[13]Tak ingin kehilangan [revisi]

277 12 0
                                    

Jika seseorang itu sudah berarti. Kita tidak akan pernah rela melihat dia pergi ke lain hati
-Author-
🌸🌸🌸

Setelah memulangkan Sasya dengan selamat, Nando segera berpamitan pulang.

"Lo gak mau mampir dulu?" ujar Sasya pada Nando.

"Nggak, gue lagi ada urusan. Yaudah, gue pergi dulu, salam buat nyokap."

"Oke, hati-hati," ujar Sasya yang masih berdiri di depan gerbang.

Nando melajukan motornya dengan kecepatan sedang. Entah apa yang saat ini ia rasakan. Semuanya seakan membuat kepelanya pecah. Kejadian di lapangan basket masih tak bisa Nando hilangkan di ingatannya.

*flasback on*

"Widih, datang juga lo," ujar salah satu pemain mendekat ke arah Nando.

"Kan kemaren gue dah janji sama lo pada."

"Ndo, gue mau ngomong sama lo?" ujar Rendi.

"Apa?"

"Gimana lo sama Sasya?" tanya Rendi.

Nando mengerutkan kening, "maksud lo apa?"

"Lo udah cerita ke Sasya kalo sebenernya yang donorin mata buat Sasya itu...."

"Belum waktunya," jawab Nando memotong ucapan Rendi.

"Kenapa lo nggak kasih tau aja ke dia sekarang yang sebenarnya? Lo takut?" ujar Rendi kembali.

"Kenapa juga lo harus nanya itu ke gue?!"

"Kan gue temen lo, gue gak mau lo nyakitin Sasya kayak lo nyakitin mantan-mantan lo."

"Peduli amat lo sama Sasya? Kenapa?"

"Eh, gue biasa aja kok. Gue ingetin lagi sama lo. Kalo sampek Sasya tau kebenaran dari mulut orang lain, dia bakalan marah besar sama lo, atau mungkin dia bakalan ninggalin lo," ujar Rendi dengan santai.

For Sunrise [COMPLETED]Where stories live. Discover now