[11]Tentang Ennola [revisi]

340 41 43
                                    

Dia hanya masalalu yang pernah gue perjuangkan. Dan lo, masa depan yang gue pertahankan
-Nando
🌸🌸🌸

"Selamat pagi kesayangan," ujar Nando yang kini sudah berada di depan rumah Sasya.

"Pagi juga pacar," ujar Sasya.

"Yaudah, ayok berangkat entar keburu siang."

====

Karena Sasya dan Nando berada dalam satu kelas, hal itu semakin memudahkan mereka untuk selalu bersama.

"Cie yang udah jadian," ujar Nera.

"Ehem, pacar baru di sayang-sayang," ujar Martin.

"Bacot lo," ujar Nando.

"Galak amat pak," ujar Martin.

"Hei curut! Lo udah cerita tentang Ennola ke Sasya?" tanya Rendi.

"Ntar aja."

"Jangan kelamaan," ujar Rendi yang dibalas anggukan kepala Nando.

"Ikut gue yuk!" ujar Nando menarik tangan Sasya tanpa menunggu jawaban perempuan itu.

Sasya hanya diam mengikuti Nando yang sedari tadi tidak menjelaskan mereka akan pergi ke mana. Mereka menghentikan langkah kakinya setelah sampai di tempat yang Nando maksud. Gedung tua yang selalu mereka gunakan untuk menghabiskan waktu bersama.

"Kenapa lo ngajak gue ke sini?" tanya Sasya melepaskan pergelangan tangannya dari Nando.

"Ada yang perlu gue jelasin ke lo," jawab Nando.

Sasya mengambil posisi duduk di sampingnya Nando yang kini menundukkan kepalanya.

"Lo mau jelasin apa?"

"Gue mau jelasin tentang Ennola," jawab Nando.

*Flashback on*

Nando menarik tangan seorang gadis yang sedang menikmati hujan. Ia tak mau perempuan itu jatuh sakit nantinya.

"Nanti kamu sakit," ujar Nando menggingatkannya.

"Nggak akan," ujar Ennola menarik tangan Nando agar mengikutinya bermain hujan.

"Kamu harus ikut hujan-hujan agar kamu tau rasanya bahagia," ujar Ennola.

Nando menuruti perkataan Ennola. Dia selalu berhasil membuat Nando menuruti apapun perkataannya.

"Cukup Ennola! Berhenti bermain," ujar Nando menarik tangan Ennola.

"Enggak Nando, aku nggak mau," jawab Ennola mengerucutkan bibirnya.

"Kalo kamu nggak mau, aku akan..."

"Akan apa?" Tantang Ennola.

"Cium kamu."

Ennola tetap saja menikmati rintikan hujan yang membasahi wajahnya. Ia tidak sedikitpun memperdulikan ucapan Nando.

"Ennola aku nggak bercanda," ancam Nando sekali lagi.

Ennola mendekat ke arah Nando berdiri. Ia memeluk lelaki yang satu tahun lebih tua darinnya. Nando membalas pelukan Ennola, perempuan yang kini mengisi hatinya. Entah perasaan itu terbalas atau tidak Nando tidak memperdulikannya karena ia sangat menyayangi gadis kecilnya itu.

For Sunrise [COMPLETED]Where stories live. Discover now