[34]Sebuah Hubungan? [revisi]

236 11 0
                                    

Kamu tau kenapa aku pindah kelain hati? Karena kamu udah nggak pantas aku harapkan untuk hadir di hidupku lagi.
-Sasya
🌸🌸🌸

Liburan akhir semester sudah selesai, kini waktunya Sasya kembali lagi ke Jakarta. Kota penuh kenangan, yang kini mulai bisa ia lupakan. Meski belum sepenuhnya Sasya lupakan.

Tok! Tok!

Sasya membuka pintu rumahnya, "Siapa ya... "

"Hai, apa aku nganggu kamu? " ujar Vando yang di balas gelengan kepala Sasya.

"Hari ini aku akan kembali ke Jakarta. "

Vando menganguk paham mendengar penjelasan Sasya, "Mama kangen sama kamu katanya, dia nyuruh aku jemput kamu. "

"Tante Rita ada di Bandung? " tanya Sasya mengerutkan kening. Setelah kejadian di rumah sakit beberapa bulan yang lalu, sejak saat itu Sasya tak pernah lagi bertemu dengan Rita. Bahkan mama dan papa Sasya juga tidak tahu kemana perginya Rita.

"Kita punya satu rumah di Bandung. Kata mama dia kangen sama almarhum papa, jadi dia mau pindah ke rumah yang ada di sini. Banyak kenangan berharga katanya. Yaudah, ayo berangkat."

Sasya menganguk singkat. Masih banyak kejangalan di dalam pikirannya. Ada sesuatu yang tante Rita sembunyikan darinya.

Gue yakin, lo masih hidup Nan, batin Sasya.

===

"Asalamualaikum, mah! Sasya udah dateng nih! " teriak Vando dengan keras.

"Kamu ini, jangan teriak-teriak kalo lagi di rumah, kebiasaan! " ujar Rita menuruni tangga.

Tatapan Rita bertemu dengan Sasya. Sasya hanya diam, hanya dengan menatap Rita, Sasya tau ada yang di sembunyikan.

"Sya, udah lama kita nggak ketemu. Kamu apa kabar? Gimana mama sama papa kamu? "tanya Rita.

"Baik semua tan. Gimana kabar tante dan juga.......... Nando? " tanya Sasya dengan hati-hati.

Rita terdiam, ia menyembunyikan kekagetannya. Rita mencoba menormalkan suaranya, "Tante baik. "

"Ikut aku yuk Sya, " ujar Vando menarik tangan Sasya.

Vando membawa Sasya ke taman belakang. Mereka duduk di kursi yang tak jauh dari kolam renang.

"Kamu utang penjelasan denganku, " ujar Vando tiba-tiba.

"Penjelasan? Apa yang harus aku jelasin ke kamu? "tanya Sasya semakin bingung.

"Hubungan kamu dengan Nando. "

"Kita pacaran. "

"Sejak kapan? Jelasin ke aku," pinta Vando.

Sasya menghela nafas sejenak, "Setelah kamu pergi, Nando nyimpan dendam sama aku. Aku juga nggak tau kenapa dia dendam sama aku. Mungkin karena hubungan kamu sama Ennola dulu. "

"Aku hanya anggap Ennola adek aku. Sama seperti aku mengangap Nando."

"Menurut kamu begitu, tapi tidak menurut Nando. Aku benci karena Nando terus saja mengacaukan hidupku. Sampai aku, jatuh cinta sama dia. Sampai.... Semua rahasia terbongkar. Aku marah sama Nando, aku benci karena Nando nyembunyiin semuanya dari aku. Dan aku menyesal pernah benci sama dia. Karena....."

"Karena ternyata kamu masih cinta sama Nando? Benar bukan? " tanya Vando memotong ucapan Sasya.

Sasya diam, kenapa di saat dia sudah benar-benar berhasil melupakan Vando. Justru lelaki itu kembali hadir di hadapannya? Menanyakan bagaimana perasaannya setelah sekian lama ia hilang dari kehidupan Sasya.

"Selesai. "

Sasya kembali mengerutkan keningnya, "Selesai? Maksudnya? "

"Hubungan kita. Kamu menghianati hubungan kita. Dan sekarang bukan lagi aku yang kamu inginkan hadir di hidupmu, tapi Nando, " ujar Vando mengengepalkan tangannya mencoba menahan emosinya.

