[22]Rencana[revisi]

230 17 0
                                    

Gue emang brengsek, tapi gue masih bisa hargai cewek
-Nando

🌸🌸🌸

Sepulang sekolah Martin langsung menjengguk Nando sendiri.

"Nandonya ada tante? " tanya Martin kepada perempuan di hadapannya itu.

"Ada, langsung aja ke kamarnya. "

Martin mengangguk singkat dan langsung pergi ke kamar milik Nando.Sebenarnya tadi ia sudah mengajak Rendi untuk menenggok Nando. Tapi,  Rendi menolaknya. Kedatangan Martin ke sini selain untuk menjenguk Nando ia juga akan menyampaikan rencana busuk Rendi.

Tok! Tok!

"Masuk! "

Mendengar jawaban itu,  Martin masuk ke dalam kamar Nando.  Ia bisa melihat sahabatnya yang benar-benar memprihatinkan. Kamar yang gelap dan berantakan, ia juga bisa melihat kantong mata milik Nando.

"Lo beneran sakit? Gue kira lo bolos," ujar Martin.

"Walaupun gue sakit,  gue tetep tampan. Gak kayak lo,  sakit gak sakit tetep aja jelek. "

"Buset! Itu mulut kalo ngomong kayak cabe aja pedes," ujar Martin.

Nando kembali terdiam,  "Lo datang sendirian? "

Martin menenggok ke belakang.  Lalu mengangkat bahu acuh,  "Ada Sasya. "

Hanya dengan mendengar nama perempuan itu disebut membuat Nando kembali bersemangat,  "Beneran lo?! Di mana Sasya? "

Martin menempelkan tangannya ke kening Nando, "Anget pala lo, gue cuma bercanda. "

Gue kira lo masih nyimpen sedikit perhatian buat gue Sya,  nyatanya nggak,  batin Nando.

"Sebenarnya kedatangan gue ke sini selain nenggokin lo gue mau ngomong sesuatu sama lo. "

"......"

"Tentang rencana Rendi ke Sasya, " ujar Martin membuat Nando menaikkan alisnya.

*flasback on

"Lo tau gak Tin? Gue bakalan ngajak Sasya muncak besok," ujar Rendi menyungingkan senyum.

Martin hanya menatap Rendi datar, "Emang Sasya mau sama lo? Bukannya dia masih pacar sahabat lo sendiri? "

"Kenapa emangnya kalo dia masih pacar Nando? Gue gak peduli!"

"Kalo lo suka sama Sasya lo bisa bersaing sehat sama Nando. Nggak usah ngadain acara penikungan, dan lo gak berhak cerita apapun dengan Sasya tentang kehidupan Nando!" ujar Martin yang mulai kehabisan kesabaran

"Gue hanya nggak mau lihat cewek yang gue sayang dibohongin sama Nando! "

Rendi menyungingkan senyum, "Kenapa lo ngehancurin persahabatan kita hanya karena cinta?!"

"Bukan gue yang ngehancurin persahabatan Kita. Nando aja yang baperan. Gue kan cuma ngungkapin fakta yang gue tau!"

Sorot mata Rendi menatap Martin dengan tajam,"Mau lo apa sih Ren? "

"Mau gue milikin Sasya. Dan besok pas gue ngajak dia ke gunung, dia bakalan jadi milik gue selamanya. "

"Rencana busuk apa yang udah lo rencanain?! Jangan bilang lo mau... "

"Kalo iya kenapa? Gue bakalan lakuin apa aja, asal Sasya jadi milik gue!"

"Lo gila! Sama aja lo bakal ngehancurin masa depan Sasya. Kalo lo sayang sama dia, bukan berarti lo harus ngerusak dia!"

"Gue gak peduli. Gue mau pulang dulu," ujar Rendi menepuk pundak Martin yang masih diam di tempat.

*flasback off

"BRENGSEK! gue gak akan biarin Sasya pergi sama dia! " ujar Nando memukul tembok.

"Santai,santai."

"Gimana gue mau santai? Pacar gue mau diperkosa sama Rendi terus gue bakalan diem?! Gue emang brengsek, tapi gue masih bisa hargai cewek!"

