rambut panjang Sasya.

"Lo jahat! Gue benci sama lo!  Lo ninggalin gue!" Sasya memukul dada bidang milik Nando.

"Yang bener, benci? Benci sama cinta beda tipis loh. "

Sasya mengerucutkan bibirnya. Sasya yang dulu sudah benar-benar kembali. Nando menghela nafasnya pelan. Ia bersyukur, Sasya kembali lagi padanya.

"Peluk aja terus sampai puas, " ujar Nando membuat Sasya melepaskan pelukannya.

"Biarin, kan Sasya kangen sama Nando."

Nando membelai rambut Sasya dengan lembut. Perlahan Sasya melepaskan pelukannya. Sasya kembali duduk, diikuti Nando yang duduk di depan Sasya.

"Gue butuh penjelasan, " ujar Sasya menatap mata Nando.

Nando menghela nafasnya pelan, "Gue butuh minum, haus nih tenggorokan gue. "

"Ngeselin!!!"

"Nanti kalo gue gak minum terus gue kena dehidrasi pas gue belum selesai cerita gue udah mati duluan gimana?"

"Ya tinggal gue kafanin, bacain doa kubur deh. "

"Huuu.... Sadis."

"Buruan pesen sana!"

"Iya sayang, sabar dong, " ujar Nando melangkah pergi meningalkan Sasya.

Sasya menunggu Nando kembali. Tak butuh waktu lama Nando kembali dengan es krim coklat di tangannya.

"Cepet, katanya mau cerita? " ujar Sasya menatap Nando  yang sedang asyik melahap es krim.

"Iya.. Iyaa... Aduh, punya pacar gini amat gak sabaran. "

"Dari pada lo jomblo, di bully terus. "

Nando mengangkat satu alisnya, "Sebenernya banyak cewek sih yang mau sama gue. Jadi, nggak mungkin cowok ganteng kayak gue jomblo. "

"Serah lo! Buruan cerita atau gue pulang?!"

Nando menarik nafasnya pelan.

*flasback on

"NANDO!!! " teriak Sasya sebelum ia tak sadarkan diri.

Perlahan jemari Nando bergerak, tak lama kemudian mata Nando terbuka. Cahaya dari ruangan itu begitu silau, ada beberapa perawat dan juga dokter yang ada di dalam ruangan tersebut. Rita yang masih di dalam ruangan itu segera memeluk Nando dengan erat.

"Nando! Mama sayang sama Nando! " ujar Rita yang masih memeluk Nando.

"Sasya.. Sasya mana? " tanya Nando dengan pelan.

"...."

"Sas....ya.. "

Kesadaran Nando kembali menghilang. Dokter segera memeriksa kondisi Nando.

"Bagaimana keadaan anak saya dok? "

"keadaan anak ibu sudah mulai membaik. Pasien membutuhkan istirahat yang banyak agar kondisinya semakin stabil. "

Rita mengangukkan kepalanya singkat. Sebelum ia masuk ke dalam ruangan telponnya berbunyi.

"Hallo! Mama.... "

For Sunrise [COMPLETED]Where stories live. Discover now