[39]Diary[revisi]

229 10 0
                                    

kejarlah jika kamu memang mencintainya. Dan yakinkan dia jika kamu pantas untuk hadir di hidupnya
-Ennola
🌸🌸🌸

Vando berjalan menghampiri Nando yang sedang duduk di taman belakang. Nando mengalihkan perhatiannya saat Vando sudah duduk di sampingnya.

"Ngapain lo ke sini? " tanya Nando.

"Gue mau minta maaf sama lo. Gue sadar, gue salah udah nonjok lo. "

"......."

"Ada yang perlu lo tau tentang Ennola," ujar Vando tiba-tiba, membuat Nando menatapnya dengan tajam.

"Ennola udah meninggal. Jadi, nggak usah bahas dia, biarin dia tenang di sana. "

"Udah tau gue tentang itu. Tapi lo perlu baca ini, biar lo tau kalo lo hanya salah paham selama ini. "

Dengan ragu, Nando mengambil buku kecil yang ada di gengaman tangan Vando. Ia mengamatinya sejenak, buku itu sudah usang dan berdebu. Lalu Nando membuka halaman pertama, di sana ia mengetahui siapa pemilik buku tersebut.

Ennola plavia

"Gue nggak butuh buku ini, " ujar Nando mengembalikan buku itu kepada Vando yang masih duduk di sampingnya.

"Gue juga nggak bisa terima ini buku. Sebelum Ennola meninggal dia nitipin buku ini buat lo. Jadi, gue harus tepatin janji gue. "

Nando mendengus, "Kan lo yang janji, bukan gue. "

"Lo harus baca buku itu. Gue tau lo penasaran sama isi itu buku, tapi lo nggak mau baca karena lo takut kalo ternyata lo masih sayang sama Ennola bukan? "

"Tau apa lo tentang perasaan, nggk usah sok tau!" ujar Nando dengan ketus.

Vando berdiri, "Gue emang nggk tau tentang perasaan. Tapi gue tau apa yang lo pikirkan.  Udah bertahun-tahun kita hidup bersama. Gue udah paham apa yang ada di pikiran lo. "

Nando terdiam, ia mengamati buku yang ada di dalam dekapnya. Vando sudah berlalu, ia masuk ke dalam rumah dan meninggalkan Nando yang masih terdiam sendiri.

12 Januari 2012

Aku termangu merindumu, menanti tawamu di hadapanku. Hidupku hampa tanpa bayangmu, ingin kuberlari dalam dekapmu. Tapi kamu mengacuhkan hadirku. Ada yang kamu perlu tahu, aku mencintaimu pada detik pertama aku memandang parasmu.
-Ennola

Nando mencoba memahami kata tiap kata yang tersusun di dalam buku itu. Ia meneguk salivanya. Lalu kembali melanjutkan membaca.

14 Februari 2012

Masih berkisah tentangmu. Tentang perasaan yang tak pernah kau tahu. Tentang keegoisan sosokmu yang tak ingin berada di dekatku. Sebenarnya, apa kesalahanku hingga kau mengacuhkan hadirku? Tolong, beri tahu aku bagaimana cara melupakanmu, karena mungkin hingga detik ini dan selanjutnya aku tak pernah mampu.
-Ennola

"Vando salah, ini buat dia bukan buat gue. Karena seharusnya Ennola udah tau kalo gue suka sama dia, " ujar Nando.

Nando kembali hanyut dalam buku diary milik Ennola. Ia tak pernah tau jika Ennola mencintainya sama seperti dia yang mencintai Ennola. Tapi kenapa Ennola tak pernah mengatakan jika dia mencintai Nando? Dan kenapa justru ia mendekati Vando yang membuat Nando terbakar api cemburu? Apa sebenarnya yang terjadi di antara mereka bertiga? Antara Nando, Vando, dan juga Ennola.

29 April 2012

Kamu terlalu kaku untuk mencintaiku. Sebenarnya aku sudah tau isi hatimu. Tapi aku lebih memilih diam untuk menunggu. Menunggumu mengakui perasaan yang seharunya tertuju untukku.  Kamu adalah bintang yang tak bisa kudapatkan, yang hanya mampu kuharapkan untuk mengisi malamku yang kelam. Aku menunggu, sebuah kepastian yang keluar dari mulutmu. Tapi, justru kamu semakin jauh dari dekapku. Apa yang sebenarnya terjadi pada hatimu? Tak pantaskah diriku bersanding denganmu? Menemani hari-harimu, dengan tawaku? Tolong jawab aku.
-Ennola

"Karena gue tau Vando sebenarnya suka sama lo. Dan gue berusaha jauhin lo karena gue nggak mau nyakitin kakak gue sendiri, " ujar Nando sendirian.

