[05]Sunrise Kedua[revisi]

531 82 80
                                    

Masalalu hadir
bukan untuk dilupakan
tapi untuk menjadi sebuah kenangan
~Author
🌸🌸🌸

Sasya melangkahkan kakinya dengan sedikit ragu. Tempat ini sudah terlalu lama tak ia kunjungi. Dulu Sasya suka menghabiskan waktunya di danau ini dan tentunya bersama seorang yang bernama Vando.

Hari ini mata Sasya masih terlihat sembab akibat kebanyakan menangis tadi malam. Entah berapa lama Sasya membuang air matanya itu untuk Vando.

Sasya memang sengaja pergi ke tempat ini pada dini hari karena alasanya ia ingin kembali menikmati sunrise. Walaupun sunrise mengigatkan Sasya tentang masa lalunya.

Melupakan seseorang bukan berarti merubah kehidupan kan? Jadi bagi Sasya melupakan Vando bukan hal yang mudah baginya. Vando sudah menjadi bagian dari kehidupanya. Tapi sepertinya lelaki itu lebih memilih pergi meningalkan Sasya.

Kemarin pas gue ke rumah Nando dia bilang nggak kenal sama Vando. Terus kenapa bisa surat dari Vando buat gue ada di Nando? Sebenernya dia siapa sih? Batin Sasya.

Di tengah lamunanya Sasya melihat bayangan seseorang yang berdiri di belakangnya. Sasya segera membalikkan badan untuk melihat sosok tersebut.

Matanya membulat saat Sasya menemukan Nando berdiri di hadapanya mamasang muka datarnya.

"Lo ngikutin gue ya?" Ujar Sasya.

"Jadi orang jangan ke pedean deh, emang cuma lo yang boleh pergi ke danau ini?" Sasya hanya terdiam.

Lagi-lagi mereka saling diam. Nando juga tidak tahu jika Sasya ada di danau yang sama dengannya.

Kenap gue harus ketemu sama lo sih, lo yang bikin hidup gue berantakan dan sekarang lo masih berani muncul di hadapan gue? Apa begini cara lo bahagia dengan ngerusak kebahagiaan gue? Dasar lo cewek pembawa sial, lo hanya bikin hidup gue sial, batin Nando.

Melihat dirinya di amati dari tadi membuat Sasya sedikit risih. Nando terus saja melihat Sasya dengan tatapan mematikan seolah Sasya adalah mangsa yang ingin Nando makan sekarang juga.

"Ng..ngapain lo liatin gue?" ujar Sasya membuyarkan pikiran Nando. Nando hanya memperlihatkan senyum yang sangat ia paksakan.

"Lo jelek pasti tadi malem lo nangis."

"Kalo lo ngak suka yaudah ngak usah di lihatin, lagian ini bukan urusan lo."

"Terus apa yang lo tangisin? Mantan pacar lo?" Pertanyaan itu terlontar begitu saja dari mulut Nando. Sebenarnya Nando bukan seorang yang ingin tahu tentang kehidupan orang lain tapi rasanya itu tidak berlaku untuk kehidupan Sasya.

"Apa lo tuli? Gue bilang ini bukan urusan lo, lagian ini hidup gue bukan hidup lo jadi ngak usah repot-repot ngurusin hidup gue. Belum tentu hidup lo bener," ujar Sasya kesal. Sasya paling tidak suka jika ada orang yang mengusik kehidupan pribadinya. Baginya hidup-hidup Sasya jadi orang lain tak perlu mengetahuinya.

For Sunrise [COMPLETED]Where stories live. Discover now