"Aku penghianat? Lalu, kamu apa? Kamu udah pergi ningalin aku. Terus sekarang kamu kembali lagi di dalam hidupku, setelah ada lelaki lain yang berhasil membuatku melupakan kamu. Apa kamu tau gimana perasaan aku waktu tau kamu pergi? Waktu tau kamu meningal? Aku hancur kalo kamu mau tau! "

"Tapi nyatanya kamu udah berhasil pindah kelain hati, secepat itu, " ujar Vando.

Sasya mendengus, "Kamu tau kenapa aku pindah kelain hati? Karena kamu udah nggak pantas aku harapkan untuk hadir di hidupku lagi."

"Aku kira kamu akan nunggu aku kembali. Sama seperti sekarang kamu nunggu Nando kembali. "

"Ada saatnya di mana menunggu itu membosankan. Dan aku sudah bosan menunggu kamu kembali, lima bulan bukan waktu yang singkat Van. "

Vando bangkit dari duduknya, "Apa bedanya sama sekarang?! Aku tau kamu masih berharap Nando kembali. "

"......"

"Kenapa kamu diam?! Bisu?!"

"Kenapa kamu jadi kasar sama aku? " ujar Sasya dengan pelan. Namun, masih bisa didengar Vando.

"Karena aku masih sayang sama kamu! Aku nggak mau kehilangan kamu, lagi!"

Sasya menahan nafasya. Ia dapat melihat sorot mata Vando yang menyala menatapnya. Nando tidak pernah memarahi Sasya seperti ini. Air mata Sasya tak bisa tertahan lagi. Perlahan isakannya semakin keras.

===

Dari tempat Vando dan Sasya berdiri ada satu pasang mata menatap mereka dengan geram. Lelaki itu mengepalkan tangannya kuat, nafasnya memburu. Ia tidak suka melihat gadis itu menangis. Namun, keadaan membuatnya tidak berdaya. Ia mengutuki dirinya sendiri yang begitu lemah.

===

"Maaf, aku nggak bermaksud buat kamu sedih," ujar Vando mendekat ke arah Sasya.

Sasya menangkis tangan Vando yang ingin memegang pipinya, "Lo jahat, mulai sekarang jauhin gue! "

"Sejak kapan kamu ngomong 'lo-gue' sama aku? "

"Sejak lo udah kasar sama gue! Lo itu harusnya sadar, kenapa gue berubah. Gue nggak akan berubah kalo lo nggak pergi ninggalin gue. Dan sekarang, lo kembali dan bilang kalo gue udah menghianati hubungan kita?"

Sasya menghela nafasnya sejenak, "Gue masih bingung, hubungan apa yang lo maksud?! Sejak lo pergi ninggalin gue, gue anggep hubungan kita berakhir. Jadi, jauhin gue! "

Sasya melangkah pergi meninggalkan Vando. Sebelum melangkah jauh pergelangan tangan Sasya di tahan Vando.

"Sekarang, kamu harus jadi milikku," ujar Vando di telinga Sasya.

Sasya mendengus, nafasnya mulai memburu, "Jangan berharap sama gue. Karena gue akan kasih lo harapan yang sia-sia. "

Rahang Vando mengeras, ia melepas pergelangan tangan Sasya. Sasya segera berlari menjauh dari Vando.

"Sasya mau kemana? " tanya Rita.

"Sasya mau pulang tan."

"Padahal ada yang tante mau omongin sama kamu. "

"Sasya! " teriak Vando dari belakang.

"Maaf tan, kayaknya Sasya harus pulang sekarang. Sasya pamit dulu tan. "

"Hati-hati Sya. "

Sasya mengangguk kan kepalanya sebelum melangkah pergi. Vando hanya bisa menatap pungung Sasya yang mulai menjauh.

"Dia beda mah, bukan Sasya yang dulu Vando kenal, " ujar Vando pada mamanya.

"Berubah itu wajar Van. Mungkin Sasya masih butuh waktu sendiri, biarin dia sendiri dulu. "

"Apa waktu yang Vando berikan selama ini kurang? Semua gara-gara Nando. Nando yang udah ngerubah Sasya. "

"Van, nggak baik nuduh orang. "

Kita lihat aja nanti. Sasya akan jadi milikku, batin Vando.
===

Vote+coment
-brilliantradhea

For Sunrise [COMPLETED]Where stories live. Discover now