30 Desember 2012

Selamat ulang tahun Nano... Aku berharap suatu saat nanti kamu membaca buku ini. Mungkin saat itu aku sudah berada jauh dari kamu. Aku tak akan pernah tau bagaimana perasaanmu yang sebenarnya. Kamu enggan menyapaku. Jangankan menyapaku, menatapku saja kamu tidak mampu. Hari ini, hari kelahiranmu dan juga hari kelahiranku. Nano, masih ingat kamu panggilan itu? Karena aku masih mengingatnya. Kita lahir di tanggal yang sama, di jam yang sama pula, tapi ternyata itu hanya sebatas kebetulaan semata. Teryata Tuhan menakdirkanmu bukan untukku, bukan aku yang pantas ada di hatimu. Maafkan aku karena terlalu berharap padamu.
-Ennola

"Gue juga masih ingat pertama kali lo manggil gue dengan sebutan Nano. Waktu itu usia lo 5 tahun. Lo nyuruh gue beliin balon. Gue juga inget lo ngomong apa 'Nano beliin Enna balon'. Gue nyesel pernah benci sama lo En, " ujar Nando membenamkan wajahnya di kedua kakinya.

1 Januari 2013

Awal tahun yang menyenangkan, karena apa? Karena aku tau apa yang sebenarnya terjadi di antara kita bertiga. Nano mencintaiku, aku mencintai Nano. Tapi Vano juga mencintaiku, tapi aku hanya mengangapnya seperti kakakku. Aku benci karena kamu justru menjauhiku karena kakakmu. Tapi sebenarnya kamu ingin menjadikanku milikmu. Nano, kamu perlu tahu apa alasan aku menjauhimu. Awal tahun itu, aku baru tau tentang penyakitku. Ternyata usiaku tak akan lama lagi. Aku berharap kamu akan tau dan memberiku semangat untuk maju. Aku sengaja menjauh darimu, karena aku nggak mau membiarkanmu jatuh cinta sendirian. Aku akan meninggal jika kamu ingin tahu, aku rapuh, aku butuh pelukanmu Nano. Tapi justru Vano yang ada untukku. Aku tau, kamu membiarkanku dekat dengan Vano dan membiarkanmu terluka sendirian. Maafkan aku Nano, mungkin ini kesalahanku karena aku terlalu mencintaimu. Dan aku terlalu munafik untuk jujur padamu.
-Ennola

"Lo nggak salah, gue yang salah. Gue pengecut! Gue nggak mau ngakuin perasaan gue. Gue terlalu pengecut! "

19 Mei 2013

Nano, aku pamit. Sebelum aku menutup mata, masih ada kata-kata yang ingin kuutarakan.
1. Aku masih mencintaimu sampai kapanpun.
2. Apa kamu masih ingat gadis buta yang kamu tolong waktu itu? Aku ingin mendonorkan mataku untuknya. Dia cantik, dan sejak awal pertemuan itu aku tau kamu mulai menyukainya. 3. Aku juga baru tau ternyata Vano juga mengenalnya. Ia mencintai gadis itu. Dan kamu, selalu mengkhawatirkan keadaan gadis yang kamu sendiri tak pernah tau namanya. 4. Aku sedih menyadari itu semua. Karena aku ternyata sudah tak ada artinya bagi kalian.
5. Yang terakhir, aku harap gadis itu tak bernasip sama denganku Nano.

Nano, kamu terlaku baik memberikan semuanya yang kamu mau untuk orang lain. Tapi ingat, kejarlah jika kamu memang mencintainya. Dan yakinkan dia jika kamu pantas untuk hadir di hidupnya. I always love you Nano. Goodbye,  my friend.....

"Gue begok! Maafin gue En. Gue begok! Gue pengecut! Gue..."

"Nggak usah nyalahin diri lo sendiri. Ini semua udah taktir Tuhan, " ujar Vando kembali menemani Nando.

"Lo udah baca buku ini?" tanya Nando dengan bingung.

"Buku itu buat lo, jadi gue nggak berhak baca. Jangankan baca, gue buka aja gue nggak berhak. "

"Lo emang kakak gue yang baik, maafin gue."

Vando tersenyum, "Lo adik gue yang baik. Maafin gue udah rebut Ennola dari lo."

"Gue yang pecundang nggak berani ungkapin perasaan gue sendiri. "

"Syukur lo udah sadar. Kalo lo belum sadar, sekarang juga lo gue hajar, " ujar Vando.

"Udah sering lo tonjok muka gue, tapi maaf lo masih kalah ganteng sama gue. "

"Anjir... Najiss lo.... "

"Hahhaha..... Udah ah gue mau masuk. Dingin di sini. "

Nando melangkah pergi meninggalkan Vando yang berdiri menatap pungung Nando yang mulai menjauh.

Sorry gue boongin lo. Gue udah baca diary Ennola, dan gue sadar lo adik gue yang paling baik. Tapi masalah kita belum selesai, batin Vando.
===

Vote+coment
-brilliantradhea

For Sunrise [COMPLETED]Where stories live. Discover now