Martin menepuk pundak Nando,ia mencoba menenangkan sahabatnya itu. Nafas Nando masih memburu. Ia tak habis pikir dengan Rendi. Kenapa Rendi tega merencanakan hal sebusuk itu.

Gue gak akan biarin lo ngerusak cewek gue, batin Nando.

Martin menatap Nando yang tersenyum sendiri, "Hey! Lo gak gilakan? Ngapain lo senyum sendiri? "

"Gue punya rencana.  Gue bakalan nyamperin Sasya dan bilang semua rencana busuk Rendi. "

Mendengar ide dari Nando, membuat Martin memutar matanya, "Lo kira Sasya bakalan percaya sama omongan lo? Bukannya Sasya masih benci sama lo? "

"Ah, shit! Terus gue harus ngapain? Gue gak mau Rendi nyakitin Sasya."

Martin hanya mengangkat bahunya. Nando mengacak rambutnya frustasi. Nando melangkah meningalkan Martin. Merasa ada hal yang tidak beres. Martin segera mengikuti Nando. Ia berdiri menghalangi jalan Nando, membuat Nando sedikit marah kepadanya.

"Minggir lo! "

"Gue tau lo emosi! Tapi jangan gegabah lo, " ujar Martin.

"Gue udah kenal Rendi lama. Dan gue tau, kalo Rendi udah punya kemauan dia nggak bakalan nyerah!"

Martin menghembuskan nafasnya, "Maka dari itu, lo gak boleh gegabah. Lo harus punya strategi buat mengagalkan rencana Rendi. "

"Sekarang juga gue mau ke rumah Rendi. Gue mau nonjok dia sekarang juga! Kalo perlu gue bunuh dia! "

"EH, BUSET!  kutukupret lo! Sok berani lo mau bunuh orang. Pegang pisau aja kagak bisa, "gerutu Martin.

"Pakek gunting masih sanggup gue. "

"Ih abang Nando, ngelawak. Jadi tambah ganteng," ujar Martin.

"Najis! Brisik, minggir lo!"

"Lah, dari pada lo, bunuh orang pakek gunting, sekalian jadi tukang cukur aja sono. "

"Gue cukur juga itu mulut," ujar Nando melangkah pergi meninggalkan Martin.

Martin terus mengejar Nando. Ia tidak mau Nando menonjok Rendi. Bagaimanapun juga mereka sahabat Martin. Dan Martin nggak akan bisa diam melihat keduanya berkelahi.

"Nando! Heh, lo mau kemana? Kan udah gue bilang jangan samperin Rendi dulu, lo masih emosi."

"Siapa juga yang mau nyamperin Rendi," jawab Nando.

"Terus lo mau kemana? Lo ke dapur pasti mau ambil pisau kalo nggak gunting kan? "

"Siapa juga yang mau ke dapur? " tanya Nando.

"Lah ini lo di dapur, begok! "

"Gue cuma lewat, gue mau boker. Mau ikut lu? Apa mau nyebokin gue? " tanya Nando yang berhasil membuat Martin emosi.

"Anjir lo! Lo gak tau gue udah ketakutan kayak orang nahan boker."

"Makanya gue tanya sama lo,  mau boker gak lo? "

Martin memeganggi perutnya begitu juga dengan Nando, "Tau aja lo, tai! "

Martin berjalan mendahului Nando. Martin memegangi pantatnya, ia sudah tidak bisa menahan.

"Buset! Lo kentut ya?! Dasar curut lo!"

"Maaf, kelepasan! "ujar Martin yang segera berlari masuk ke dalam kamar mandi.

Nando kembali memikirkan Sasya. Sudah beberapa hari ini gadis itu enggan menghubunginya. Bahkan chat nya saja tidak ada yang dibaca.

Lo berhak marah sama gue. Dan gue juga masih berhak lindungin lo, karena gue masih sayang sama lo, batin Nando.
====

Vote+coment
-brilliantradhea

Salatiga, 2 Januari 2018
11.34am

For Sunrise [COMPLETED]Where stories live. Discover now